Matius 13:18-23 (Lihat juga Lukas 8:4-8, 11-15) -
Khotbah oleh Pendeta Eric Chang
Ini adalah
Perumpamaan Dasar
Kita akan lanjutkan pembahasan dari Matius pasal 13, namun pada saat ini, saya tidak membahasnya dari Matius 13, saya mengambil pelajarannya dari Lukas 8:4-8 dan 11-15. Kita akan melihat apa yang ingin disampaikan oleh Tuhan Yesus melalui perumpamaan. Tuhan Yesus mengajar dengan memakai perumpamaan dan ada sekitar 30 perumpamaan yang tertulis di dalam Perjanjian Baru. Dengan bersandar pada kasih karunia Tuhan, saya akan membahas perumpamaan-perumpamaan tersebut secara sistematis setiap minggu sampai ketigapuluh perumpamaan yang berharga dari Tuhan dapat kita pelajari semuanya.
Kita akan lanjutkan pembahasan dari Matius pasal 13, namun pada saat ini, saya tidak membahasnya dari Matius 13, saya mengambil pelajarannya dari Lukas 8:4-8 dan 11-15. Kita akan melihat apa yang ingin disampaikan oleh Tuhan Yesus melalui perumpamaan. Tuhan Yesus mengajar dengan memakai perumpamaan dan ada sekitar 30 perumpamaan yang tertulis di dalam Perjanjian Baru. Dengan bersandar pada kasih karunia Tuhan, saya akan membahas perumpamaan-perumpamaan tersebut secara sistematis setiap minggu sampai ketigapuluh perumpamaan yang berharga dari Tuhan dapat kita pelajari semuanya.
Hari ini kita akan
memulai dengan perumpamaan yang disebut Perumpamaan Dasar: yaitu
Perumpamaan tentang Penabur. Anda tentu ingat bahwa kita sudah
seringkali merujuk kepada perumpamaan ini, akan tetapi kita belum
membahasnya secara sistematis. Perumpamaan ini sangatlah kaya makna dan
saya akan mencoba untuk mengungkapkan poin pentingnya sebagai dasar
untuk memahami perumpamaan ini sejalan dengan pembahasan kita nanti. Di
dalam Lukas pasal 8, ayat 4 sampai 8 adalah isi dari perumpamaan
tersebut, sedangkan ayat 11-15 adalah bagian penjelasannya. Ini adalah
satu-satunya perumpamaan di mana Tuhan Yesus memberi penjelasan
langsung. Di dalam memberi penjelasan itu, Ia sedang mengajarkan
murid-muridNya cara untuk memahami perumpamaan. Di dalam khotbah
mendatang, kita akan melihat mengapa Tuhan Yesus memakai perumpamaan,
apakah perumpamaan membantu kita untuk memahami atau justru menghalangi
pemahaman kita akan sesuatu ajaran.
Mari kita baca
perumpamaan di dalam Lukas 8:4-8:
Ketika orang banyak berbondong-bondong datang, yaitu orang-orang yang
dari kota ke kota menggabungkan diri pada Yesus, berkatalah Ia dalam
suatu perumpamaan: "Adalah seorang penabur keluar untuk menaburkan
benihnya. Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir
jalan, lalu diinjak orang dan burung-burung di udara memakannya sampai
habis. Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, dan setelah tumbuh ia
menjadi kering karena tidak mendapat air. Sebagian lagi jatuh di tengah
semak duri, dan semak itu tumbuh bersama-sama dan menghimpitnya sampai
mati. Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, dan setelah tumbuh berbuah
seratus kali lipat." Setelah berkata demikian Yesus berseru: "Siapa
mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!"
Itulah bagian isi
perumpamaan, lalu Tuhan Yesus sendiri memberi penjelasan di ayat 11-15.
Dan penjelasannya adalah sebagai berikut:
Inilah arti perumpamaan itu: Benih itu ialah firman Allah. Yang jatuh di
pinggir jalan itu ialah orang yang telah mendengarnya; kemudian
datanglah Iblis lalu mengambil firman itu dari dalam hati mereka, supaya
mereka jangan percaya dan diselamatkan. Yang jatuh di tanah yang
berbatu-batu itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu,
menerimanya dengan gembira, tetapi mereka itu tidak berakar, mereka
percaya sebentar saja dan dalam masa pencobaan mereka murtad. Yang jatuh
dalam semak duri ialah orang yang telah mendengar firman itu, dan dalam
pertumbuhan selanjutnya mereka terhimpit oleh kekuatiran dan kekayaan
dan kenikmatan hidup, sehingga mereka tidak menghasilkan buah yang
matang. Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah
mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan
buah dalam ketekunan."
Dari Markus 4:13,
kita melihat bahwa ini adalah perumpamaan foundasi atau yang paling
dasar karena Tuhan Yesus berkata, "Tidakkah kamu mengerti perumpamaan
ini? Kalau demikian bagaimana kamu dapat memahami semua perumpamaan yang
lain?" Itu sebabnya perumpamaan ini menjadi perumpamaan yang muncul
pertama kali. Di dalam seluruh Injil [Matius, Lukas, Markus dan Yohanes]
anda akan menemukannya sebagai perumpamaan yang muncul paling awal.
Apa yang
dibicarakan dalam perumpamaan ini? Tuhan Yesus berbicara tentang seorang
penabur yang sedang menaburkan benih. Ini adalah gambaran yang sangat
umum di daerah-daerah pertanian. Dengan mudah anda akan dapat menemukan
orang yang sedang menabur benih di daerah-daerah tersebut. Lalu Tuhan
Yesus berkata, "Pada saat seorang petani menaburkan benih, ia
menghamburkannya begitu saja. Ia menebarkan ke depan pada saat menabur.
Ia membawa kantong benih, tergantung di dadanya, sebuah kantong yang
digantung melingkari bahunya, lalu ia mengambil segenggam benih dan
menghamburkannya agak melingkar. Ia berjalan menyusuri ladang sambil
menaburkan benih."
Pada saat anda
menaburkan benih, beberapa benih akan jatuh ke tanah yang keras,
misalnya di pematang yang merupakan tanah yang mengeras, karena
merupakan jalur umum yang melintasi ladang, dan sering diinjak-injak
oleh orang yang lalu-lalang. Benih yang jatuh di tanah yang keras
(seperti pematang itu), jelas tidak akan dapat masuk ke dalam tanah;
mereka tetap tinggal di permukaan. Dan anda tentunya sering melihat, di
mana ada petani menabur benih, ia diikuti oleh sekawanan burung, yang
menunggu kesempatan untuk memakan benih yang tertinggal di permukaan.
Jadi, bagi benih-benih yang jatuh di pematang, burung-burung akan datang
dan mengambilnya - benih yang bisa dijangkau oleh burung-burung
tersebut.
Lalu Tuhan berkata
bahwa ada lagi benih yang jatuh ke tanah yang dangkal. Ketika hujan
turun dan tanah itu mulai membungkus benih tersebut, benih itu akan
bertumbuh dengan sangat cepat. Sepertinya menunjukkan pertumbuhan yang
sangat baik. Pertumbuhan yang luar biasa mungkin. Akan tetapi sesudah
beberapa waktu, sejalan dengan pertumbuhan akarnya, akar itu segera
tertahan oleh bebatuan di lapisan bawah. Ada batas sejauh mana akar itu
bisa menjalar. Ketika ia menyentuh lapisan batu, hanya sampai di situlah
batas pertumbuhannya. Karena dibatasi oleh bebatuan, akar itu tidak
dapat masuk lebih jauh untuk mendapatkan air dan mulai layu. Tanaman itu
mati karena kekurangan air.
Ada lagi yang
jatuh di tanah yang memungkinkan pertumbuhan, akan tetapi lahannya tidak
murni. Tanah ini berisi berbagai macam benih, beragam akar dan beragam
tumbuhan. Berbagai macam benih tumbuhan ini pada awalnya tidak
kelihatan, dan sebagaimana yang dijelaskan di dalam Lukas, mereka lalu
tumbuh bersama-sama dengan benih gandum itu dan menjepitnya. Pada waktu
menabur, anda tidak melihat adanya semak atau tumbuhan yang lain di
sana. Akan tetapi sesudah beberapa waktu, sebagaimana yang diceritakan
oleh Lukas, mereka mulai tumbuh bersama dengan benih gandum. Kemudian
akar semak duri itu membelit akar gandum, akar gandum yang masih muda
ini dan menjepitnya sehingga tanaman gandum ini tidak dapat memperoleh
bahan makanan yang dibutuhkannya. Akhirnya gandum yang baru tumbuh ini
juga mati.
Tanah yang
Bermacam-macam ini Menggambarkan Berbagai Macam Hati Manusia
Jika kita perhatikan baik-baik (saya akan membahas bagian ini secara ringkas karena saya ingin agar kita segera sampai ke poin yang utama secepatnya), kita dapat membagi benih-benih ini ke dalam dua kelompok, dan masing-masing kelompok terdiri dari tiga kategori atau tiga tipe. Jadi ada dua kelompok dan tiga tipe dalam setiap kelompok. Setiap tipe di dalam masing-masing kelompok memiliki perbedaan yang cukup nyata dan ini perlu anda perhatikan. Tidak semua orang yang tidak percaya dapat dianggap sama rata, dan tidak semua orang percaya dapat disama ratakan pula. Kita tidak boleh membayangkan bahwa semua orang non-Kristen memiliki kondisi hati yang sama, memiliki kerohanian yang sama rata. Mereka masing-masing memiliki perbedaan dalam menanggapi berita Injil.
Jika kita perhatikan baik-baik (saya akan membahas bagian ini secara ringkas karena saya ingin agar kita segera sampai ke poin yang utama secepatnya), kita dapat membagi benih-benih ini ke dalam dua kelompok, dan masing-masing kelompok terdiri dari tiga kategori atau tiga tipe. Jadi ada dua kelompok dan tiga tipe dalam setiap kelompok. Setiap tipe di dalam masing-masing kelompok memiliki perbedaan yang cukup nyata dan ini perlu anda perhatikan. Tidak semua orang yang tidak percaya dapat dianggap sama rata, dan tidak semua orang percaya dapat disama ratakan pula. Kita tidak boleh membayangkan bahwa semua orang non-Kristen memiliki kondisi hati yang sama, memiliki kerohanian yang sama rata. Mereka masing-masing memiliki perbedaan dalam menanggapi berita Injil.
Seperti apa ketiga
tipe di dalam kelompok yang pertama? Kelompok yang pertama adalah mereka
yang tidak diselamatkan. Mereka sering disebut sebagai orang yang tidak
percaya. Akan tetapi pernyataan seperti ini kurang tepat, karena dalam
kenyataannya, hanya satu kategori dari kelompok yang 'tidak
diselamatkan' ini yang benar-benar tidak percaya, sedangkan dua kategori
atau tipe yang lain adalah orang-orang percaya, sebagaimana yang akan
anda lihat nanti di dalam penjelasan Tuhan sendiri. Tentu saja ada
banyak pengajaran di berbagai gereja yang bertolak belakang dengan ini,
akan tetapi doktrin-doktrin tersebut tidak perlu kita risaukan. Tugas
saya adalah untuk menjabarkan Firman Allah. Dan saya harap, sebagaimana
yang sudah kita nyatakan bersama sebelumnya, bahwa hati kita benar-benar
dibuka untuk menerima Firman Allah dan membiarkan Firman Allah
membimbing kita kemana pun arah dituju oleh kebenaran itu nantinya.
Kunci untuk
Memahami Perumpamaan
Mereka yang tergolong tipe yang pertama dari kelompok yang tidak diselamatkan adalah orang-orang yang hatinya dikeraskan. Kunci pemahaman perumpamaan ini, satu hal yang harus saya uraikan sebelum memasuki pemahaman yang menyeluruh, sebenarnya sangat sederhana. Pertama, benih itu adalah Firman Allah. Ini dijelaskan dengan tegas oleh Tuhan Yesus. Jika Firman Allah adalah benih, maka orang yang mengabarkan Firman Allah adalah penaburnya. Setiap kali anda memberi kesaksian demi Kristus atau mengabarkan Firman Allah, maka anda sedang menabur benih. Dan di dalam hal ini, penabur yang pertama adalah Tuhan Yesus sendiri, namun sesudah itu, kita semua yang mengabarkan Injil adalah penabur. Itu sebabnya para murid juga disebut sebagai penabur benih, sebagaimana yang kita lihat di dalam Matius 10. Tugas mereka adalah menabur benih.
Mereka yang tergolong tipe yang pertama dari kelompok yang tidak diselamatkan adalah orang-orang yang hatinya dikeraskan. Kunci pemahaman perumpamaan ini, satu hal yang harus saya uraikan sebelum memasuki pemahaman yang menyeluruh, sebenarnya sangat sederhana. Pertama, benih itu adalah Firman Allah. Ini dijelaskan dengan tegas oleh Tuhan Yesus. Jika Firman Allah adalah benih, maka orang yang mengabarkan Firman Allah adalah penaburnya. Setiap kali anda memberi kesaksian demi Kristus atau mengabarkan Firman Allah, maka anda sedang menabur benih. Dan di dalam hal ini, penabur yang pertama adalah Tuhan Yesus sendiri, namun sesudah itu, kita semua yang mengabarkan Injil adalah penabur. Itu sebabnya para murid juga disebut sebagai penabur benih, sebagaimana yang kita lihat di dalam Matius 10. Tugas mereka adalah menabur benih.
