Tuesday 15 October 2013

Ruang Kesempatan



Konon, menemukan sebuah kunci merupakan symbol memperoleh suatu kesempatan. Tentunya ini hanyalah sebuah ungkapan bahwa kunci adalah sebuah kesempatan bagi seseorang untuk dapat memasuki sebuah ruangan, hingga dengan demikian ia dapat melakukan banyak hal disana dan membuat perubahan terhadap ruangan tersebut.

Mendapat sebuah kehidupan dari Tuhan, dalam beberapa hal, mirip juga dengan menemukan sebuah kunci, yaitu memperoleh suatu kesempatan memasuki sebuah “Ruang Kesempatan” yang lengkap dengan berbagai isinya, yang bisa kita utak-atik, sesuai dengan selera dan rasa estetika kita. Kadang-kadang kita juga merubahnya lagi, agar menjadi lebih nyaman untuk ditinggali. Kadang kala kita terperangah karena penataan ulang malah terlihat kurang pas dan terasa sreg, bahkan bisa menjadikan para penghuni tidak kerasaan.

Berapah usia kita saat ini? Sepanjang itulah kita tinggal dalam ruang kesempatan dan melakukan banyak hal. Usia makin bertambah dan kita masih ada diruang kesempatan (=hidup). Bukankah ini berarti Tuhan masih menunggu kita untuk menyempurnakannya.

Selagi masih ada waktu, kita masih bisa menambahkan beberapa hal lagi disana: apakah sudah ada cukup tempat bagi relasi dengan Tuhan dan sesama di “ruang kesempatan” ini? “apa yang dapat saya tambhakan pada relasi saya dengan Tuhan?” “apa yang dapat saya lakukan untuk memperbaiki relasi saya dengan sesama, sanak keluarga, sahabat-sahabat yang telah saya tinggalkan?” “adakah masalah-masalah yang belum saya tuntaskan penyelesaiannya?  


No comments:

Post a Comment