Mengapa jalan itu adalah jalan yang sempit? Mengapa jalan itu sukar?
Apakah karena Allah ingin membuat hidup kita ini menjadi susah? Mengapa
Dia tidak membuat kehidupan orang Kristen menjadi lebih mudah? Namun
saya bersyukur karena Yesus selalu jujur sepenuhnya dengan kita. Yesus
tidak pernah menggoda kita dengan kata-kata yang manis. Dia tidak
memberikan kita obat berlapis gula. Ia tidak memberikan janji palsu. Dia
selalu berkata, "Aku sangat senang engkau mau mengikut aku, tetapi
ketahuilah bahwa jalannya sangat sukar."
Apakah sukar mengerjakan kehendak Allah? Hal ini sangat bergantung
kepada kita. Akan sangat sukar jika kita sudah terbiasa mengikuti
kehendak kita sendiri. Sangat susah melakukan kehendak Allah Bapa di
surga jika kita sudah terbiasa tidak taat. Jalannya sangat amat sukar
jika kita selalu ingin mengambil jalan kita sendiri.
Saya sangat heran mengapa
anak-anak kecil suka mempersulit hidup mereka
sendiri dengan bersikeras mau melakukan kemauan mereka sendiri. Pagi
ini, anak perempuan saya mengenakan baju merah yang cantik. Tetapi dia
merasa bahwa baju itu terlalu pendek karena rok yang pendek tidak lagi
popular. Dia berkata, "Baju ini terlalu pendek." Dia ingin agar baju
itu
diperpanjang lagi sekitar tiga atau sampai lima sentimeter. Ibunya
berkata kepadanya, "Tapi baju ini tidak dapat dipanjangkan lagi."
Jadi,
dia menggerutu dan mengomel tentang bajunya. Akhirnya ibunya berkata,
"Baiklah, pakai saja baju yang lain." Tetapi ia tetap mau memakai baju
merah itu tetapi harus diperpanjangkan dulu. Hanya gara-gara baju ini,
kami harus membuang begitu banyak waktu.
Tentu saja, setiap orang tua ingin agar anak mereka terlihat manis.
Mengapa dia tidak mau memahami bahwa apa yang dia khawatirkan juga
merupakan kekhawatiran kita? Namun cara anak-anak bertingkah seolah-olah
orang tuanya ingin membuat dia terlihat sangat jelek, dan dengan
demikian, dia harus membela serta melindungi kepentingannya.
Bukankah kita juga sangat pintar dalam hal menyusahkan hidup kita
sendiri? Mengapa setiap kali Tuhan menyuruh kita untuk mengerjakan
sesuatu, kita memprotes, membantah dan mengeluh? Apakah kita pikir bahwa
Allah kurang mempedulikan kesejahteraan kita dibandingkan dengan
kepedulian kita pada diri kita sendiri? Itu sebabnya, di dalam perikop
yang sebelumnya, Yesus megajarkan kita, "Tidakkah kamu mengerti bahwa
Bapamu di surga sangat peduli kepadamu, bahwa Dia mengasihi serta
menyayangimu? Belum mengertikah kamu akan hal itu? Kalau kamu sudah
mengerti, lalu mengapa hal mengerjakan kehendak-Nya itu menjadi susah,
padahal kehendak-Nya itu demi kebaikanmu?" Mengapa kita mempersulit
hidup kita sendiri dengan cara memprotes dan memaksakan jalan kita
sendiri?
Jadi, sebenarnya jalan Allah bukanlah jalan yang sukar. Jalan itu
menjadi sukar karena kita memaksakan jalan kita sendiri. Saya mendapati
bahwa jalan Allah itu cukup mudah untuk ditempuh. Jika Allah berkata,
"Berjalanlah di sini," maka berhentilah memprotes. Katakan saja, "Baik,
Tuhan, jika itu yang Kau mau, aku akan berjalan di sini." Namun kita
selalu saja ingin berbantah.
No comments:
Post a Comment