Benihnya adalah
Firman Allah, atau disebut juga sebagai Firman Kerajaan Allah, Firman
tentang Kerajaan Sorga (dalam Matius 13:19). Penyebutan itu
menggambarkan pengaturan oleh Allah, pemerintahan Allah. Pada kesempatan
yang lalu, kita sudah melihat bahwa kehendak Allah adalah hal yang utama
dalam hubungan kita dengan Allah. Tidak ada yang lebih penting daripada
kehendak Allah. Kehendak Allah adalah satu-satunya hal yang kita
perhatikan di dalam hidup kita. Di sini, kehendak Allah dinyatakan
dengan kata 'kerajaan'. Kata 'kerajaan' berarti pemerintahan, pengaturan
atau kehendak Allah. Kerajaan Allah terletak di setiap tempat di mana
kehendak Allah dijalankan. "Datanglah kerajaanMu, jadilah kehendakMu."
Itu sebabnya mengapa kata 'kerajaan' dan 'kehendak' memiliki makna yang
sama karena kerajaan Allah berada di setiap tempat di mana kehendakNya
dijalankan. Firman tentang Kerajaan Sorga adalah pesan yang berisi
panggilan kepada setiap orang untuk menyerahkan hidupnya kepada Allah.
Setiap pengajar
yang tidak menjadikan hal ini sebagai pokok utamanya, yang tidak
mengajarkan bahwa setiap orang Kristen sejati adalah orang yang hidup di
bawah kehendak Allah, berarti tidak mengajarkan Firman Allah dengan
sejujurnya. Jika kita mengabarkan keselamatan hanya dengan mengatakan,
"Datanglah kepada Yesus untuk menerima damai sejahtera dan sukacita",
maka tindakan itu bukanlah mengabarkan Firman Allah. Pertama-tama kita
harus mengatakan, "Datanglah dan hiduplah di bawah pemerintahan Allah,
di bawah kehendak Allah. Biarkan Allah yang menjadi Raja dalam kehidupan
anda! Biarlah Yesus menjadi Tuhan dalam hidup anda!" Itulah yang disebut
mengabarkan Injil. Jika anda hidup seperti itu, maka akan ada damai
sejahtera dan sukacita di dalam hati. Selain itu, akan ada juga
penindasan, penganiayaan dan penderitaan, sebagaimana yang akan kita
lihat nanti. Setiap pengkhotbah yang tidak menyebutkan hal ini sangat
tidak layak untuk mengabarkan Injil karena ia tidak mengabarkan Injil
sebagaimana yang dimaksudkan oleh Tuhan. Kita dipanggil bukan untuk
menjual permen. Kita dipanggil bukan untuk menjual manisan. Kita
dipanggil untuk mengabarkan kebenaran, bukan untuk mengatakan hal-hal
yang ingin didengarkan oleh orang-orang, melainkan untuk mengatakan
kebenaran kepada mereka. Seorang dokter seringkali harus menyampaikan
kebenaran kepada pasiennya. Anda mungkin tidak suka mendengarkannya,
akan tetapi itulah kebenaran. Tidak ada orang yang senang diberitahu
bahwa ia berada dalam keadaan sakit yang parah. Jadi kita dapat melihat
di sini bahwa mengabarkan Firman Allah berarti mengabarkan kerajaan
Allah, kehidupan di bawah kedaulatanNya, di bawah pemerintahanNya. Tidak
ada orang yang layak menjadi Kristen yang tidak belum menyerahkan
kehidupannya kepada Yesus sang Raja.
Itulah yang
disebut sebagai Firman Allah, dan si penabur adalah orang yang
mengabarkan hal itu. Sebagai pendahulu, Tuhan Yesus menjadi penabur yang
pertama, dan selanjutnya kitalah yang melakukannya. Ini bukan melulu
urusan pengkhotbah, akan tetapi anda juga, setiap kali anda bersaksi
kepada teman, setiap kali anda berbicara tentang Firman Allah kepada
orang lain, itu berarti anda sedang menabur benih.
Jika benih adalah
Firman Allah, dan penabur adalah orang yang mengabarkannya, lalu apa
arti tanah? Tanah, yang menerima benih, sebagaimana yang dijelaskan oleh
Tuhan Yesus, adalah hati. Hati seseorang digambarkan seperti tanah,
tempat benih ditabur. Anda dapat melihat hal itu di dalam Matius 13:19.
Benih ditaburkan ke dalam hati seseorang. Ini berarti bahwa berbagai
macam tanah yang digambarkan di dalam perumpamaan ini merupakan gambaran
dari berbagai macam sikap hati.
Kelompok yang
'Tidak diselamatkan' - Tipe pertama: Orang yang Menolak Injil
Jadi, dengan berbekal latar belakang ini, kita sekarang dapat mulai membahas 3 kategori orang yang tidak percaya (di dalam kelompok ini), atau lebih tepatnya, 2 kategori orang percaya dan 1 kategori yang tidak percaya, namun semuanya sama-sama tidak diselamatkan - dan kita akan membahas fakta-fakta yang membedakan ketiganya. Kategori pertama adalah mereka yang digambarkan seperti pematang di mana benih itu jatuh tetapi tidak dapat memasukinya, karena tanah pematang itu keras. Dengan kata lain, ini menggambarkan jenis orang yang hatinya sudah dikeraskan sepenuhnya terhadap Allah. Anda sampaikan Injil kepada orang ini dan pesan itu akan berlalu seperti air yang menggelincir di punggung bebek. Anda seperti menabur di atas batu karang. Tidak ada hasilnya. Benih itu tidak dapat masuk ke dalam tanah. Orang seperti ini, yang tergolong kategori pertama, sudah keras sepenuhnya; mereka sama sekali tidak ingin berurusan dengan Injil. Hati mereka mengeras terhadap Injil. Mereka tidak ingin mendengarkan Firman Allah. Atau jika mendengar sekalipun, hanya untuk mencemoohkannya, untuk kemudian menolaknya. Mereka menginjak-injak Injil di bawah kaki mereka. Dalam hal ini, Injil benar-benar tidak dapat masuk ke dalam hati mereka. Mereka tidak percaya sama sekali.
Jadi, dengan berbekal latar belakang ini, kita sekarang dapat mulai membahas 3 kategori orang yang tidak percaya (di dalam kelompok ini), atau lebih tepatnya, 2 kategori orang percaya dan 1 kategori yang tidak percaya, namun semuanya sama-sama tidak diselamatkan - dan kita akan membahas fakta-fakta yang membedakan ketiganya. Kategori pertama adalah mereka yang digambarkan seperti pematang di mana benih itu jatuh tetapi tidak dapat memasukinya, karena tanah pematang itu keras. Dengan kata lain, ini menggambarkan jenis orang yang hatinya sudah dikeraskan sepenuhnya terhadap Allah. Anda sampaikan Injil kepada orang ini dan pesan itu akan berlalu seperti air yang menggelincir di punggung bebek. Anda seperti menabur di atas batu karang. Tidak ada hasilnya. Benih itu tidak dapat masuk ke dalam tanah. Orang seperti ini, yang tergolong kategori pertama, sudah keras sepenuhnya; mereka sama sekali tidak ingin berurusan dengan Injil. Hati mereka mengeras terhadap Injil. Mereka tidak ingin mendengarkan Firman Allah. Atau jika mendengar sekalipun, hanya untuk mencemoohkannya, untuk kemudian menolaknya. Mereka menginjak-injak Injil di bawah kaki mereka. Dalam hal ini, Injil benar-benar tidak dapat masuk ke dalam hati mereka. Mereka tidak percaya sama sekali.
Tanah yang
Berbatu-batu - 'Orang Percaya' yang Kepercayaannya Dangkal
Kategori kedua di dalam kelompok yang tidak diselamatkan ini sangatlah berbeda. Hati mereka, di permukaannya, sangat tanggap terhadap Injil, sehingga Tuhan Yesus menggambarkan keadaan hatinya seperti tanah subur yang dangkal dengan lapisan batu di bawahnya. Ini adalah jenis orang yang dapat anda katakan memiliki keyakinan yang dangkal. Dan orang-orang semacam ini selalu menjadi masalah besar bagi gereja, akan tetapi mereka juga menjadi kesukaan para penginjil tertentu, karena mereka adalah orang-orang yang cepat tanggap. Mereka adalah orang-orang yang cepat mengangkat tangannya dalam setiap KKR. Mereka seperti tidak mengalami pergumulan yang berarti. Seperti yang disampaikan dalam Alkitab, mereka menerima Firman Allah "dengan gembira". Mereka dengan senang hati menerima Firman. Anda dapat melihatnya di dalam ayat 13: "Yang jatuh di tanah yang berbatu-batu itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu," - demikianlah Firman Allah - "menerimanya dengan gembira," akan tetapi mereka tidak berakar. Mereka tidak memiliki kedalaman. Penjelasan ini dapat kita lihat dengan sangat jelas, terutama di dalam Matius 13:5, dalam ungkapan "tanahnya tipis".
Kategori kedua di dalam kelompok yang tidak diselamatkan ini sangatlah berbeda. Hati mereka, di permukaannya, sangat tanggap terhadap Injil, sehingga Tuhan Yesus menggambarkan keadaan hatinya seperti tanah subur yang dangkal dengan lapisan batu di bawahnya. Ini adalah jenis orang yang dapat anda katakan memiliki keyakinan yang dangkal. Dan orang-orang semacam ini selalu menjadi masalah besar bagi gereja, akan tetapi mereka juga menjadi kesukaan para penginjil tertentu, karena mereka adalah orang-orang yang cepat tanggap. Mereka adalah orang-orang yang cepat mengangkat tangannya dalam setiap KKR. Mereka seperti tidak mengalami pergumulan yang berarti. Seperti yang disampaikan dalam Alkitab, mereka menerima Firman Allah "dengan gembira". Mereka dengan senang hati menerima Firman. Anda dapat melihatnya di dalam ayat 13: "Yang jatuh di tanah yang berbatu-batu itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu," - demikianlah Firman Allah - "menerimanya dengan gembira," akan tetapi mereka tidak berakar. Mereka tidak memiliki kedalaman. Penjelasan ini dapat kita lihat dengan sangat jelas, terutama di dalam Matius 13:5, dalam ungkapan "tanahnya tipis".
Orang semacam ini
menjadi masalah bagi setiap pengkhotbah karena ketika anda
mengkhotbahkan tentang Injil kepada mereka, mereka menerima hal itu
dengan senang hati, dan barkata, "Haleluyah! Ini luar biasa. Oh, sangat
luar biasa." Dan anda akan berkata, "Wah, orang Kristen yang ini sangat
luar biasa! Pandanglah dia! Dia menerima dengan sukacita!" Jika anda
berkata, "Setiap orang yang sudah memutuskan untuk menerima Yesus,
angkatlah tangan anda", maka tangan mereka akan melesat seperti roket.
Mereka adalah orang-orang yang segera meluncur ke depan, waktu anda
berkata, "Marilah ke depan!" No problem! Mereka adalah orang-orang yang
selalu hadir dalam KKR. Tentu saja, saya tidak bermaksud mengatakan
bahwa setiap orang yang mengacungkan tangannya dalam sebuah KKR termasuk
ke dalam kategori ini. Ada juga orang yang mengacungkan tangannya dan
memang benar-benar mengasihi Tuhan, dan yang benar-benar memiliki
kedalaman. Jadi jangan keburu mencurigai pernyataan saya. Saya tidak
bermaksud mengatakan seperti itu. Namun, yang menjadi masalah ialah
bahwa orang-orang dalam kategori ini cenderung menjadi bagian terbesar
atau mayoritas. Ada banyak juga orang yang mengacungkan tangannya di
dalam sebuah KKR dan maju dengan takut dan gemetar, dan tetap setia di
dalam Tuhan sampai pada akhirnya. Kita tidak boleh mengabaikan
keberadaan mereka.
Saya sering
melihat orang yang datang kepada Tuhan dengan air mata, dengan ketakutan
dan gemetar. Orang-orang seperti ini seringkali lebih mantap dan kokoh.
Akan tetapi ada jenis orang yang sekadar meluncur ke depan, dan saya
menguatirkan mereka yang masuk ke dalam kategori ini. Mereka yang masuk
ke dalam kategori kedua tidak memiliki kedalaman. Jadi, mereka menerima
Firman Allah dengan segera dan langsung menunjukkan tanda-tanda
pertumbuhan. Mereka bertumbuh jauh lebih cepat dibandingkan dengan yang
lainnya! Para pakar menjelaskan bahwa pertumbuhan yang cepat ini
diakibatkan oleh kehangatan tambahan yang diberikan oleh bebatuan di
lapisan bawah. Demikianlah, benih itu bertumbuh lebih cepat; mendapat
tanggapan yang sangat cepat. Anda akan melihat orang ini melesat dalam
pertumbuhan, sementara yang lainnya bertumbuh lebih lambat. Manusia
jenis ini bertumbuh secepat kilat sehingga anda mungkin berkata,
"Benar-benar orang Kristen yang luar biasa!" Jangan terburu nafsu! Jika
anda berpengalaman dalam Firman Allah, jangan cepat menyimpulkan. Jangan
langsung senang dulu. Waktu akan membuktikan apakah ada akar di bawah
sana atau tidak.
