Pada zaman itu orang berpenyakit kusta tidak dapat
disembuhkan. Sebab itu penyakit kusta dianggap sebagai kutukan Tuhan. Para penderita
penyakit kusta diasingkan ke pinggiran kota. Mereka dikucilkan dari masyarakat
dan sanak keluuarganya. Secara social mereka sudah mati walau masih hidup.
Sembuh berarti mendapatkan kembali kehidupan dan masa depannya’
Seorang
penderita kusta mendengat bahwa Yesus dapat menyembuhkan orang sakit.
Kesempatan tidak disia-siakannya ketika Yesus datang ke daerah tempat
tinggalnya. Ia dating kepada Yesus minta disembuhkan. Hati Yesus tergerak oleh
belas kasihan dan menyembuhkannya. Ia sangat bergembira karena dengan demikian
ia mendapatkan kembali kehidupan sosialnya dan masa depannya. Ia dapat kembali
ketengah-tengah masyarakat dan keluarganya. Karena luapan kegembiraannya, ia
memberitakan peristiwa itu kemana-mana. Padahal Yesus sudah wanti-wanti
berpesan agar peristiwa itu jangan diberitahukan kepada siapapun.
Kita
sudah dibebaskan oleh Yesus dari kuasa dosa, maut dan Iblis. Pembebasan itu
membuat kita bersukacita. Kita tentu tidak ingin menyimpannya hanya unuk diri
kita sendiri. Kita ingin berbagi sukacita itu dengan orang-orang lain. Kita
rindu agar sukacita itu pun dimiliki oleh saudara-saudara kita. Dorongan itulah
yang menggerakkan kita untuk mengabarkan Injil.
No comments:
Post a Comment