Ketika Paulus menulis surat terakhirnya dari Penjara
Mamertine di Roma, ia tahu bahwa hidupnya di dunia I memberitakan bahwani akan
segera berakhir. Dia dengan setia memberitakan khabar baik, dan meskipun ia sudah diperingatkan bahwa dia akan
ditangkap jika ia terus memberitakan Injil, ia tetap bertahan..
Itulah mengapa ia dirantai di tempat yang menyedihkan,
primiotif, sempit, dan seorang diri. Namun
kata-katanya bergema dengan sukacita dan harapnn, bukan dengan depresii dan
putus asa.
“Aku
telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku
telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang
akan dikaruniakan kepadaku oleh tuhan. Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi
bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan
kedatangan-Nya” (2 Tim 4:7-8).
Surga
ada dihadapan Paulus, dan dia menantikannya. Sekarang dalam kasus Paulus, Ia
memiliki pengalaman unik tentang
kematian, pergi ke Surga, dan kembali lagi ke bumi. Itu lah sebabnya ia
sebelumnya menulis, “karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah
keuntungan”. (Filipi 1 : 21). Paulus memahami bahwa surge adalah suatu kenaikan
tingkat. Itu adalah sebuah penobatan Paulus tau ia akan pergi, dan dia tidak
menyesali hidupnya. Semua yang telah Allah perintahkan kepada Paulus, telah ia
lakukan. Ada rasa penyelesaian atau penggenapan bahwa ia telah menjalani hidup
yang bermakna.
No comments:
Post a Comment