Konon, menemukan sebuah kunci merupakan symbol memperoleh
suatu kesempatan. Tentunya ini hanyalah sebuah ungkapan bahwa kunci adalah
sebuah kesempatan bagi seseorang untuk dapat memasuki sebuah ruangan, hingga
dengan demikian ia dapat melakukan banyak hal disana dan membuat perubahan
terhadap ruangan tersebut.
Mendapat sebuah
kehidupan dari Tuhan, dalam beberapa hal, mirip juga dengan menemukan sebuah
kunci, yaitu memperoleh suatu kesempatan memasuki sebuah “Ruang Kesempatan”
yang lengkap dengan berbagai isinya, yang bisa kita utak-atik, sesuai dengan selera dan rasa estetika kita.
Kadang-kadang kita juga merubahnya lagi, agar menjadi lebih nyaman untuk
ditinggali. Kadang kala kita terperangah karena penataan ulang malah terlihat
kurang pas dan terasa sreg, bahkan bisa menjadikan para
penghuni tidak kerasaan.
Berapah usia kita saat
ini? Sepanjang itulah kita tinggal dalam ruang kesempatan dan melakukan banyak
hal. Usia makin bertambah dan kita masih ada diruang kesempatan (=hidup).
Bukankah ini berarti Tuhan masih menunggu kita untuk menyempurnakannya.
Selagi masih ada waktu, kita masih bisa
menambahkan beberapa hal lagi disana: apakah sudah ada cukup tempat bagi relasi
dengan Tuhan dan sesama di “ruang kesempatan” ini? “apa yang dapat saya
tambhakan pada relasi saya dengan Tuhan?” “apa yang dapat saya lakukan untuk
memperbaiki relasi saya dengan sesama, sanak keluarga, sahabat-sahabat yang telah
saya tinggalkan?” “adakah masalah-masalah yang belum saya tuntaskan
penyelesaiannya?
No comments:
Post a Comment