Apa yang kita
lihat di dalam kategori ini adalah mereka yang kepercayaannya dangkal.
Memang ada tanggapan rohani, namun tanggapan itu kurang mendalam.
Mengapa? Karena di bawahnya ada penolakan yang mendasar, penolakan
terhadap Firman Allah. Mereka hanya mau maju sampai batas tertentu saja.
Mereka tidak berserah sepenuhnya. Mereka menyerahkan diri, namun hanya
sampai pada titik tertentu. Itu sebabnya saya selalu mengingatkan anda
bahwa iman yang menyelamatkan yang sesuai dengan Alkitab adalah komitmen
yang total dan tanpa syarat karena jika tidak total, maka itu berarti
bahwa anda sudah menarik suatu garis batas di dalam hati anda. Anda
sendiri yang tahu di mana itu. Atau mungkin anda sendiri tidak tahu di
mana garis batas itu, akan tetapi pada suatu hari, akar tanaman akan
menyentuh batu tersebut. Akar itu tidak akan bertumbuh lagi, dan apa
yang akan terjadi ialah bahwa tanaman itu layu dan mati.
Mereka yang sudah
lama melayani Tuhan tentunya telah melihat betapa banyak kerohanian yang
mati dan ambruk, terlalu banyak kejadian seperti itu. Seringkali, yang
mati ini merupakan mayoritas. Saya ingin agar anda menguji hati anda.
Apakah anda sudah memberi tanggapan kepada Allah? Ya. Namun apakah
tanggapan itu tanpa syarat? Apakah anda memiliki suatu garis batas di
suatu tempat di dalam hati anda dan berkata, "Saya akan menjadi orang
Kristen yang baik sampai di batas ini saja. Saya tidak mengijinkan
Firman Allah untuk mendorong saya melewatinya; harus berhenti di titik
ini. selama tidak melanggar batas ini, saya akan melayani dengan penuh
semangat. Saya akan melayani kaum muda. Saya akan melakukan ini dan itu
di dalam gereja, saya akan menjadi aktif." Mereka memang sangat aktif,
selama batas itu tidak dilampaui. Secara mental, atau jauh di dalam hati
mereka, sudah ditetapkan satu garis batas yang tidak ingin mereka
lewati. Jika anda menekan lebih dalam lagi, jika anda membuat ujian,
anda akan mendapati bahwa batang yang anda tancapkan akan segera
menyentuh batu dan tidak dapat masuk lebih jauh lagi. Tidak perlu harus
sampai dalam. Akar tanaman gandum tidak merambat jauh ke dalam, pada
keadaan yang sangat subur sekalipun. Jadi anda dapat melihat bahwa
lapisan tanahnya sangatlah dangkal. Pada bagian ini, kita perlu
mencermati masalah ini dengan lebih baik dan membuat pengamatan yang
lebih teliti.
Hal yang saya
ingin agar anda perhatikan adalah bahwa mereka yang masuk kategori kedua
ini merupakan orang-orang yang percaya. Mereka termasuk sebagai orang
"Kristen". Mereka adalah orang yang, sesudah menerima Firman Allah, akan
segera minta dibaptis, mulai menjalankan banyak hal. Jadi kita dapat
segera melihat bahwa mereka memang percaya, namun sayangnya, seperti
yang dijelaskan di dalam ayat 13, "mereka percaya sebentar saja dan
dalam masa pencobaan mereka murtad". Mereka orang percaya! Sesuai
dengan terang ayat-ayat Alkitab, bagaimana mungkin dinyatakan, bahwa
sekali anda percaya, maka anda akan selamanya selamat? Bahwa adalah
tidak mungkin untuk kehilangan keselamatan setelah anda percaya.
Benar-benar membuat saya terkejut sewaktu saya mempelajari isi Alkitab.
Kita diberitahu berdasarkan perkataan Tuhan sendiri bahwa "mereka
percaya sebentar saja dan ... mereka murtad". Riwayat mereka tamat!
Saya kuatir dan
memeriksa sekali lagi, saya tidak mau membuang banyak waktu dengan
orang-orang yang tidak benar-benar ingin mendengar Firman Allah, yang
mengembangkan doktrin serta teori-teorinya sendiri, dengan landasan yang
menentang Firman Allah. Jangan biarkan seorang pun mengajari anda hal
yang berbeda dari Firman Allah. Jangan tenggelam dalam keyakinan yang
berbahaya, sambil berkata kepada diri sendiri, "Saya baik-baik saja,
saya sudah percaya. Saya sudah dibaptis." Mungkin anda justru masuk ke
dalam kategori ini, saya harap tidak! Tapi mungkin, bagaimana jika anda
memang masuk ke dalam kategori ini? Anda sudah dibaptis, anda sudah
percaya, lalu mendapatkan kehangatan yang cukup, anda menjadi sangat
bersemangat untuk sementara, namun ketika penindasan datang, anda
berpaling dan murtad. Saya berdoa kepada Allah supaya tak seorang pun
dari anda yang masuk kategori ini. Jadi demikianlah mereka yang masuk
kategori kedua, orang yang percaya, tetapi yang percaya hanya untuk
sementara.
Tanah dengan
"Beragam Jenis Benih" di dalamnya - "Orang Kristen" yang Mendua Hati
Kategori yang ketiga ini pun termasuk yang tidak selamat. Akan tetapi mereka yang masuk ke dalam kategori ini berbeda dari kedua tipe orang sebelumnya. Kategori yang ini tidak memiliki masalah sama sekali dengan bebatuan. Hati mereka terbuka sepenuhnya terhadap Firman Allah. Tidak ada lapisan batu sama sekali di dalam tanahnya. Tanah itu subur. Memiliki kedalaman. Tampaknya baik. Lalu apa masalahnya? Ketika Firman Allah ditaburkan, mereka menerima Firman Allah itu sepenuh hati, seperti mereka yang masuk kategori kedua, namun kali ini tidak disebutkan "dengan gembira". Penerimaan mereka lebih mendalam. Orang dengan penerimaan yang mendalam tidak akan memberikan tanggapan yang dangkal. Di dalam ketiga injil tidak disebutkan bahwa mereka yang di dalam kategori ini menerima Firman dengan gembira. Tentunya mereka menerima Firman itu dengan penuh keraguan, mungkin dengan gemetar, dengan pergumulan keras. Mereka tidak memberi tanggapan yang berisi sukacita. Sangat mengagumkan jika kita perhatikan ketepatan dari pengajaran Tuhan. Ia menambahkan keterangan 'dengan gembira' hanya kepada mereka yang di dalam kategori kedua. Sedangkan yang di dalam kategori ketiga tidak menerima Firman dengan cara ini.
Kategori yang ketiga ini pun termasuk yang tidak selamat. Akan tetapi mereka yang masuk ke dalam kategori ini berbeda dari kedua tipe orang sebelumnya. Kategori yang ini tidak memiliki masalah sama sekali dengan bebatuan. Hati mereka terbuka sepenuhnya terhadap Firman Allah. Tidak ada lapisan batu sama sekali di dalam tanahnya. Tanah itu subur. Memiliki kedalaman. Tampaknya baik. Lalu apa masalahnya? Ketika Firman Allah ditaburkan, mereka menerima Firman Allah itu sepenuh hati, seperti mereka yang masuk kategori kedua, namun kali ini tidak disebutkan "dengan gembira". Penerimaan mereka lebih mendalam. Orang dengan penerimaan yang mendalam tidak akan memberikan tanggapan yang dangkal. Di dalam ketiga injil tidak disebutkan bahwa mereka yang di dalam kategori ini menerima Firman dengan gembira. Tentunya mereka menerima Firman itu dengan penuh keraguan, mungkin dengan gemetar, dengan pergumulan keras. Mereka tidak memberi tanggapan yang berisi sukacita. Sangat mengagumkan jika kita perhatikan ketepatan dari pengajaran Tuhan. Ia menambahkan keterangan 'dengan gembira' hanya kepada mereka yang di dalam kategori kedua. Sedangkan yang di dalam kategori ketiga tidak menerima Firman dengan cara ini.
Mungkin mereka
maju ke depan dengan air mata; mereka meratap; gemetar. Hati mereka
terbuka kepada Allah. Tidak ada garis batas di hati mereka, namun - apa?
Tetapi ada perkara lain di dalam hati. Hati mereka tidak murni di dalam
pengabdian dan komitmen kepada Tuhan. Mereka tidak membuang benih-benih
lain dari dalam hati mereka. Kemudian terjadilah, Firman Allah itu
bertumbuh di dalam hati mereka, artinya mereka membuat tanggapan yang
nyata, namun segera juga "hal-hal lainnya" - kata yang digunakan di sini
adalah "hal-hal lainnya" - ikut bertumbuh dan menjepitnya, dan tanaman
itu gagal bertumbuh. Inilah tragedi besar yang dialami oleh kategori
ini. Mereka gagal untuk menjalankan firman Tuhan Yesus, "Kamu tidak
dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon". (Mat.6:24, Luk.16:13).
Anda tidak dapat mencampur-adukkan keduanya! Anda tidak boleh mengabdi
kepada Allah dan kepada Belial. Anda tidak boleh mengabdi kepada Allah
sekaligus kepada berhala-berhala lainnya. Anda tidak boleh mengabdi
kepada Allah sekaligus kepada dunia. Sudahkah anda menetapkan pilihan?
Tahukah anda di mana posisi anda sekarang? Adakah hati anda murni di
hadapan Allah?
Itu sebabnya
mengapa Tuhan Yesus menyatakan di dalam Khotbah di Bukit, seperti yang
anda ingat ketika kita membahasnya, "Jika matamu baik"
(Mat.6:22). Karena jika mata anda tidak baik atau tidak terpusat, maka
anda akan mengalami masalah pandangan yang mendua, dan terang di dalam
diri anda akan menjadi gelap. Lalu Tuhan Yesus berkata bahwa jika terang
yang ada di dalam diri anda itu gelap, "betapa gelapnya kegelapan itu"
(ay.23), semuanya terjadi jika mata anda tidak baik/tidak terpusat. Mata
anda tidak berfungsi. Anda tidak memusatkan pandangan kepada Allah; anda
mencoba untuk melirik dunia; anda mencoba untuk melirik berhala;
melihat-lihat kesenangan dunia. Anda tidak akan dapat bertahan dengan
keadaan seperti ini! Anda harus sepenuhnya dan tanpa syarat berkomitmen
kepada Allah untuk dapat bertahan. Tidak ada jalan lain.
Ujilah hati anda
di hadapan Allah. Perhatikanlah! Perhatikan: tidak disebutkan tentang
dosa di sini. Perhatikan baik-baik. Tidak disebutkan bahwa hati mereka
penuh dosa. Tidak! Mereka menerima Injil dengan sukacita. Mereka
mengasihi hal-hal yang baik. Mereka mengasihi jemaat. Mereka juga
mengasihi Firman Allah. Akan tetapi Firman Allah plus ini dan itu.
Kristus plus ini dan itu. Dan sekali anda melakukan hal seperti itu,
jika Kristus tidak menjadi segala-galanya, anda tidak akan dapat
bertahan.
Jadi kita
diberitahu apa yang akan terjadi di dalam kategori ketiga ini. Khususnya
jika anda melihatnya di dalam Injil Markus, tepatnya Mar.4:19, kita akan
melihat persoalan yang terjadi. Tanaman itu terjepit. Firman Allah
terhimpit oleh hal-hal yang lain itu. Kategori ini juga sangat
menguatirkan, karena seringkali saya melihat orang Kristen yang memulai
dengan sangat baik. Mereka tampaknya memiliki kedalaman yang bagus.
Tanggapan mereka tidaklah dangkal, akan tetapi mereka tidak dapat
memusatkan perhatiannya, tidak ada ketetapan hati. Hati mereka
terpencar-pencar, tidak terfokus. Anda tidak akan dapat bertahan tanpa
itu.
Tipe yang Pertama
Tidak Pernah Percaya, Dua yang lainnya Murtad
Sekarang kita dapat melihat bahwa di dalam ketiga kasus ini, semuanya sangat berbeda satu dengan yang lainnya. Kita sudah mengamati dari ketiga macam orang yang tidak diselamatkan ini hanya satu yang tidak percaya, yang tidak pernah mau menerima Firman Allah; dua yang lainnya menerima Firman Allah namun kemudian murtad. Jadi apa yang berlangsung selanjutnya, sebagaimana yang kita lihat di dalam ayat-ayat Lukas, adalah bahwa "mereka percaya sebentar saja" dan kemudian mereka "murtad". Dan kata "murtad" ini di dalam Alkitab sangat mutlak sifatnya. Kata Yunani yang sama digunakan di dalam 1 Tim.4:1 "sebagian orang akan murtad". Roh Kudus menyebutkan dengan tegas bahwa di hari-hari akhir, di akhir jaman, "sebagian orang akan murtad". Kata yang sama seperti yang tercatat di dalam Lukas 8:13. Di dalam Ibr.3:12, kita dapati lagi kata Yunani yang sama dengan maksud yang sama.
