Seorang
ibu yang baru melahirkan anaknya, akan sangat bahagia bila mendengar
tangisan bayinya sebab tangisan bayi yang baru dilahirkan seringkali
menunjuk pada kesehatan dan kenormalan seorang bayi. Apakah demikian?
Bagaimana pula dengan suara tangisan seseorang yang kita dengar di rumah
duka? Tentunya tangisan yang kita dengar tersebut bukanlah tangisan
sukacita atau kebahagiaan melainkan tangisan dukacita karena kehilangan
orang yang dikasihi. Kematian Yesus, meninggalkan duka yang dalam pada
setiap muridNya, tidak terkecuali dengan seorang wanita yang bernama
Maria Magdalena. Kesedihan yang mendalam akibat kematian Yesus,
mendorong Maria Magdalena untuk datang ke kubur Yesus pada pagi-pagi
benar di hari pertama minggu itu. Apakah yang terjadi? Jenazah Yesus
telah tiada, yang tinggal hanya kain kapan saja, dan hal ini semakin
meninggalkan rasa sedih bagi Maria sehingga ia pun menangis di kubur
itu. Layak dan wajarkah Maria menangis pada situasi yang demikian?
"Kehilangan orang yang dikasihi akan terasa lebih berat dibandingkan dengan kehilangan orang yang terdekat"
Seharusnya,
Maria Magdalena tidak perlu menangis pada saat ia mengetahui bahwa
jenazah Yesus telah tiada ditempatnya. Mengapa seharusnya Maria
Magdalena tidak perlu menangis tatkala jenazah Yesus telah tiada? Ada beberapa alasan yaitu:
1. Tangis Maria adalah Tangis Ketidakpercayaan! (Yoh 20:9, 13, 15)!
Tidak hanya telah dinubuatkan, Yesus sendiripun telah mengatakannya
bahwa Ia akan mati dan kemudian akan bangkit. Bila Yesus telah
mengatakanNya, tentunya Maria Magdalena tidak perlu menangis pada saat
ia melihat jenazah Yesus telah tiada bukan? Seharusnya Ia bersukacita!
Perkataan Malaikat dan Yesus, "mengapa engkau menangis?" Sesungguhnya
memiliki arti yang sama dengan "mengapa engkau tidak percaya (bahwa Yesus bangkit) bahwa Ia telah mengatakan sebelumnya Ia akan bangkit?"
Ketidaktahuan, ketidakmengertian dan ketidakpekaan 'rohani' akan
peristiwa yang terjadi seringkali membawa seseorang hidup dalam
ketakutan, kesedihan dan kekuatiran yang berlarut-larut, sehingga
jenazah pun menjadi sesuatu yang berharga, yang seharusnya
ditinggalkan/direlakan pergi. Bukankah begitu banyak hal-hal yang
seharusnya kita tinggalkan karena pengenalan kita akan Tuhan yang hidup?
Hal-hal apakah yang masih menutup mata kita sehingga kita sulit untuk
melihat hal-hal rohani yang membawa kita pada kehidupan dan kemuliaan
yang telah ditetapkan Tuhan dalam kehidupan kita?
2. Tangis Maria Membutakan Mata Rohaninya! (Yoh 20:14-15)
Tangisan Maria adalah manifestasi dari dukacita yang mendalam karena
kehilangan orang yang dikasihinya yaitu Yesus. Apakah salah bila kita
menangis? Tentu tidak, sebab menangis adalah hal yang manusiawi, tetapi
ketika perasaan sedih/duka itu menguasai hidup seseorang perasaan itulah
yang mendominasi hati dan pikirannya. Hal ini pulalah yang menutup mata
Maria Magdalena mengenali Yesus! Tatkala mata rohani tertutup oleh
perasaan dan pikiran yang kalut maka akan sulitlah orang-orang percaya
mengenali, mengetahui perkara-perkara rohani yang sedang dan akan
terjadi dalam hidupnya dan di sekitarnya. Namun ketika Maria Magdalena
sadar bahwa Yesuslah yang berbicara dengannya dan Yesus telah bangkit
dari kematian, Maria Magdalena akhirnya menjadi seorang yang berani,
bersemangat dan antusias, serta menjadi alat/saksi Tuhan yang luarbiasa!
Dialah orang pertama yang berjumpa dengan Yesus setelah kebangkitanNya!
Pernahkah Anda berjumpa secara pribadi dengan Yesus yang hidup? Hal-hal
apakah yang Anda alami pada saat itu? Apabila belum, rindulah akan Dia
dan berdoalah dengan sungguh-sungguh untuk mengalami perjumpaan pribadi
dengan Yesus, Tuhan yang Hidup itu, maka Ia akan menghampirimu!
No comments:
Post a Comment