Wednesday 5 February 2014

Perumpamaan tentang Seorang Penabur Benih

Matius 13:18-23 (Lihat juga Lukas 8:4-8, 11-15) - Khotbah oleh Pendeta Eric Chang
 
Ini adalah Perumpamaan Dasar
Kita akan lanjutkan pembahasan dari Matius pasal 13, namun pada saat ini, saya tidak membahasnya dari Matius 13, saya mengambil pelajarannya dari Lukas 8:4-8 dan 11-15. Kita akan melihat apa yang ingin disampaikan oleh Tuhan Yesus melalui perumpamaan. Tuhan Yesus mengajar dengan memakai perumpamaan dan ada sekitar 30 perumpamaan yang tertulis di dalam Perjanjian Baru. Dengan bersandar pada kasih karunia Tuhan, saya akan membahas perumpamaan-perumpamaan tersebut secara sistematis setiap minggu sampai ketigapuluh perumpamaan yang berharga dari Tuhan dapat kita pelajari semuanya.
Hari ini kita akan memulai dengan perumpamaan yang disebut Perumpamaan Dasar: yaitu Perumpamaan tentang Penabur. Anda tentu ingat bahwa kita sudah seringkali merujuk kepada perumpamaan ini, akan tetapi kita belum membahasnya secara sistematis. Perumpamaan ini sangatlah kaya makna dan saya akan mencoba untuk mengungkapkan poin pentingnya sebagai dasar untuk memahami perumpamaan ini sejalan dengan pembahasan kita nanti. Di dalam Lukas pasal 8, ayat 4 sampai 8 adalah isi dari perumpamaan tersebut, sedangkan ayat 11-15 adalah bagian penjelasannya. Ini adalah satu-satunya perumpamaan di mana Tuhan Yesus memberi penjelasan langsung. Di dalam memberi penjelasan itu, Ia sedang mengajarkan murid-muridNya cara untuk memahami perumpamaan. Di dalam khotbah mendatang, kita akan melihat mengapa Tuhan Yesus memakai perumpamaan, apakah perumpamaan membantu kita untuk memahami atau justru menghalangi pemahaman kita akan sesuatu ajaran.
Mari kita baca perumpamaan di dalam Lukas 8:4-8:
Ketika orang banyak berbondong-bondong datang, yaitu orang-orang yang dari kota ke kota menggabungkan diri pada Yesus, berkatalah Ia dalam suatu perumpamaan: "Adalah seorang penabur keluar untuk menaburkan benihnya. Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu diinjak orang dan burung-burung di udara memakannya sampai habis. Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, dan setelah tumbuh ia menjadi kering karena tidak mendapat air. Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, dan semak itu tumbuh bersama-sama dan menghimpitnya sampai mati. Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, dan setelah tumbuh berbuah seratus kali lipat." Setelah berkata demikian Yesus berseru: "Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!"

Itulah bagian isi perumpamaan, lalu Tuhan Yesus sendiri memberi penjelasan di ayat 11-15. Dan penjelasannya adalah sebagai berikut:
Inilah arti perumpamaan itu: Benih itu ialah firman Allah. Yang jatuh di pinggir jalan itu ialah orang yang telah mendengarnya; kemudian datanglah Iblis lalu mengambil firman itu dari dalam hati mereka, supaya mereka jangan percaya dan diselamatkan. Yang jatuh di tanah yang berbatu-batu itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menerimanya dengan gembira, tetapi mereka itu tidak berakar, mereka percaya sebentar saja dan dalam masa pencobaan mereka murtad. Yang jatuh dalam semak duri ialah orang yang telah mendengar firman itu, dan dalam pertumbuhan selanjutnya mereka terhimpit oleh kekuatiran dan kekayaan dan kenikmatan hidup, sehingga mereka tidak menghasilkan buah yang matang. Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan."