Sekarang kita dapat melihat bahwa di dalam ketiga kasus ini, semuanya sangat berbeda satu dengan yang lainnya. Kita sudah mengamati dari ketiga macam orang yang tidak diselamatkan ini hanya satu yang tidak percaya, yang tidak pernah mau menerima Firman Allah; dua yang lainnya menerima Firman Allah namun kemudian murtad. Jadi apa yang berlangsung selanjutnya, sebagaimana yang kita lihat di dalam ayat-ayat Lukas, adalah bahwa "mereka percaya sebentar saja" dan kemudian mereka "murtad". Dan kata "murtad" ini di dalam Alkitab sangat mutlak sifatnya. Kata Yunani yang sama digunakan di dalam 1 Tim.4:1 "sebagian orang akan murtad". Roh Kudus menyebutkan dengan tegas bahwa di hari-hari akhir, di akhir jaman, "sebagian orang akan murtad". Kata yang sama seperti yang tercatat di dalam Lukas 8:13. Di dalam Ibr.3:12, kita dapati lagi kata Yunani yang sama dengan maksud yang sama.
Saya akan bacakan
Ibr.3:12 bagi anda, sebab ini adalah ayat yang sangat penting karena
kata-kata yang tertulis di situ ditujukan kepada orang-orang Kristen: "Waspadalah,
hai saudara-saudara, supaya di antara kamu jangan terdapat seorang yang
hatinya jahat dan yang tidak percaya oleh karena ia murtad dari Allah
yang hidup." Bagaimana mungkin anda akan berbicara kepada
orang-orang Kristen tentang, "hatinya yang jahat dan yang tidak
percaya"? Apa yang ia maksudkan dengan "hati yang jahat"? Di sini,
kata 'jahat' tidak dimaksudkan untuk menggambarkan tindakan pembunuhan
atau perampokan; tidak satupun orang Kristen yang mau melakukan hal itu.
Namun yang dimaksud adalah hati yang 'tidak percaya', yaitu hati yang
tidak mengijinkan Allah untuk memerintah atasnya. Tidak mengijinkan
Allah untuk menjadi Raja di dalam kehidupan anda. Dinyatakan jahat
karena tidak mengijinkan Allah untuk menjadi Raja dalam kehidupan anda
merupakan suatu tindakan pemberontakan terhadap kedaulatan Allah.
Akibatnya adalah kemurtadan dari Allah yang hidup.
Di dalam Lukas
13:27, kata Yunani yang sama digunakan lagi, kali ini oleh Tuhan Yesus,
sebagai ungkapan penolakan yang sangat keras: "Enyahlah dari
hadapan-Ku, hai kamu sekalian yang melakukan kejahatan!" Kata ini
diterjemahkan dengan ungkapan 'enyah'. "Enyahlah dari hadapan-Ku, hai
kamu sekalian yang melakukan kejahatan!". "Aku tidak tahu dari
mana kamu datang". Di sana Ia berbicara kepada mereka, ingatlah,
yang mengaku dirinya sebagai orang Kristen. Mereka sudah menolak Kristus
di dalam hati mereka dengan cara hidup mereka, tidak harus lewat mulut
mereka.
Ini membawa kita
kepada satu poin. Sehubungan dengan kedua macam kategori itu, ketika
dikatakan bahwa mereka "murtad", ini tidak harus berarti bahwa mereka
tidak datang lagi ke gereja. Beberapa dari antara mereka memang tidak
datang lagi ke gereja. Akan tetapi yang menjadi makna utamanya adalah
bahwa di dalam hati mereka, sudah timbul penolakan terhadap kerajaan
Allah. Kehendak Allah sudah tidak lagi menjadi hal yang utama buat
mereka. Mereka adalah orang-orang yang masih datang ke gereja, dan
sesudah ibadah mereka bergegas pulang untuk bermain judi. Mereka
bergegas pulang untuk memasang taruhan di pacuan kuda. Mereka bergegas
pulang untuk segera melakukan berbagai kegiatan terlarang lainnya.
Mereka orang Kristen, tetapi mereka melakukan hal-hal itu. Termasuk
orang Kristen yang macam apakah anda? Pada masa yang lalu, mungkin
mereka pernah menjadi 'semacam' orang Kristen. Sekarang mereka masih
hadir di gereja. Ibadah di gereja dapat saja menjadi semacam kebiasaan.
Anda merasa ada yang kurang jika tidak ke gereja pada hari Minggu. Jika
anda sudah secara rutin mengunjungi gereja selama bertahun-tahun, hal
itu dapat menjadi kebiasaan bagi anda. Anda tidak tahu apa yang harus
dilakukan di hari Minggu pagi atau sore, jika saat-saat itu tidak
dihabiskan di gereja. Akan tetapi hal itu tidak lagi mencerminkan
kualitas hidup anda. Jadi makna 'kemurtadan', berdasarkan Alkitab, tidak
harus dinyatakan melalui tindakan meninggalkan gereja, walaupun memang
ada yang seperti itu. Hati mereka - harap diingat, pokok utama yang kita
bahas adalah keadaan hati seseorang - telah meninggalkan Allah.
Itulah kelompok
yang pertama. Kita sekarang memahami keadaan dari ketiga kategori di
dalam kelompok pertama yang tidak diselamatkan ini di mana semuanya
"telah murtad" dan tidak diselamatkan.
Kelompok yang
Diselamatkan dan Jumlah Hasil Buah yang Berbeda-beda
Kelompok yang kedua juga memiliki tiga kategori. Kelompok ini digambarkan menghasilkan buah: ada yang tigapuluh kali, enampuluh dan seratus kali lipat dari jumlah yang ditabur. Di sini kita melihat adanya suatu keseimbangan yang sempurna di dalam perumpamaan ini, antara mereka yang tidak diselamatkan dengan yang diselamatkan. Saya rasa, sangat perlu untuk mengingatkan anda sekali lagi bahwa dari antara mereka yang tidak diselamatkan, hanya kategori yang pertama saja yang benar-benar tidak percaya, sedangkan dua kategori lainnya merupakan orang-orang yang pada awalnya percaya. Mereka percaya, seperti kata Tuhan Yesus, "sebentar saja".
Kelompok yang kedua juga memiliki tiga kategori. Kelompok ini digambarkan menghasilkan buah: ada yang tigapuluh kali, enampuluh dan seratus kali lipat dari jumlah yang ditabur. Di sini kita melihat adanya suatu keseimbangan yang sempurna di dalam perumpamaan ini, antara mereka yang tidak diselamatkan dengan yang diselamatkan. Saya rasa, sangat perlu untuk mengingatkan anda sekali lagi bahwa dari antara mereka yang tidak diselamatkan, hanya kategori yang pertama saja yang benar-benar tidak percaya, sedangkan dua kategori lainnya merupakan orang-orang yang pada awalnya percaya. Mereka percaya, seperti kata Tuhan Yesus, "sebentar saja".
Dan di dalam
kelompok yang kedua ini, yaitu mereka yang menghasilkan buah, juga
terdapat perbedaan. Perbedaan itu terletak dalam hal kualitas. Benih
yang ditabur sama, akan tetapi benih yang sama ini memberi hasil yang
berbeda sesuai dengan kesuburan tanahnya. Firman Allah yang anda
dengarkan sama dengan yang didengar oleh John Wesley (pendiri gerakan
Metodis di Inggris, pent.). Namun, mengapa anda tidak menjadi seperti
John Wesley? Firman Allah yang anda dengarkan sama dengan yang pernah
didengar oleh John Sung (penginjil di kawasan Asia pada masa antara PD I
& II, pent.). Akan tetapi mengapa anda tidak menjadi seperti John Sung?
Ia membaca Alkitab yang sama dengan yang anda baca; ia menerima Roh
Kudus yang sama dengan yang anda terima, tapi mengapa anda memberi hasil
yang berbeda dengan dia? Apa yang menimbulkan perbedaan ini?
Di sini kita
melihat ada yang menghasilkan seratus kali lipat, sementara yang lain
hanya tigapuluh kali lipat. Jumlah yang dihasilkan masih kurang dari
sepertiga orang yang memberi seratus kali lipat. Di mana perbedaannya?
Perbedaannya terletak pada kualitas tanahnya - kualitas tanggapan anda
terhadap Allah. Anda cukup membaca tulisan orang-orang seperti John Sung
dan Wesley untuk memahami kualitas tanggapan mereka. Kualitas yang
berbedalah yang menjadi penyebabnya. Dengan demikian kita dapat memahami
mengapa mereka mengalami kuasa Allah yang bekerja melalui mereka dengan
kekuatan yang sebesar itu. Semestinya hal ini menjadi tantangan bagi
kita. Ingatlah terus akan hal ini: Firman Allah yang anda dengar sama
dengan Firman Allah yang membentuk Paulus, membentuk Augustine, John
Wesley, John Whitfield dan sebagainya. Firman Allah yang sama! Di mata
kita, orang-orang itu seperti raksasa; sementara sebagian besar yang
lain seperti orang cebol. Yang satu menghasilkan seratus kali lipat, dan
yang lain hanya tigapuluh kali. Tentunya ini bukan salah Firman Allah;
bukan pula kesalahan Roh Allah sehingga anda tidak dapat menjadi seperti
John Wesley. Kualitas tanggapan yang berbeda, perbedaan kesuburan tanah,
kualitas hati, itulah persoalannya.
Orang Kristen
macam apakah anda? Apakah anda ingin menjalani hidup bersama Allah tanpa
hasil apa-apa? Pikirkanlah, pada Hari itu ketika anda berdiri di hadapan
Tuhan, apakah ada bedanya? Seperti langit dan bumi. Kita sudah membahas
hal itu ketika berbicara tentang 'keselamatan' yaitu bahwa jika kita
tidak menghasilkan buah, maka tidak akan ada keselamatan. Kita sudah
melihat di dalam Yohanes pasal 15 bahwa setiap cabang yang tidak
menghasilkan buah akan dipotong dan dibuang ke dalam api. Tuhan sendiri
sudah menyatakan sejelas itu. Walaupun anda sudah menjadi cabang, anda
tetap dipotong. Pernyataan tersebut sudah sangat jelas, dan tidak perlu
diperjelas lagi. Lalu "dicampakkan ke dalam api" (ay.6) juga
merupakan pernyataan yang sangat jelas. Tidak perlu diperjelas lagi.
Sekarang
pertimbangkanlah hal ini. Tanyakanlah di hadapan Allah: "Jenis tanah
yang seperti apakah hati saya ini bagi Firman Allah? Seberapa jauh
tanggapan saya?" Dan jangan mengira bahwa dengan berkata, "Baiklah saya
akan mengejar yang tigapuluh kali lipat saja", maka berarti anda tidak
meninggikan diri. Itu sama sekali bukan sikap merendah! Anda justru
sedang menghambat kuasa Firman Allah yang bekerja melalui anda. Benih
yang seharusnya dapat menghasilkan seratus kali lipat anda hambat
sehingga tinggal tigapuluh kali lipat saja hasilnya. Alasan apa yang
akan anda berikan nanti? Jadi baiklah kita berdoa supaya Allah dapat
memakai kita sepenuhnya, supaya kehendak Allah dapat dilakukan
sepenuhnya di dalam hidup kita. Tanpa hambatan sama sekali! Katakan,
"Tuhan, inilah saya dengan segala kelemahan saya, dengan segala
kegagalan saya, biarlah kuasa yang daripadaMu saja, dan bukan kekuatan
saya, yang bekerja selanjutnya. Pakailah hidup saya sepenuhnya!
Genapilah kehendakMu! Hindarkanlah saya dari kecenderungan untuk
menghalangi kuasa FirmanMu."
Kunci untuk Dapat
Berbuah - Ketahanan Menghadapi Penderitaan
Mari kita melihat lebih dalam lagi pada persoalan ini. Apa yang menjadi perbedaan utama dari kedua kelompok ini? Ini adalah hal yang ingin saya ulas sampai ke dasarnya. (Bagi beberapa di antara anda, mungkin ini merupakan khotbah yang terakhir, karena ada beberapa di antara anda yang akan segera berangkat). Ini adalah khotbah yang saya harapkan agar selalu anda ingat karena membicarakan tentang hal-hal yang akan membedakan mereka yang selamat dan yang tidak dapat bertahan. Akan membedakan antara yang akan bertumbuh semakin kuat secara rohani dan yang tidak akan menghasilkan apa-apa, sampai kepada mereka yang akhirnya murtad.
Mari kita melihat lebih dalam lagi pada persoalan ini. Apa yang menjadi perbedaan utama dari kedua kelompok ini? Ini adalah hal yang ingin saya ulas sampai ke dasarnya. (Bagi beberapa di antara anda, mungkin ini merupakan khotbah yang terakhir, karena ada beberapa di antara anda yang akan segera berangkat). Ini adalah khotbah yang saya harapkan agar selalu anda ingat karena membicarakan tentang hal-hal yang akan membedakan mereka yang selamat dan yang tidak dapat bertahan. Akan membedakan antara yang akan bertumbuh semakin kuat secara rohani dan yang tidak akan menghasilkan apa-apa, sampai kepada mereka yang akhirnya murtad.
Apa kunci
pemahamannya? Inilah poin yang ingin saya tanamkan di dalam hati anda.
Semua pembahasan ini sebenarnya berkisar pada satu hal: apakah anda
memahami arti penderitaan dan apakah anda bersedia menanggungnya. Itulah
hal yang akan memberi perbedaan. Saat ini anda mungkin masih belum
memahaminya, akan tetapi saya ingin agar anda merenungkannya sejenak.
Kata terakhir di
dalam bagian perumpamaan tentang penabur di Lukas ini adalah "ketekunan".
