“Masalah tidak
pernah bisa diselesaikan dengan ‘lari dari masalah’ sebab masalah hanya selesai
bila dihadapi”
Ditengah-tengah keputusasaan yang
dihadapi nabi Elia, apakah yang terjadi dengan dirinya sehingga ia bisa kembali
kuat dan berani menghadapi persoalannya?
Ada 3 hal yang dialami oleh sang nabi,
yaitu:
1.
Jamahan dari Tuhan (Ay.5,7) Kesuksesan dan
keberhasilan dalam karier, studi, pelayanan, bukanlah jaminan bahwa kita
terbebas dari stress dan depresi. Justru seringkali, stress dan depresi datang
ketika keberhasilan dan kesuksesan telah dicapai. Bukankah kesuksesan dan
keberhasilan yang besar mengandung tanggungjawab, resiko yang besar pula?
Percaya atau tidak percaya kandangkala persoalan yang datang seakan-akan
melebihi kekuatan kita, sehingga nabi sekaliber Eliapun gentar, takut bahkan
sampai ingin mati karenanya. Sekalipun demikian, bagi orang percaya, dalam
kondisi yang demikian berat, dimana daya dan akal sudah terkuras habis,
percayalah ada ‘invisible hand’ yang akan menjamah untuk 'membangunkan' kembali
untuk mengalirkan kekuatan baru. Inilah yang dialami oleh Elia. Tuhan tidak
pernah meninggalkan anak-anakNya, para pelayanNya sekalipun anak-anakNya dan
pelayanNya “merasa” bahwa Tuhan menjauhi atau meninggalkan mereka. Ceritakanlah
pengalaman hidup Anda dimana keputusasaan menghinggapi Anda dan Tuhan memberikan
semangat baru! Sharingkanlah!
2.
Kekuatan dari Tuhan (Ay.5,7). Tuhan tidak
hanya menyadarkan ‘membangunkan’ kita dari kematian (perasaan bahwa kita telah
mati) tetapi Ia memulihkan kita dengan memberikan kita ‘makanan dan minuman’
yang memberikan kita kekuatan supranatural. Perhatikanlah! Nabi Elia terpaksa
dibangunkan 2x untuk makan dan minum agar kekuatannya kembali pulih. Tidak
cukup sekali, hal ini menunjukkan betapa berat kelelahan/keletihan tubuh, jiwa
dan roh yang dialami oleh nabi Elia. Tuhan tidak membiarkan Elia mengasihani
dirinya sendiri dan hidup dalam keputusasaan karena tugas, tanggungjawab, rencana
Tuhan dalam hidupnya harus digenapi (ay.7, “perjalananmu nanti terlalu jauh”). Tubuh
yang lemas tentunya membutuhkan makanan dan minuman secara jasmani untuk
kembali kuat, demikian pula halnya jiwa dan roh yang lemas membutuhkan makanan
yang sifatnya rohani yaitu firman Tuhan! Kita membutuhkan kekuatan supranatural
dari Tuhan dalam memenangi pertandingan dalam dunia ini, dan kekuatan itu telah
diberikan bagi kita melalui Roh KudusNya (Kis 1:8).
3.
Pemulihan dari Tuhan (Ay. 9-18) Pemulihan fisik
telah selesai, pemulihan selanjutnya yang dikerjakan Tuhan dalam diri nabi Elia
adalah pemulihan akan ‘panggilannya’. Pertanyaan Tuhan tentang pekerjaannya
(ay.9,13) sebanyak 2x, sesungguhnya menunjukkan kepada kita bahwa Tuhan sedang
menegaskan ulang ‘panggilan hidup Elia’ dalam dunia ini. Memang persoalan ada,
tetapi persoalan itu pasti akan terselesaikan bila ia terus berjalan dalam panggilannya
sebab Tuhanlah turut bekerja. Firman Tuhan ini membangkitkan kembali Elia
sehingga ia 'kembali ke jalannya yang semula' untuk menyelesaikan tugas dan
tanggungjawabnya dalam dunia ini sampai selesai. Dan dengan berakhirnya
pekerjaannya, ia pun diangkat oleh Tuhan langsung ke surga. Spektakuler bukan? Sudahkah
Anda berada dalam ‘jalanmu’ (dalam panggilan Tuhan) saat ini? Sharingkanlah!
“Tangan Tuhan yang tidak kelihatan
akan senantiasa ADA untuk menopang setiap anak-anakNya dalam menyelesaikan tugas
panggilannya dalam dunia ini”
No comments:
Post a Comment