Dari Markus 4:13, kita melihat bahwa ini adalah perumpamaan foundasi atau yang paling dasar karena Tuhan Yesus berkata, "Tidakkah kamu mengerti perumpamaan ini? Kalau demikian bagaimana kamu dapat memahami semua perumpamaan yang lain?" Itu sebabnya perumpamaan ini menjadi perumpamaan yang muncul pertama kali. Di dalam seluruh Injil [Matius, Lukas, Markus dan Yohanes] anda akan menemukannya sebagai perumpamaan yang muncul paling awal.
Apa yang dibicarakan dalam perumpamaan ini? Tuhan Yesus berbicara tentang seorang penabur yang sedang menaburkan benih. Ini adalah gambaran yang sangat umum di daerah-daerah pertanian. Dengan mudah anda akan dapat menemukan orang yang sedang menabur benih di daerah-daerah tersebut. Lalu Tuhan Yesus berkata, "Pada saat seorang petani menaburkan benih, ia menghamburkannya begitu saja. Ia menebarkan ke depan pada saat menabur. Ia membawa kantong benih, tergantung di dadanya, sebuah kantong yang digantung melingkari bahunya, lalu ia mengambil segenggam benih dan menghamburkannya agak melingkar. Ia berjalan menyusuri ladang sambil menaburkan benih."
Pada saat anda menaburkan benih, beberapa benih akan jatuh ke tanah yang keras, misalnya di pematang yang merupakan tanah yang mengeras, karena merupakan jalur umum yang melintasi ladang, dan sering diinjak-injak oleh orang yang lalu-lalang. Benih yang jatuh di tanah yang keras (seperti pematang itu), jelas tidak akan dapat masuk ke dalam tanah; mereka tetap tinggal di permukaan. Dan anda tentunya sering melihat, di mana ada petani menabur benih, ia diikuti oleh sekawanan burung, yang menunggu kesempatan untuk memakan benih yang tertinggal di permukaan. Jadi, bagi benih-benih yang jatuh di pematang, burung-burung akan datang dan mengambilnya - benih yang bisa dijangkau oleh burung-burung tersebut.
Lalu Tuhan berkata bahwa ada lagi benih yang jatuh ke tanah yang dangkal. Ketika hujan turun dan tanah itu mulai membungkus benih tersebut, benih itu akan bertumbuh dengan sangat cepat. Sepertinya menunjukkan pertumbuhan yang sangat baik. Pertumbuhan yang luar biasa mungkin. Akan tetapi sesudah beberapa waktu, sejalan dengan pertumbuhan akarnya, akar itu segera tertahan oleh bebatuan di lapisan bawah. Ada batas sejauh mana akar itu bisa menjalar. Ketika ia menyentuh lapisan batu, hanya sampai di situlah batas pertumbuhannya. Karena dibatasi oleh bebatuan, akar itu tidak dapat masuk lebih jauh untuk mendapatkan air dan mulai layu. Tanaman itu mati karena kekurangan air.
Ada lagi yang jatuh di tanah yang memungkinkan pertumbuhan, akan tetapi lahannya tidak murni. Tanah ini berisi berbagai macam benih, beragam akar dan beragam tumbuhan. Berbagai macam benih tumbuhan ini pada awalnya tidak kelihatan, dan sebagaimana yang dijelaskan di dalam Lukas, mereka lalu tumbuh bersama-sama dengan benih gandum itu dan menjepitnya. Pada waktu menabur, anda tidak melihat adanya semak atau tumbuhan yang lain di sana. Akan tetapi sesudah beberapa waktu, sebagaimana yang diceritakan oleh Lukas, mereka mulai tumbuh bersama dengan benih gandum. Kemudian akar semak duri itu membelit akar gandum, akar gandum yang masih muda ini dan menjepitnya sehingga tanaman gandum ini tidak dapat memperoleh bahan makanan yang dibutuhkannya. Akhirnya gandum yang baru tumbuh ini juga mati.
 