Kata ini mengandung makna 'ketahanan atau daya tahan'. Kata terakhir
inilah yang menjadi kuncinya. Kata terakhir di dalam perumpamaan ini
haruslah anda ingat baik-baik. Jika anda tidak ingat keseluruhan isi
perumpamaannya, maka paling tidak anda ingat pada kata 'ketekunan' ini.
Kata ini menunjukkan bahwa anda tidak duduk diam sambil menunggu sesuatu
terjadi. Kata ini menunjukkan suatu daya tahan di dalam menjalani
penderitaan.
Kita tidak perlu
membuang waktu memikirkan mereka yang masuk ke dalam kategori pertama
dari kelompok yang tidak diselamatkan karena mereka memang tidak akan
mau menerima Firman Allah. Akan tetapi kita perlu memperhatikan mereka
yang masuk kategori kedua dan ketiga yang menerima Firman Allah itu,
yang menjadi orang Kristen - sesuai dengan definisi gereja - yang
menjadi orang percaya, namun hanya sebentar saja dan kemudian murtad.
Mengapa mereka ambruk? Karena tidak tahan menghadapi tekanan. Mereka
menjadi orang Kristen mungkin karena beberapa pengajar yang berkhotbah
seperti ini: "Jika anda datang kepada Yesus maka anda akan memperoleh
damai sejahtera dan sukacita". Mereka menawarkan manisan. Siapa yang
tidak suka manisan? Dan memang demikian, seringkali pekabaran Injil
berlangsung seperti obralan permen.
Kesukaran Pasti
Menimpa orang Kristen
Cara Tuhan Yesus mengabarkan Injil sangat jauh berbeda. Ia menyatakan bahwa menjadi orang Kristen bukanlah perkara gampang. Anda harus bertahan menghadapi tekanan. Anda harus menahan banyak tekanan. Injil secara terang-terangan menyebutkan hal ini. Rasul Paulus, ketika mengabarkan Injil, tidak pernah mengobralnya seperti permen. Lihat saja di dalam Kisah 14:22. Apa yang terbaca di sana? "Untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara". Itulah pernyataan dari Injil. Anda akan memasuki kerajaan Allah, benar, tapi harus melalui banyak sengsara. Saya berterima kasih kepada Allah yang membawa saya kepada para pengajar yang jujur akan hal ini. Saya muak melihat orang yang mengobral kerajaan Allah seperti barang murahan. Kemudian, ketika segala sesuatu mulai bermasalah, anda bertanya-tanya, "Hei, apa yang terjadi dengan saya? Mengapa muncul banyak masalah justru sesudah saya menjadi Kristen?" Tepat sekali! Ketika anda menjadi Kristen, anda akan mendapati bahwa segala sesuatu di dunia ini mulai menjauhi anda. Segala sesuatu mulai menjadi masalah. Dengan begitu anda akan tahu bahwa anda sudah menjadi Kristen. Begitulah cara untuk mengetahui apakah anda Kristen atau bukan. Jika anda menyangka bahwa segala sesuatunya akan menjadi indah buat anda, maka anda masih belum memahami persoalannya. "Untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah," kata Paulus, "Kita harus mengalami banyak sengsara".
Cara Tuhan Yesus mengabarkan Injil sangat jauh berbeda. Ia menyatakan bahwa menjadi orang Kristen bukanlah perkara gampang. Anda harus bertahan menghadapi tekanan. Anda harus menahan banyak tekanan. Injil secara terang-terangan menyebutkan hal ini. Rasul Paulus, ketika mengabarkan Injil, tidak pernah mengobralnya seperti permen. Lihat saja di dalam Kisah 14:22. Apa yang terbaca di sana? "Untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara". Itulah pernyataan dari Injil. Anda akan memasuki kerajaan Allah, benar, tapi harus melalui banyak sengsara. Saya berterima kasih kepada Allah yang membawa saya kepada para pengajar yang jujur akan hal ini. Saya muak melihat orang yang mengobral kerajaan Allah seperti barang murahan. Kemudian, ketika segala sesuatu mulai bermasalah, anda bertanya-tanya, "Hei, apa yang terjadi dengan saya? Mengapa muncul banyak masalah justru sesudah saya menjadi Kristen?" Tepat sekali! Ketika anda menjadi Kristen, anda akan mendapati bahwa segala sesuatu di dunia ini mulai menjauhi anda. Segala sesuatu mulai menjadi masalah. Dengan begitu anda akan tahu bahwa anda sudah menjadi Kristen. Begitulah cara untuk mengetahui apakah anda Kristen atau bukan. Jika anda menyangka bahwa segala sesuatunya akan menjadi indah buat anda, maka anda masih belum memahami persoalannya. "Untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah," kata Paulus, "Kita harus mengalami banyak sengsara".
Di sini Tuhan
Yesus mengatakan hal yang persis sama. Ia berkata bahwa ketika benih
mulai tumbuh, maka akan terjadi tiga hal. Yang pertama tercatat dalam
Mat.13:21, yaitu 'penindasan'. Yang kedua adalah 'penganiayaan'. Dan
yang ketiga terlihat di dalam Lukas 8:13, yaitu 'pencobaan'. Kita perlu
mempelajari ketiga hal ini: (1) penindasan, (2) penganiayaan, dan (3)
pencobaan.
1. Penindasan
(Tekanan)
Ketiga hal ini akan menimbulkan tekanan yang luar biasa atas diri anda. Suatu tekanan yang sangat berat. Kenyataannya, memang demikianlah arti dari penindasan di dalam bahasa sumbernya. Kata Yunani untuk 'penindasan' pada dasarnya berarti 'tekanan'. Berada di bawah penindasan berarti berada di bawah tekanan. Begitulah maknanya sehubungan dengan pengertian dasarnya, namun kata ini menjadi luas jangkauannya jika dikaitkan dengan tekanan bagi kehidupan Kristen seseorang. Dan kata yang sama digunakan pula di dalam Kisah 14:22: "Untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara". Artinya anda akan masuk dalam banyak rupa tekanan sepanjang waktu. Saya yakin bahwa mereka yang baru dibaptis pasti mulai mengalami tekanan, bukankah demikian? Jika anda belum mendapatkannya, maka itu akan datang segera. Tetapi, jika anda terus saja tidak mengalami tekanan, maka saya akan menguatirkan apakah anda mengerti apa arti menjadi orang Kristen. Anda pasti akan mengalami tekanan. Inilah arti dari kata 'penindasan'.
Ketiga hal ini akan menimbulkan tekanan yang luar biasa atas diri anda. Suatu tekanan yang sangat berat. Kenyataannya, memang demikianlah arti dari penindasan di dalam bahasa sumbernya. Kata Yunani untuk 'penindasan' pada dasarnya berarti 'tekanan'. Berada di bawah penindasan berarti berada di bawah tekanan. Begitulah maknanya sehubungan dengan pengertian dasarnya, namun kata ini menjadi luas jangkauannya jika dikaitkan dengan tekanan bagi kehidupan Kristen seseorang. Dan kata yang sama digunakan pula di dalam Kisah 14:22: "Untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara". Artinya anda akan masuk dalam banyak rupa tekanan sepanjang waktu. Saya yakin bahwa mereka yang baru dibaptis pasti mulai mengalami tekanan, bukankah demikian? Jika anda belum mendapatkannya, maka itu akan datang segera. Tetapi, jika anda terus saja tidak mengalami tekanan, maka saya akan menguatirkan apakah anda mengerti apa arti menjadi orang Kristen. Anda pasti akan mengalami tekanan. Inilah arti dari kata 'penindasan'.
Lalu bagaimana
sikap seorang Kristen dalam hal ini? Lihatlah Roma 5:3. Apa yang
disampaikan oleh rasul Paulus di dalam Roma 5:3? Ini adalah kata-kata
yang perlu anda tanamkan di dalam hati jika anda ingin menjadi orang
Kristen sejati. Rasul Paulus berkata, "Dan bukan hanya itu saja. Kita
malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa
kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan
uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak
mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita
oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita" (Rom5:3-5).
Perhatikan kata-kata "Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan
kita". kata yang diterjemahkan dengan 'kesengsaraan' adalah kata
yang sama dengan 'penindasan' dalam bahasa Yunani. Yaitu kata yang
berarti 'tekanan': "kita bermegah di dalam tekanan".
Bagaimana jika
dibandingkan dengan pemikiran anda? Sekarang ini, gereja dipenuhi oleh
orang-orang yang menjadi Kristen karena mereka datang untuk memunguti
manisan. Mereka masuk Kristen untuk menyenangkan hati sendiri. Tidak
heran jika orang Kristen seperti ini segera mengeluh segera ketika
tekanan mulai datang. Ketika beban mulai memberati mereka, mereka mulai
mengeluh, "Hei, apa yang terjadi? Ada apa ini?" Ya, yang terjadi
sebenarnya adalah anda mulai mengalami kehidupan Kristen. Jika ada
pengkhotbah yang tidak memberitahukan anda bahwa ketika anda menjadi
Kristen, anda akan masuk ke dalam tekanan, pengkhotbah itu tidak layak
mengabarkan Injil. Ia tidak pantas mengabarkan Injil. Sangat banyak
masalah yang saya dapatkan karena kelakuan para penginjil yang keluyuran
mengejar pengikut baru. Orang-orang ini, ketika sudah memastikan bahwa
seseorang bersedia membuat keputusan untuk mengikut Kristus, lalu segera
beralih ke sasaran lain! Perhatiannya kepada orang malang yang baru
mengambil keputusan itu berakhir sudah. Lalu para pendeta kebagian tugas
untuk menghadapi keruwetan yang ditimbulkannya. Orang-orang datang
kepada saya dan mengeluh, "Mengapa? Mengapa semuanya menjadi kacau? Ayah
saya jatuh sakit; ibu saya dibelit masalah keuangan; dan usaha saya
berantakan. Saya sendiri harus menghadapi masalah pribadi di sana-sini.
Apa yang terjadi? Saya kan sekarang sudah jadi orang Kristen! Allah
seharusnya memberi saya gula-gula!" Allah tidak pernah menjanjikan
manisan kepada anda. Pelajarilah isi Alkitab! Jika anda tahu apa artinya
menjadi orang Kristen, seharusnya anda bermegah bersama rasul Paulus
yang berkata, "Bahkan lebih dari itu, kami justru bermegah di dalam
kesengsaraan." Lalu anda menyahut, "Ada apa dengan Paulus? Apa dia
sejenis orang gila? Apa dia jenis orang yang gemar siksaan?" Bukan, tapi
Paulus orang yang memahami apa arti hidup sebagai orang Kristen; yaitu
selalu berada di bawah tekanan. Saya harap anda mencamkan hal itu
baik-baik. (Saya ucapkan sekali lagi bagi mereka yang kembali ke Hong
Kong. Ingatlah: kalian dipanggil untuk menderita! Saya harap kalian
memahami hal itu, paling tidak di dalam gereja ini. Jika anda pulang ke
Hong Kong, anda akan masuk di dalam tekanan). Maka anda akan dapat
bersyukur kepada Allah atas tekanan yang anda hadapi. Anda akan belajar
untuk bersama rasul Paulus berkata, "Aku bermegah". Kita bermegah atas
penderitaan, tekanan, yang harus kita tanggung.
2. Penganiayaan
Kata yang kedua adalah 'penganiayaan'. Anda belum benar-benar orang Kristen jika anda belum mengalami aniaya. Cepat atau lambat anda akan mengalaminya, dan bentuk aniaya yang paling buruk adalah yang berasal dari sesama orang Kristen. (Saya sampaikan sekali lagi bagi mereka yang kembali ke Hong Kong. Jangan kecewa jika kebanyakan aniaya yang anda alami akan berasal dari sesama orang Kristen). Ingatlah selalu, seperti yang sudah sering saya sampaikan, bahwa orang yang menganiaya Tuhan Yesus sebagian besar berasal dari kalangan religius. Golongan Farisi, adalah kelompok orang yang fanatik; golongan ahli Taurat, adalah para teolog; imam-imam di Bait Allah, adalah para pemimpin agama di jaman itu - ketiga kelompok inilah yang menjatuhkan hukuman mati kepada Yesus. Ingatlah hal itu baik-baik!
Kata yang kedua adalah 'penganiayaan'. Anda belum benar-benar orang Kristen jika anda belum mengalami aniaya. Cepat atau lambat anda akan mengalaminya, dan bentuk aniaya yang paling buruk adalah yang berasal dari sesama orang Kristen. (Saya sampaikan sekali lagi bagi mereka yang kembali ke Hong Kong. Jangan kecewa jika kebanyakan aniaya yang anda alami akan berasal dari sesama orang Kristen). Ingatlah selalu, seperti yang sudah sering saya sampaikan, bahwa orang yang menganiaya Tuhan Yesus sebagian besar berasal dari kalangan religius. Golongan Farisi, adalah kelompok orang yang fanatik; golongan ahli Taurat, adalah para teolog; imam-imam di Bait Allah, adalah para pemimpin agama di jaman itu - ketiga kelompok inilah yang menjatuhkan hukuman mati kepada Yesus. Ingatlah hal itu baik-baik!
