Karena kebencian Saul, Daud
harus melarikan diri dari suatu tempat ketempat lain. Suatu kali, Daud
bersembunyi dipadang gurun Zif dan Saul datang hendak menyergapnya. Daud berada
dalam keadaan terjepit. Tidak ada jalan keluar untuk meluputkan diri, seperti
permainan catur dimana posisi Raja telah ditaklukan lawan, yang ada hanya
menantikan kekalahan. Tiba-tiba, seseorang datang berseru kepada Saul untuk
mengundurkan diri karena kerajaannya diserang oleh orang Filistin. Dengan
terpaksa Saul menghentikan pengerjaran itu untuk mempertahankan kerajaannya.
Daud luput dari kekalahan hanya karena campur tangan Tuhan yang supernatural.
Demikianlah tempat itu disebut Gunung Batu Keluputan. Artinya, Tuhan datang
menyatakan pertolonganNya dengan ajaib ditengah situasi yang tanpa harapan.
Terluput karena dibawah keperkasaan Tuhan. apa yang akan kita lakukan jika kita
diperhadapkan pada situasi yang dihadapi Daud? Menyerahkan diri kepada
kekalahan atau tetap berdiri teguh memercayai pertolonganNya yang tak pernah
terlambat? Pengalaman Daud dimasa lalu ketika menghadapi singa dan beruang , Maupun
Goliat, telah membentuk benteng Rohani didalam dirinya untuk tidak mudah menyerah
kepada keadaan, sehingga kepungan pasukan Saul tidak menggoyahkan Imannya. Jika
Tuhan telah menolong dan membuktikan keperkasaanNya dimasa lalu, Ia pun akan
muncul disaat-saat berikutnya.
Benteng Rohani yang tidak mudah
menyerah adalah hal yang harus kita bangun didalam diri kita, karna disitulah
pintu bagi mujizatNya dinyatakan. Kita memang tidak pernah tahu kapan dan
bagaimana Tuhan akan menolong. Bagian kita hanyalah tidak menyerah kepada
keadaan apapun. Memang bukan hal mudah untuk memiliki iman sebesar biji sesawi
ditengah kegentaran dan kekhawatiran yang serasa menjalar disetiap pembuluh
nadi kita. Tidak mudah untuk berdiri teguh sementara keadaan yang ada membuat
lutut kita lemas. Namun, disitulah terletak pembelajaran iman yang memiliki
nilai tertinggi. Kita tidak akan mengalami “Gunung Batu Keluputan” jika
memiliki mental yang rapuh dan membiarkan diri berjalan dari suatu kekalahan ke
kalahan yang lain. Mental yang menyerah kepada keadaan muncul karena
membayangkan diri bagaikan semut yang berdiri dihadapan gajah yang harus
dikalahkan. “bagaimana mungkin?” pikiran membatasi iman, tapi iman mampu
mengalahkan pikiran. Jika hal ini menjadi konsep kekeristenan kita, maka kita
siap untuk menjadikan segala ketidakmungkinan menjadi mungkin. Ketika Daud
menyerang singa, beruang dan Goliat, maupun bertahan dengan tenang menghadapi
Saul, ia membawa konsep ini bersamanya dan berkata, “supaya seluruh bumi tahu, bahwa Israel memiliki Allah…Tuhan
menyelamatkan bukan dengan pedang dan bukan dengan lembing. Sebab ditangan
Tuhanlah pertempuran….” Kemenangan hanya ada ditanganNya.
Ayat-ayat pendukung:
1.
Matius 28 : 20
2.
Kejadian 26 : 24
3.
Yosua 8 : 1
4.
Bilangan 14 : 9
No comments:
Post a Comment