Tanah yang Bermacam-macam ini Menggambarkan Berbagai Macam Hati Manusia
Jika kita perhatikan baik-baik (saya akan membahas bagian ini secara ringkas karena saya ingin agar kita segera sampai ke poin yang utama secepatnya), kita dapat membagi benih-benih ini ke dalam dua kelompok, dan masing-masing kelompok terdiri dari tiga kategori atau tiga tipe. Jadi ada dua kelompok dan tiga tipe dalam setiap kelompok. Setiap tipe di dalam masing-masing kelompok memiliki perbedaan yang cukup nyata dan ini perlu anda perhatikan. Tidak semua orang yang tidak percaya dapat dianggap sama rata, dan tidak semua orang percaya dapat disama ratakan pula. Kita tidak boleh membayangkan bahwa semua orang non-Kristen memiliki kondisi hati yang sama, memiliki kerohanian yang sama rata. Mereka masing-masing memiliki perbedaan dalam menanggapi berita Injil.
Seperti apa ketiga tipe di dalam kelompok yang pertama? Kelompok yang pertama adalah mereka yang tidak diselamatkan. Mereka sering disebut sebagai orang yang tidak percaya. Akan tetapi pernyataan seperti ini kurang tepat, karena dalam kenyataannya, hanya satu kategori dari kelompok yang 'tidak diselamatkan' ini yang benar-benar tidak percaya, sedangkan dua kategori atau tipe yang lain adalah orang-orang percaya, sebagaimana yang akan anda lihat nanti di dalam penjelasan Tuhan sendiri. Tentu saja ada banyak pengajaran di berbagai gereja yang bertolak belakang dengan ini, akan tetapi doktrin-doktrin tersebut tidak perlu kita risaukan. Tugas saya adalah untuk menjabarkan Firman Allah. Dan saya harap, sebagaimana yang sudah kita nyatakan bersama sebelumnya, bahwa hati kita benar-benar dibuka untuk menerima Firman Allah dan membiarkan Firman Allah membimbing kita kemana pun arah dituju oleh kebenaran itu nantinya.
 
Kunci untuk Memahami Perumpamaan
Mereka yang tergolong tipe yang pertama dari kelompok yang tidak diselamatkan adalah orang-orang yang hatinya dikeraskan. Kunci pemahaman perumpamaan ini, satu hal yang harus saya uraikan sebelum memasuki pemahaman yang menyeluruh, sebenarnya sangat sederhana. Pertama, benih itu adalah Firman Allah. Ini dijelaskan dengan tegas oleh Tuhan Yesus. Jika Firman Allah adalah benih, maka orang yang mengabarkan Firman Allah adalah penaburnya. Setiap kali anda memberi kesaksian demi Kristus atau mengabarkan Firman Allah, maka anda sedang menabur benih. Dan di dalam hal ini, penabur yang pertama adalah Tuhan Yesus sendiri, namun sesudah itu, kita semua yang mengabarkan Injil adalah penabur. Itu sebabnya para murid juga disebut sebagai penabur benih, sebagaimana yang kita lihat di dalam Matius 10. Tugas mereka adalah menabur benih.
Benihnya adalah Firman Allah, atau disebut juga sebagai Firman Kerajaan Allah, Firman tentang Kerajaan Sorga (dalam Matius 13:19). Penyebutan itu menggambarkan pengaturan oleh Allah, pemerintahan Allah. Pada kesempatan yang lalu, kita sudah melihat bahwa kehendak Allah adalah hal yang utama dalam hubungan kita dengan Allah. Tidak ada yang lebih penting daripada kehendak Allah. Kehendak Allah adalah satu-satunya hal yang kita perhatikan di dalam hidup kita. Di sini, kehendak Allah dinyatakan dengan kata 'kerajaan'. Kata 'kerajaan' berarti pemerintahan, pengaturan atau kehendak Allah. Kerajaan Allah terletak di setiap tempat di mana kehendak Allah dijalankan. "Datanglah kerajaanMu, jadilah kehendakMu." Itu sebabnya mengapa kata 'kerajaan' dan 'kehendak' memiliki makna yang sama karena kerajaan Allah berada di setiap tempat di mana kehendakNya dijalankan. Firman tentang Kerajaan Sorga adalah pesan yang berisi panggilan kepada setiap orang untuk menyerahkan hidupnya kepada Allah.
Setiap pengajar yang tidak menjadikan hal ini sebagai pokok utamanya, yang tidak mengajarkan bahwa setiap orang Kristen sejati adalah orang yang hidup di bawah kehendak Allah, berarti tidak mengajarkan Firman Allah dengan sejujurnya. Jika kita mengabarkan keselamatan hanya dengan mengatakan, "Datanglah kepada Yesus untuk menerima damai sejahtera dan sukacita", maka tindakan itu bukanlah mengabarkan Firman Allah. Pertama-tama kita harus mengatakan, "Datanglah dan hiduplah di bawah pemerintahan Allah, di bawah kehendak Allah. Biarkan Allah yang menjadi Raja dalam kehidupan anda! Biarlah Yesus menjadi Tuhan dalam hidup anda!" Itulah yang disebut mengabarkan Injil. Jika anda hidup seperti itu, maka akan ada damai sejahtera dan sukacita di dalam hati. Selain itu, akan ada juga penindasan, penganiayaan dan penderitaan, sebagaimana yang akan kita lihat nanti. Setiap pengkhotbah yang tidak menyebutkan hal ini sangat tidak layak untuk mengabarkan Injil karena ia tidak mengabarkan Injil sebagaimana yang dimaksudkan oleh Tuhan. Kita dipanggil bukan untuk menjual permen. Kita dipanggil bukan untuk menjual manisan. Kita dipanggil untuk mengabarkan kebenaran, bukan untuk mengatakan hal-hal yang ingin didengarkan oleh orang-orang, melainkan untuk mengatakan kebenaran kepada mereka. Seorang dokter seringkali harus menyampaikan kebenaran kepada pasiennya. Anda mungkin tidak suka mendengarkannya, akan tetapi itulah kebenaran. Tidak ada orang yang senang diberitahu bahwa ia berada dalam keadaan sakit yang parah. Jadi kita dapat melihat di sini bahwa mengabarkan Firman Allah berarti mengabarkan kerajaan Allah, kehidupan di bawah kedaulatanNya, di bawah pemerintahanNya. Tidak ada orang yang layak menjadi Kristen yang tidak belum menyerahkan kehidupannya kepada Yesus sang Raja.
Itulah yang disebut sebagai Firman Allah, dan si penabur adalah orang yang mengabarkan hal itu. Sebagai pendahulu, Tuhan Yesus menjadi penabur yang pertama, dan selanjutnya kitalah yang melakukannya. Ini bukan melulu urusan pengkhotbah, akan tetapi anda juga, setiap kali anda bersaksi kepada teman, setiap kali anda berbicara tentang Firman Allah kepada orang lain, itu berarti anda sedang menabur benih.
Jika benih adalah Firman Allah, dan penabur adalah orang yang mengabarkannya, lalu apa arti tanah? Tanah, yang menerima benih, sebagaimana yang dijelaskan oleh Tuhan Yesus, adalah hati. Hati seseorang digambarkan seperti tanah, tempat benih ditabur. Anda dapat melihat hal itu di dalam Matius 13:19. Benih ditaburkan ke dalam hati seseorang. Ini berarti bahwa berbagai macam tanah yang digambarkan di dalam perumpamaan ini merupakan gambaran dari berbagai macam sikap hati.
 