John Wesley,
seorang hamba Allah yang luar biasa, sepanjang hidupnya dianiaya oleh
sesama orang Kristen. Tahukah anda akan hal itu? Bukan orang non-Kristen
yang menimbulkan aniaya berat bagi John Wesley. Ia juga mengalami aniaya
dari orang non-Kristen. Akan tetapi orang Kristenlah yang paling
menyusahkannya. Pada awalnya, ia diusir dari Gereja Inggris (gereja
resmi kerajaan Inggris, pent.). Ia tidak diijinkan untuk berkhotbah di
dalam setiap cabang Gereja Inggris, karena ia mengajar tentang
kekudusan, dan Gereja Inggris tidak mau mendengar khotbah tentang
kekudusan. Mereka mengusirnya keluar sehingga John Wesley harus
berkhotbah di jalanan, karena ia tidak lagi boleh berkhotbah di mimbar
gereja. Namun syukur kepada Allah, karena melalui John Wesley terjadi
suatu kebangkitan rohani yang luar biasa di Inggris, yang tidak pernah
dapat diimbangi oleh peristiwa-peristiwa kebangkitan rohani lainnya
sepanjang sejarah Inggris. John Wesley sadar bahwa ia akan mengalami
penganiayaan. Ia tidak menyimpan keluhan terhadap mereka yang menganiaya
dia. Ia tidak menyimpan dendam. Dan sekarang ini, Gereja Inggris sangat
menyesali apa yang sudah mereka perbuat terhadap John Wesley dahulu.
Mereka sekarang mencoba untuk merangkul Gereja Metodis agar mau kembali
ke Gereja Inggris.
Ingatlah hal ini
baik-baik. Bagi mereka yang melayani Tuhan (yang akan menghadapi
aniaya). Jika anda setia kepada Injil, anda akan menghadapi penganiayaan
dari orang non-Kristen sekaligus dari sesama orang Kristen. Kadang kala
anda akan bertanya-tanya, "Mengapa saya dimusuhi semua orang?"
Di masa awal
sejarah gereja, Athanasius, seorang hamba Allah yang luar biasa dari
abad ke-4, mengalami pengucilan sampai tujuh kali. Siapa yang
mengucilkannya? Sesama orang Kristen! Ia diusir keluar dari lingkungan
gereja. Hanya cabang tempat ia melayani saja yang setia
mempertahankannya. Gereja secara umum saat itu mengucilkan dia. Namun
kemudian segala sesuatu mulai berbalik. Athanasius sekarang ini kita
kenal sebagai seorang penyelamat besar di tengah lingkungan jemaat, ia
menyelamatkan jemaat dari ancaman kesesatan yang mengerikan. Akan tetapi
pada jamannya, ia sendiri malah dituduh sebagai orang sesat.
Sekarang kita
sudah mendapatkan gambaran yang semakin jelas. Kata yang pertama adalah
'tekanan'. Kata yang kedua adalah 'penganiayaan'. Rasul Paulus berkata
di dalam 2 Tim.3:11, "Engkau telah ikut menderita penganiayaan dan
sengsara seperti yang telah kuderita." Dan ia melanjutkan dalam ayat
berikutnya, ay.12: "Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di
dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya". Anda harus menderita aniaya.
Jangan mengira bahwa anda adalah kekecualian! Jika anda ingin
dikecualikan, jangan menjadi orang Kristen. Saat anda menjadi orang
Kristen, sadari hal ini, "Saya akan menderita aniaya." Namun jika anda
tidak ingin menderita aniaya, maka kemasilah barang-barang anda dan
lupakan Kekristenan. Anda tidak usah menjadi orang Kristen sama sekali.
3. Pencobaan
Kata yang ketiga, yang kita dapati dalam Lukas 8:13, adalah kata 'pencobaan'. Kata 'pencobaan' di dalam bahasa Yunani memiliki dua makna. Makna pertama dari kata 'pencobaan' adalah ujian dari Allah. Jadi merupakan tindakan Allah untuk menguji anda. Dalam pengertian ini, terjemahan yang dipakai bukanlah 'pencobaan'; karena merupakan ujian. Kata Yunani yang sama dipakai di dalam 1 Pet.4:14 dengan makna pengujian ini. Di ayat ini, rasul Petrus berkata, "Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu." Di sini kata tersebut diterjemahkan dengan kata 'dinista' - menderita penistaan karena nama Kristus - dan diuji dengan cara ini. Ungkapan "ujian", berada di bawah tekanan, mengalami ujian Allah - diuji dengan api, seperti yang ada tertulis - merupakan bagian dari kehidupan orang Kristen. Anda akan selalu menghadapi ujian. Kita akan membahas hal itu sebentar lagi.
Kata yang ketiga, yang kita dapati dalam Lukas 8:13, adalah kata 'pencobaan'. Kata 'pencobaan' di dalam bahasa Yunani memiliki dua makna. Makna pertama dari kata 'pencobaan' adalah ujian dari Allah. Jadi merupakan tindakan Allah untuk menguji anda. Dalam pengertian ini, terjemahan yang dipakai bukanlah 'pencobaan'; karena merupakan ujian. Kata Yunani yang sama dipakai di dalam 1 Pet.4:14 dengan makna pengujian ini. Di ayat ini, rasul Petrus berkata, "Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu." Di sini kata tersebut diterjemahkan dengan kata 'dinista' - menderita penistaan karena nama Kristus - dan diuji dengan cara ini. Ungkapan "ujian", berada di bawah tekanan, mengalami ujian Allah - diuji dengan api, seperti yang ada tertulis - merupakan bagian dari kehidupan orang Kristen. Anda akan selalu menghadapi ujian. Kita akan membahas hal itu sebentar lagi.
Makna kedua dari
kata 'pencobaan' adalah digoda untuk berbuat dosa. Di sini pengertiannya
sangat jauh berbeda. Dalam maknanya kali ini, Iblislah yang memegang
peranan. Tentu saja, Iblis ikut berperan di dalam setiap ujian, dalam
arti ia selalu mencoba untuk menjatuhkan anda, menjauhkan anda dari
Allah. Namun, di dalam makna yang kedua ini, ia berperan langsung,
bukannya sekadar dilibatkan. Ia menggoda anda untuk berbuat dosa;
mengumpankan dosa kepada anda. Ia akan memamerkan kenikmatan dosa. Ia
mencoba menjerat anda ke dalam dosa. Ini dapat kita lihat contohnya di
dalam Lukas 4:13, di mana setan mencoba untuk menggodai Tuhan Yesus,
mencoba untuk menjatuhkanNya.
Penderitaan
Digambarkan dengan Sinar Matahari - ia dapat Membinasakan atau Memberi
Pertumbuhan
Secara keseluruhan, kita dapat melihat bahwa penderitaan memang tidak terpisahkan dari kehidupan orang Kristen. Kita sudah melihat arti ketiga kata yang dipakai oleh Tuhan Yesus dalam menjelaskan mengapa benih yang jatuh di tanah yang berbatu-batu itu layu. Saya ingin agar anda memperhatikan perumpamaan ini sekali lagi. Di dalam perumpamaan ini, pernderitaan dibandingkan dengan matahari. Sangatlah penting untuk dapat memahami hal ini. Ia berkata bahwa ketika matahari terbit, maka benih yang tumbuh di tanah berbatu-batu itu mati, karena mereka tidak berakar dan tidak mendapat cukup air. Renungkanlah. Di dalam pengajaran Tuhan kali ini, matahari dibandingkan dengan penderitaan. Hal ini sangat penting. Matahari dapat membinasakan ataupun membantu pertumbuhan. Ini sebabnya saya nyatakan bahwa poin ini sangat penting untuk dapat memahami perumpamaan yang diajarkan Tuhan.
Secara keseluruhan, kita dapat melihat bahwa penderitaan memang tidak terpisahkan dari kehidupan orang Kristen. Kita sudah melihat arti ketiga kata yang dipakai oleh Tuhan Yesus dalam menjelaskan mengapa benih yang jatuh di tanah yang berbatu-batu itu layu. Saya ingin agar anda memperhatikan perumpamaan ini sekali lagi. Di dalam perumpamaan ini, pernderitaan dibandingkan dengan matahari. Sangatlah penting untuk dapat memahami hal ini. Ia berkata bahwa ketika matahari terbit, maka benih yang tumbuh di tanah berbatu-batu itu mati, karena mereka tidak berakar dan tidak mendapat cukup air. Renungkanlah. Di dalam pengajaran Tuhan kali ini, matahari dibandingkan dengan penderitaan. Hal ini sangat penting. Matahari dapat membinasakan ataupun membantu pertumbuhan. Ini sebabnya saya nyatakan bahwa poin ini sangat penting untuk dapat memahami perumpamaan yang diajarkan Tuhan.
Tanpa matahari,
tidak ada tanaman yang dapat tumbuh. Hal lain yang perlu anda ingat
baik-baik adalah bahwa matahari sangatlah dibutuhkan, dalam pengertian
tertentu, oleh tanaman yang menghasilkan buah. Ia memampukan mereka
untuk dapat menghasilkan banyak buah. Akan tetapi bagi tanaman yang
tidak berakar, ia akan membinasakannya. Penindasan sama seperti
matahari. Ia akan membawa anda semakin masuk dalam kerohanian, atau akan
membinasakan kerohanian anda, dan itu semua bergantung pada anda,
bukannya pada matahari. Kita akan menelaahnya dengan lebih teliti sesaat
lagi.
Tiga Perkara Fatal
bagi Orang Kristen
Mari kita lihat mereka yang masuk kategori kedua dari orang percaya yang gagal bertahan, benih yang tumbuh di tengah semak belukar. Tentunya kita memahami bahwa benih itu tidak jatuh di tengah semak belukar yang sudah besar; pada awalnya semak itu tidak nampak. Mereka tumbuh bersama dan semak itu mencekik benih yang ditabur. Di bagian ini, kita juga melihat ada tiga hal yang berkaitan dengan semak belukar itu, khususnya jika kita melihat di dalam Markus 4:19. Inilah yang disampaikan oleh Tuhan Yesus berkaitan dengan benih yang jatuh di semak belukar. Kita mulai dari ayat 18: "Dan yang lain ialah yang ditaburkan di tengah semak duri, itulah yang mendengar firman itu," - sekarang perhatikan tiga hal yang disampaikanNya - "lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan dan keinginan-keinginan akan hal yang lain..."
Mari kita lihat mereka yang masuk kategori kedua dari orang percaya yang gagal bertahan, benih yang tumbuh di tengah semak belukar. Tentunya kita memahami bahwa benih itu tidak jatuh di tengah semak belukar yang sudah besar; pada awalnya semak itu tidak nampak. Mereka tumbuh bersama dan semak itu mencekik benih yang ditabur. Di bagian ini, kita juga melihat ada tiga hal yang berkaitan dengan semak belukar itu, khususnya jika kita melihat di dalam Markus 4:19. Inilah yang disampaikan oleh Tuhan Yesus berkaitan dengan benih yang jatuh di semak belukar. Kita mulai dari ayat 18: "Dan yang lain ialah yang ditaburkan di tengah semak duri, itulah yang mendengar firman itu," - sekarang perhatikan tiga hal yang disampaikanNya - "lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan dan keinginan-keinginan akan hal yang lain..."
Perhatikan bahwa
Tuhan Yesus menggunakan tiga kata bagi penderitaan: aniaya, tekanan dan
pencobaan sehubungan dengan mereka yang tumbuh di tanah berbatu-batu.
Selanjutnya, Ia memakai tiga ungkapan pula dalam hubungannya dengan
mereka yang tumbuh di tengah semak belukar; yaitu, (1) kekuatiran dunia
ini, (2) tipu daya kekayaan dan (3) keinginan-keinginan akan hal yang
lain. Ketiga hal ini akan menjadi perkara yang fatal bagi orang Kristen
yang coba-coba memberi lahan bagi hal-hal tersebut - mementingkan dunia,
mementingkan masa sekarang.
Menghindari
Penderitaan berarti Mengejar Kesenangan Duniawi
Sekarang cobalah tanyakan pada diri anda sendiri mengapa ketiga hal tersebut akan berdampak besar bagi orang Kristen. Seseorang yang tidak mau menderita adalah orang yang hanya ingin menikmati apa yang disebut 'kehidupan'. Ia ingin menghindari penderitaan. Jadi, pada dasarnya, hal yang sama berlaku di sini. Jika anda tidak ingin menderita, maka anda pasti akan pergi mengejar kekayaan. Mengejar kenikmatan duniawi. Itulah cara untuk lari dari penderitaan. Jadi kategori kedua ini (dari mereka yang percaya tetapi gagal bertahan) sebenarnya sama persis dengan mereka yang pertama, yang tumbuh di tanah berbatu-batu; mereka semua lari dari tekanan. Mereka ingin mencari pelarian di dunia ini, mereka kuatir jika sewaktu-waktu gagal, jika mereka tidak dapat meraih apa yang mereka kejar di dunia ini.
Sekarang cobalah tanyakan pada diri anda sendiri mengapa ketiga hal tersebut akan berdampak besar bagi orang Kristen. Seseorang yang tidak mau menderita adalah orang yang hanya ingin menikmati apa yang disebut 'kehidupan'. Ia ingin menghindari penderitaan. Jadi, pada dasarnya, hal yang sama berlaku di sini. Jika anda tidak ingin menderita, maka anda pasti akan pergi mengejar kekayaan. Mengejar kenikmatan duniawi. Itulah cara untuk lari dari penderitaan. Jadi kategori kedua ini (dari mereka yang percaya tetapi gagal bertahan) sebenarnya sama persis dengan mereka yang pertama, yang tumbuh di tanah berbatu-batu; mereka semua lari dari tekanan. Mereka ingin mencari pelarian di dunia ini, mereka kuatir jika sewaktu-waktu gagal, jika mereka tidak dapat meraih apa yang mereka kejar di dunia ini.
Pada dasarnya,
mentalitas yang sama terdapat di dalam kelompok ini, dengan pengungkapan
yang berbeda-beda. Mengapa seorang Kristen mencintai uang? Karena uang
dapat menyingkirkan tekanan dari pundak mereka, bukankah begitu? Uang
dapat menolong mereka untuk mendapatkan mobil mewah; uang dapat membantu
mereka mendapatkan rumah yang lebih indah; uang dapat membantu mereka
untuk meringankan beban dan penderitaan. Lagi pula, apa arti penderitaan
sesungguhnya? Penderitaan sebenarnya berarti masuk dalam tekanan
keuangan. Anda tidak mau berada di bawah tekanan keuangan, dan untuk itu
anda berusaha untuk mendapatkan uang.
Apa artinya? Anda
tidak ingin menghadapi aniaya; anda ingin dihormati semua orang.
Bagaimana cara agar dihormati orang? Hanya jika anda memiliki uang! Anda
dapat mengendarai mobil mewah; dapat menjalani hidup penuh gaya. Orang
akan menghormati anda; mereka tidak akan menganiaya anda. Terlebih lagi,
jika anda punya banyak uang, sangat berbahaya jika ada orang yang
coba-coba menganiaya anda. Anda dapat membayar pengacara. Orang Kristen
yang miskin tidak dapat menyeret anda ke pengadilan; tapi jika ia orang
kaya, dan anda mengganggunya, maka ia akan menyeret anda ke pengadilan.
Ia punya banyak pengacara. Jika anda memfitnahnya, atau mengucapkan
hal-hal yang buruk tentangnya, anda akan masuk dalam masalah besar.
Tidak ada orang yang berani mengganggu orang kaya, tapi banyak yang
berani menyerang orang miskin. Orang miskin tidak dapat membela diri,
tapi orang kaya mereka tidak berani serang.
Selanjutnya, tentu
saja, anda mulai menginginkan banyak hal karena anda mampu membelinya.
Orang miskin tidak punya uang untuk itu; ia hanya dapat mengkhayal
tentang stereo tape. Jika anda tidak punya uang untuk membeli stereo
tape, anda hanya bisa mengaguminya dari balik kaca. Tetapi orang kaya,
dengan uang yang dimilikinya, ia menginginkan segalanya, karena ia
memiliki kuasa untuk mendapatkan apa yang diinginkannya. Jika ia ingin
berlibur ke Florida (Amerika, pent.), ia segera berangkat ke sana.
Dapatkah anda berlibur ke Florida? Tidak! Itu karena anda tidak cukup
kaya. Jadi anda hanya bisa mengagumi Florida dari halaman majalah. Anda
menikmati keindahan alam Florida dari gambar-gambar di majalah. Ada
gambar kapal layar di sana, dan anda membayangkan, "Wah, seperti apa
rasanya berlibur di sana." Anda hanya dapat menikmatinya dari kejauhan,
lalu anda mulai membatin, "Saya harus mencari lebih banyak uang. Saya
harus bekerja lebih keras lagi, sehingga saya dapat menikmati hidup
ini."
Jadi kategori ini
pun mencoba untuk lari dari penderitaan sejauh mungkin, dan mencari
pelarian di dunia. Itu sebabnya saya sampaikan di bagian depan seluruh
perbedaan (antara yang selamat dengan yang gagal, pent.) terletak pada
pemahaman akan makna penderitaan serta kesediaan untuk menanggungnya.
(1) Anda mungkin memahaminya, tetapi anda tidak mau menerimanya, hal ini
tidak menolong anda. (2) Anda bersedia menerimanya, dan seperti Paulus,
bermegah dalam kesengsaraan. Itulah perbedaan antara kelompok yang
selamat dengan yang tidak selamat.
Penderitaan itu
tidak Terelakkan dan Memang Perlu bagi orang Kristen
Sekarang kita sampai ke bagian kesimpulan tentang penderitaan. Hal pertama yang perlu saya sampaikan kepada anda berkaitan dengan penderitaan ini adalah ini: Penderitaan bagi orang Kristen tidak mungkin dapat dihindari. Sama seperti sinar matahari; matahari bersinar tidak hanya kepada orang non-Kristen akan tetapi juga bersinar atas orang Kristen. Ia bersinar atas semua orang. Ia akan membinasakan yang satu, tetapi juga membantu pertumbuhan yang lain. Alasan mengapa satu tanaman layu terkena sinar matahari bukan semata-mata karena terik matahari itu saja. Matahari tidak memusatkan sinarnya kepada satu titik saja; ia bersinar ke segala arah. Jika ia bersinar atas tanaman yang kemudian layu, ia juga bersinar atas tanaman yang semakin subur. Jadi sia-sia jika seseorang yang gagal lalu mengeluh, "Saya menderita lebih dari yang lain." Anda tidak menderita lebih dari yang lain. Saya jamin bahwa penderitaan anda tidak ada sepersepuluh dari penderitaan Paulus bagi Kristus. Tapi perhatikanlah orang Kristen yang lemah. Ia menggerutu setiap kali ada masalah. Selalu bertanya, "Mengapa Allah berbuat ini kepada saya?" Ia melakukan hal itu kepada anda karena anda memang membutuhkan sinar matahari. Tidak ada tanaman yang bertumbuh tanpa sinar matahari. Anda harus dapat bertahan. Benih yang jatuh ke tanah keras juga mendapat sinar matahari. Tentu saja ia tidak perlu kuatir karena ia tidak akan berlama-lama di sana. Matahari bersinar ke segala arah. Jadi dengan cara yang sama, di dalam hidup ini, tidak ada jalan untuk menghindari penderitaan dan aniaya. Anda dapat melarikan diri dengan mengandalkan dunia ini, namun itu hanya membuat anda masuk ke dalam masalah yang lain, sebagaimana yang sudah kita ketahui.
Sekarang kita sampai ke bagian kesimpulan tentang penderitaan. Hal pertama yang perlu saya sampaikan kepada anda berkaitan dengan penderitaan ini adalah ini: Penderitaan bagi orang Kristen tidak mungkin dapat dihindari. Sama seperti sinar matahari; matahari bersinar tidak hanya kepada orang non-Kristen akan tetapi juga bersinar atas orang Kristen. Ia bersinar atas semua orang. Ia akan membinasakan yang satu, tetapi juga membantu pertumbuhan yang lain. Alasan mengapa satu tanaman layu terkena sinar matahari bukan semata-mata karena terik matahari itu saja. Matahari tidak memusatkan sinarnya kepada satu titik saja; ia bersinar ke segala arah. Jika ia bersinar atas tanaman yang kemudian layu, ia juga bersinar atas tanaman yang semakin subur. Jadi sia-sia jika seseorang yang gagal lalu mengeluh, "Saya menderita lebih dari yang lain." Anda tidak menderita lebih dari yang lain. Saya jamin bahwa penderitaan anda tidak ada sepersepuluh dari penderitaan Paulus bagi Kristus. Tapi perhatikanlah orang Kristen yang lemah. Ia menggerutu setiap kali ada masalah. Selalu bertanya, "Mengapa Allah berbuat ini kepada saya?" Ia melakukan hal itu kepada anda karena anda memang membutuhkan sinar matahari. Tidak ada tanaman yang bertumbuh tanpa sinar matahari. Anda harus dapat bertahan. Benih yang jatuh ke tanah keras juga mendapat sinar matahari. Tentu saja ia tidak perlu kuatir karena ia tidak akan berlama-lama di sana. Matahari bersinar ke segala arah. Jadi dengan cara yang sama, di dalam hidup ini, tidak ada jalan untuk menghindari penderitaan dan aniaya. Anda dapat melarikan diri dengan mengandalkan dunia ini, namun itu hanya membuat anda masuk ke dalam masalah yang lain, sebagaimana yang sudah kita ketahui.
Dunia ini sangat
menipu. Tampaknya anda diberi sesuatu yang baik; lalu anda dijerat untuk
semakin jauh memasukinya; dan pada akhirnya anda mendapati bahwa
penderitaan juga isinya, penderitaan dalam bentuk yang berbeda. Di dalam
hidup ini, tidak ada tempat untuk lolos dari penderitaan, setidaknya
dalam jangka panjang. Orang Kristen yang bijak sudah memahami hal itu.
Ia tahu bahwa mereka yang kaya juga tidak dapat tidur nyenyak karena
kuatir mungkin akan diculik demi tebusan; atau bank tempat ia menyimpan
dananya ditutup; atau perusahaan asuransi yang menjaminnya bangkrut;
atau harga saham-saham yang dibelinya ternyata anjlok; dan masih banyak
lagi kekuatiran lainnya. Kekuatiran mereka tidak ada akhirnya. Siapa
yang akan menerima warisan jika ia mati, dan apakah keluarganya akan
berkelahi memperebutkan warisan itu nantinya. Ada yang lebih buruk lagi,
yaitu mereka yang sudah kehilangan kesehatannya sebelum menjadi kaya.
Seperti yang sudah pernah saya ceritakan kepada anda, ada beberapa orang
yang mengorbankan kesehatannya untuk dapat memperoleh kekayaan, lalu
kemudian, sesudah menjadi kaya, mereka menggunakan kekayaan itu untuk
mengembalikan kesehatan mereka. Dan hal yang begini sering terjadi.
Selanjutnya hal
kedua yang perlu kita pahami sehubungan dengan penderitaan adalah ini:
alasan mengapa anda bermegah atas penderitaan, jika anda adalah orang
Kristen yang bijak, adalah karena anda tahu bahwa penderitaan membasmi
dosa di dalam hidup anda. Kita dapati hal ini di dalam 1 Pet.4:1: "Barangsiapa
telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa."
Sudah cukup sering saya menyampaikan ayat ini kepada anda di dalam
pendalaman Alkitab. Sangatlah penting untuk memahami bahwa: penderitaan
akan memangkas akar-akar dosa. Penderitaan merupakan jalan untuk
membasmi lalang di dalam hidup anda, membasmi sampai ke akarnya, jika
anda ijinkan penderitaan itu bekerja, jika akar -akar lalang itu anda
hadapkan ke matahari. Penderitaan akan memurnikan hidup anda. 1 Pet. 1:
6,7 memberitahu kita bahwa itulah ujian bagi iman kita, seperti emas
yang diuji dengan api sehingga menjadi semakin murni. Atau, jika kita
kaitkan dengan perumpamaan ini, sejalan dengan semakin teriknya sinar
matahari, tanaman tersebut menancapkan akarnya semakin jauh ke dalam
tanah. Kualitas kehidupan rohaninya meningkat karena ia tahu bahwa ia
harus bergerak lebih jauh lagi ke dalam untuk dapat menyerap semakin
banyak air yang dibutuhkannya.
Yang ketiga,
penderitaan pada kenyataannya adalah tanda dari kasih Allah. Sinar
matahari demikian indahnya! Sinar matahari yang membantu pertumbuhan
tanaman, mengapa ia membinasakan tanaman yang tidak berakar? Jika anda
memiliki akar, tanaman yang memiliki akar justru menikmati sinar
matahari. Sangat luar biasa! Ia bertumbuh justru karena sinar matahari.
Ini menggambarkan kasih Allah kepada kita. kita mendapatinya, sebagai
contoh, dalam Ibr.12:10. Kita diberitahu bahwa melalui penderitaan dan
disiplin, kita dapat beroleh bagian dalam kekudusanNya. Tahukah anda
akan hal itu? Kekudusan hanya dapat dimasuki melalui penderitaan. Allah
memberi penderitaan agar supaya "kita beroleh bagian dalam
kekudusanNya" - Ibr.12:10 memberi tahu kita - supaya kita dapat
menjadi serupa dengan Dia. Secara umum, Ibrani 12:3-11 berbicara tentang
fakta bahwa Allah mendisiplin kita karena Ia mengasihi kita. Saya
mendisiplin anak saya karena saya mengasihinya. Disiplin adalah ungkapan
kasih dan kepedulian saya. Saya tidak mendisiplin anak tetangga saya,
karena itu anak orang lain, jika anak itu melakukan kenakalan, seperti
merusak rumahnya sendiri, maka itu bukan tanggung jawab saya. Saya tidak
akan mendatanginya dan menegur, "Mengapa kamu merusak rumah kamu?" Itu
adalah urusannya sendiri. Jika orang tuanya tidak menghentikannya,
mengapa saya harus melakukannya? Akan tetapi saya mempedulikan anak
saya. Jika anak saya melakukan hal itu, maka saya akan mendisiplinnya.
Hal ini akan melukai hatinya; dan saya juga, akan tetapi penderitaan
adalah ungkapan dari kasih.