Kelompok yang 'Tidak diselamatkan' - Tipe pertama: Orang yang Menolak Injil
Jadi, dengan berbekal latar belakang ini, kita sekarang dapat mulai membahas 3 kategori orang yang tidak percaya (di dalam kelompok ini), atau lebih tepatnya, 2 kategori orang percaya dan 1 kategori yang tidak percaya, namun semuanya sama-sama tidak diselamatkan - dan kita akan membahas fakta-fakta yang membedakan ketiganya. Kategori pertama adalah mereka yang digambarkan seperti pematang di mana benih itu jatuh tetapi tidak dapat memasukinya, karena tanah pematang itu keras. Dengan kata lain, ini menggambarkan jenis orang yang hatinya sudah dikeraskan sepenuhnya terhadap Allah. Anda sampaikan Injil kepada orang ini dan pesan itu akan berlalu seperti air yang menggelincir di punggung bebek. Anda seperti menabur di atas batu karang. Tidak ada hasilnya. Benih itu tidak dapat masuk ke dalam tanah. Orang seperti ini, yang tergolong kategori pertama, sudah keras sepenuhnya; mereka sama sekali tidak ingin berurusan dengan Injil. Hati mereka mengeras terhadap Injil. Mereka tidak ingin mendengarkan Firman Allah. Atau jika mendengar sekalipun, hanya untuk mencemoohkannya, untuk kemudian menolaknya. Mereka menginjak-injak Injil di bawah kaki mereka. Dalam hal ini, Injil benar-benar tidak dapat masuk ke dalam hati mereka. Mereka tidak percaya sama sekali.
 