Kita Dipanggil
untuk Masuk dalam Persekutuan Penderitaan Yesus
Dan terlebih lagi, kita dipanggil untuk masuk ke "persekutuan dalam penderitaan-Nya" (Flp.3:10). Kita dipanggil untuk masuk ke sana. Bagaimana menurut anda? Apakah anda curiga bahwa saya sakit jiwa karena berbicara seperti ini? Tuhan Yesus berbicara tentang hal yang sama: "Barangsiapa yang ingin mengikut Aku, ia harus memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku." Anda mau mengikut Yesus? Anda harus berjalan di belakangNya. Ia memikul salibNya; dan anda memikul salib anda. Anda mengikut Dia dalam - "persekutuan dalam penderitaan-Nya". Hal ini sangat penting untuk dipahami. Dan hal ini juga mengandung berbagai macam makna:
Dan terlebih lagi, kita dipanggil untuk masuk ke "persekutuan dalam penderitaan-Nya" (Flp.3:10). Kita dipanggil untuk masuk ke sana. Bagaimana menurut anda? Apakah anda curiga bahwa saya sakit jiwa karena berbicara seperti ini? Tuhan Yesus berbicara tentang hal yang sama: "Barangsiapa yang ingin mengikut Aku, ia harus memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku." Anda mau mengikut Yesus? Anda harus berjalan di belakangNya. Ia memikul salibNya; dan anda memikul salib anda. Anda mengikut Dia dalam - "persekutuan dalam penderitaan-Nya". Hal ini sangat penting untuk dipahami. Dan hal ini juga mengandung berbagai macam makna:
Pertama, itu
berarti bahwa ketika anda menanggung penderitaan, maka anda dipandang
sebagai muridNya. Anda mengikut jejakNya. Di dalam 1 Pet.2:21 dikatakan
bahwa Ia meninggalkan teladan untuk kita ikuti jejakNya. Itu sebabnya
ketika anda menanggung penderitaan maka anda mengerti bahwa adalah
seorang murid. Penderitaan ini adalah buktinya.
Kedua, penderitaan
ini membuktikan bahwa kita memuliakan Kristus dengan tubuh kita. Rasul
Paulus berkata bahwa ia bermegah di dalam penderitaannya. Di dalam
Filipi 1:20 ia berkata, "Sebab yang sangat kurindukan dan kuharapkan
ialah ... Kristus dengan nyata dimuliakan di dalam tubuhku, baik oleh
hidupku, maupun oleh matiku." Di mana ada orang Kristen seperti ini
sekarang? Di mana kita dapat menemukan orang seperti itu? Orang sekarang
hanya ingin hidupnya saja, bukan matinya. Paulus berkata, "Aku lebih
suka mati." Ia tidak takut mati karena "Kristus dimuliakan dengan
matiku". Kita melihat bagaimana ia berkeras untuk pergi ke Yerusalem
sekalipun yang lain berusaha mencegahnya. Ia tidak pernah takut untuk
mati. Ia akan memuliakan Allah di dalam penderitaannya.
Ketiga, kita
dapati bahwa hanya melalui penderitaan kita akan dapat mengenal Yesus
sampai ke tingkat yang terdalam. Kepada orang Kristen semacam inilah
kita perlu bersekutu, sayangnya mereka tergolong langka. Dengan mereka
anda dapat bersekutu sampai tingkat yang terdalam. Anda tahu mengapa?
Karena mereka benar-benar mengenal Yesus. Bagaimana cara mereka mengenal
Yesus? Di mana mereka mengenal Dia? Di dalam kelas penderitaan! Seorang
Kristen yang telah mengalami penderitaan akan memiliki kedalaman yang
tidak dimiliki oleh orang Kristen lainnya. Mereka memiliki kedalaman.
Mereka benar-benar mengenal Yesus - bukannya sekadar berkata, "Aku
percaya padaNya." Mereka mengenal Yesus sampai ke tingkat yang terdalam.
Ini adalah jenis orang Kristen yang sudah langka sekarang ini. Jika
suatu hari nanti anda mendapat kesempatan untuk bertemu dengan
saudara-saudara seiman di China, anda akan mengerti maksud saya. Orang
yang sudah pernah mengalami kesulitan di tempat kerja paksa adalah orang
Kristen dengan kualitas yang berbeda. Ia bukanlah tipe orang Kristen
mingguan. Bukan pula orang Kristen yang gemar piknik. Ia adalah orang
Kristen yang sudah mengalami masa kerja paksa, penderitaan, pukulan dan
interogasi. Ada kualitas yang berbeda di dalam diri orang-orang ini.
Mereka mengenal Yesus secara khusus.
Inilah yang Paulus
rindukan. Ia berkata, "Apakah engkau ingin mengenal Yesus? Saya beritahu
cara untuk mengenal Yesus. Kamu dapat mengenalNya di tempat
penderitaan." Jika anda tidak ingin menderita, maka anda tidak akan
mengenal Yesus. Anda tidak akan dapat mengenal Yesus dengan memasuki
sekolah Alkitab dan belajar di sana. Itu bukan tempat untuk mengenal
Yesus; itu tempat untuk memperoleh pengetahuan akademis. Tempat untuk
memperoleh gelar akademis, tetapi bukan tempat untuk mengenal Yesus.
Tidak seorang pun yang lulus dari sekolah Alkitab memiliki pengenalan
akan Yesus seperti pengenalan yang dimiliki oleh Paulus, dengan cara
sebagaimana yang sudah kita bicarakan. Tak seorangpun lulusan dari
sekolah Alkitab yang memiliki pengenalan akan Yesus seperti
saudara-saudara di China yang mungkin tidak memiliki pendidikan tinggi,
tetapi dipenjarakan karena Tuhan Yesus. Saya beritahukan kepada anda,
jika anda berbicara dengan kedua macam orang ini, maka anda akan melihat
perbedaan seperti langit dan bumi. Mereka merupakan dua tipe orang yang
berbeda sepenuhnya. Saya sudah pernah bertemu dengan kedua macam orang
ini; saya sudah melihat perbedaannya. Yang satu mengenal Yesus; yang
satunya lagi hanya memiliki pengetahuan tentang Yesus. Perbedaannya
sangatlah besar.
Yang mana yang
anda inginkan? Jika anda ingin tahu lebih banyak tentang teologi, ada
banyak toko buku Kristen di kota anda. Beli saja beberapa buku dan
bacalah. Anda ingin mendapat pengetahuan teologis yang sistematis, cari
bukunya dan bacalah. Namun anda tidak akan mengenali Yesus lebih
mendalam hanya berbekalkan buku-buku itu. Mengenal Yesus hanya dapat
dilakukan di dalam kelas penderitaan, di dalam persekutuan dalam
penderitaanNya. Itu sebabnya mengapa di dalam Filipi 3:10, rasul Paulus
berkata, "Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa
kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku
menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya". Ia meletakkan semua
itu di dalam satu kalimat. Mengapa? Karena memang tidak terpisahkan.
Apakah anda ingin mengenal Dia? Anda akan dapat mengenalNya di dalam
persekutuan dalam penderitaanNya. Itulah saat di mana Ia menjadi lebih
dekat kepada anda; saat di mana anda paling membutuhkan Dia; dan saat di
mana Ia akan berbicara dengan sangat jelas kepada anda.
Saya menyampaikan
hal ini berdasarkan pengalaman. Masa tiga tahun di China, ketika saya
menghadapi kelaparan dan aniaya sampai batas tertentu, adalah saat di
mana saya melangkah di dalam persekutuan yang termanis dan terdekat
dengan Tuhan Yesus. Di bawah tekananlah, di dalam "persekutuan dalam
penderitaanNya" saya mengenalNya secara mendalam - saat yang jauh lebih
berharga ketimbang masa belajar di sekolah Alkitab, ketimbang masa
kuliah ketuhanan. "Persekutuan dalam penderitaanNya!" Saya harap
semua ini membantu anda dalam memahami makna penderitaan, makna dan
nilai dari penderitaan. Saat menanggung penderitaan adalah masa di mana
anda mengalami kedekatan yang paling erat dengan Yesus.
Namun itu terjadi
hanya jika anda menancapkan akar lebih jauh ke dalam tanah. Penderitaan
juga dapat menjauhkan anda dari Tuhan, sebagaimana yang terjadi dengan
dua kategori yang murtad, atau menarik anda kepada Allah, tergantung
pada anda, pada kondisi hati anda. Jika anda mengalami penderitaan,
bersyukurlah kepada Allah, katakanlah, "Sekarang kesempatan saya untuk
dapat mengenalNya." Mendekatlah kepadaNya. (Saya sampaikan sekali lagi,
khususnya kepada mereka yang kembali ke Hong Kong, anda akan mengalami
saat-saat yang sulit melalui dua macam hal: Dunia ini menjadi sangat
memikat bagi anda, dan menggoda anda dengan berkata, "Tinggalkan saja
kesukaran hidup sebagai orang Kristen. Beralihlah ke pihak kami!" Atau
jika anda menolak, maka anda akan berada di bawah tekanan berat.)
Bertahanlah di dalam Tuhan, maka anda akan mendapati bahwa Tuhan Yesus
mendampingi anda - dalam persekutuan dengan anda. Maka anda akan dapat
merasakan manisnya suatu persekutuan. Anda tidak akan pernah tahu
seberapa dekat Yesus bagi anda sampai tibanya saat penderitaan itu. Anda
akan berkata, "Tuhan, saya tidak pernah tahu sebelumnya bahwa Engkau
begitu dekat di sisi saya. Engkau selalu bersama saya setiap saat." Di
dalam setiap penderitaan anda, anda akan mendapati bahwa Ia pun ikut
menderita bersama anda.
Kesempatan
Istimewa untuk Menanggung Penderitaan Besar Hanya Tersedia bagi mereka
yang Luar Biasa
Terakhir, ada satu kategori penderitaan yang saya sendiri tidak berani menyebutkannya, karena kategori penderitaan yang satu ini disiapkan hanya untuk orang-orang pilihan Allah, bejana kemuliaan Allah. Ini adalah kesempatan istimewa untuk menanggung penderitaan yang hanya disediakan bagi mereka yang sudah ditentukan oleh Allah. Kebanyakan di antara kita tidak layak untuk menjalaninya. Anda tahu ketika Allah memilih Paulus, inilah yang dikatakanNya di dalam Kisah 9:15-16: "Orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku" dan "Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku." Apakah anda ingin menjadi alat pilihan? Itu dia! Saya sudah mendengar banyak orang yang berkata, "Tidak adil. Allah memilih Paulus." Apakah anda bersedia menanggung penderitaan hebat? Anda dapat saja menjadi Paulus yang berikutnya. Anda berpeluang untuk itu. Namun, sebelum saatnya tiba, jangan terlampau yakin akan hal itu. Hal lainnya adalah, jika Dia memilih anda, maka anda akan memikul beban salib yang luar biasa beratnya di pundak anda. Paulus adalah jenis orang yang bermegah di dalam kesengsaraan. Allah memilih dia dan berkata, "Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku."
Terakhir, ada satu kategori penderitaan yang saya sendiri tidak berani menyebutkannya, karena kategori penderitaan yang satu ini disiapkan hanya untuk orang-orang pilihan Allah, bejana kemuliaan Allah. Ini adalah kesempatan istimewa untuk menanggung penderitaan yang hanya disediakan bagi mereka yang sudah ditentukan oleh Allah. Kebanyakan di antara kita tidak layak untuk menjalaninya. Anda tahu ketika Allah memilih Paulus, inilah yang dikatakanNya di dalam Kisah 9:15-16: "Orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku" dan "Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku." Apakah anda ingin menjadi alat pilihan? Itu dia! Saya sudah mendengar banyak orang yang berkata, "Tidak adil. Allah memilih Paulus." Apakah anda bersedia menanggung penderitaan hebat? Anda dapat saja menjadi Paulus yang berikutnya. Anda berpeluang untuk itu. Namun, sebelum saatnya tiba, jangan terlampau yakin akan hal itu. Hal lainnya adalah, jika Dia memilih anda, maka anda akan memikul beban salib yang luar biasa beratnya di pundak anda. Paulus adalah jenis orang yang bermegah di dalam kesengsaraan. Allah memilih dia dan berkata, "Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku."
Saya teringat pada
Wang Ming Dao sebelum ia masuk ke penjara. Ia berkata, "Saya tidak layak
untuk menderita bagi Kristus." Ia terus menerus berkata bahwa ia tidak
layak untuk menderita bagi Kristus. Mungkin ia menyadari poin ini:
dipanggil untuk menderita bagi Kristus adalah suatu kesempatan yang
sangat istimewa, yang tidak diberikan kepada sembarang orang.
Orang-orang Kristen di China tahu persis akan hal ini. Akhirnya Wang
Ming Dao mendapat kesempatan istimewa ini. Apakah ia masih hidup
sekarang ini, kita tidak tahu persis. Akan tetapi ia, paling tidak,
memahami bahwa ini adalah kesempatan istimewa yang tidak diberikan
kepada sembarang orang.
Apakah anda
melihat hal ini sebagai suatu kesempatan istimewa? Apakah mata anda
terbuka bagi pemahaman akan makna penderitaan? Jika ya, maka anda akan
menjadi bagian dari mereka yang tidak saja menghasilkan buah, akan
tetapi menghasilkan sampai tigapuluh, enampuluh atau bahkan seratus kali
lipat.
Sumber: Cahaya Pengharapan Ministries www.cahayapengharapan.org
How to Play Slots at Harrah's Hotel and Casino - KT Hub
ReplyDeleteAt Harrah's Las Vegas, we don't 울산광역 출장안마 think the casino 제주도 출장안마 is too 청주 출장안마 big for a handful 평택 출장안마 of budget-conscious gamblers. The casino has 충주 출장샵 four restaurants, seven bars and