Tanah yang Berbatu-batu - 'Orang Percaya' yang Kepercayaannya Dangkal
Kategori kedua di dalam kelompok yang tidak diselamatkan ini sangatlah berbeda. Hati mereka, di permukaannya, sangat tanggap terhadap Injil, sehingga Tuhan Yesus menggambarkan keadaan hatinya seperti tanah subur yang dangkal dengan lapisan batu di bawahnya. Ini adalah jenis orang yang dapat anda katakan memiliki keyakinan yang dangkal. Dan orang-orang semacam ini selalu menjadi masalah besar bagi gereja, akan tetapi mereka juga menjadi kesukaan para penginjil tertentu, karena mereka adalah orang-orang yang cepat tanggap. Mereka adalah orang-orang yang cepat mengangkat tangannya dalam setiap KKR. Mereka seperti tidak mengalami pergumulan yang berarti. Seperti yang disampaikan dalam Alkitab, mereka menerima Firman Allah "dengan gembira". Mereka dengan senang hati menerima Firman. Anda dapat melihatnya di dalam ayat 13: "Yang jatuh di tanah yang berbatu-batu itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu," - demikianlah Firman Allah - "menerimanya dengan gembira," akan tetapi mereka tidak berakar. Mereka tidak memiliki kedalaman. Penjelasan ini dapat kita lihat dengan sangat jelas, terutama di dalam Matius 13:5, dalam ungkapan "tanahnya tipis".
Orang semacam ini menjadi masalah bagi setiap pengkhotbah karena ketika anda mengkhotbahkan tentang Injil kepada mereka, mereka menerima hal itu dengan senang hati, dan barkata, "Haleluyah! Ini luar biasa. Oh, sangat luar biasa." Dan anda akan berkata, "Wah, orang Kristen yang ini sangat luar biasa! Pandanglah dia! Dia menerima dengan sukacita!" Jika anda berkata, "Setiap orang yang sudah memutuskan untuk menerima Yesus, angkatlah tangan anda", maka tangan mereka akan melesat seperti roket. Mereka adalah orang-orang yang segera meluncur ke depan, waktu anda berkata, "Marilah ke depan!" No problem! Mereka adalah orang-orang yang selalu hadir dalam KKR. Tentu saja, saya tidak bermaksud mengatakan bahwa setiap orang yang mengacungkan tangannya dalam sebuah KKR termasuk ke dalam kategori ini. Ada juga orang yang mengacungkan tangannya dan memang benar-benar mengasihi Tuhan, dan yang benar-benar memiliki kedalaman. Jadi jangan keburu mencurigai pernyataan saya. Saya tidak bermaksud mengatakan seperti itu. Namun, yang menjadi masalah ialah bahwa orang-orang dalam kategori ini cenderung menjadi bagian terbesar atau mayoritas. Ada banyak juga orang yang mengacungkan tangannya di dalam sebuah KKR dan maju dengan takut dan gemetar, dan tetap setia di dalam Tuhan sampai pada akhirnya. Kita tidak boleh mengabaikan keberadaan mereka.
Saya sering melihat orang yang datang kepada Tuhan dengan air mata, dengan ketakutan dan gemetar. Orang-orang seperti ini seringkali lebih mantap dan kokoh. Akan tetapi ada jenis orang yang sekadar meluncur ke depan, dan saya menguatirkan mereka yang masuk ke dalam kategori ini. Mereka yang masuk ke dalam kategori kedua tidak memiliki kedalaman. Jadi, mereka menerima Firman Allah dengan segera dan langsung menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan. Mereka bertumbuh jauh lebih cepat dibandingkan dengan yang lainnya! Para pakar menjelaskan bahwa pertumbuhan yang cepat ini diakibatkan oleh kehangatan tambahan yang diberikan oleh bebatuan di lapisan bawah. Demikianlah, benih itu bertumbuh lebih cepat; mendapat tanggapan yang sangat cepat. Anda akan melihat orang ini melesat dalam pertumbuhan, sementara yang lainnya bertumbuh lebih lambat. Manusia jenis ini bertumbuh secepat kilat sehingga anda mungkin berkata, "Benar-benar orang Kristen yang luar biasa!" Jangan terburu nafsu! Jika anda berpengalaman dalam Firman Allah, jangan cepat menyimpulkan. Jangan langsung senang dulu. Waktu akan membuktikan apakah ada akar di bawah sana atau tidak.
Apa yang kita lihat di dalam kategori ini adalah mereka yang kepercayaannya dangkal. Memang ada tanggapan rohani, namun tanggapan itu kurang mendalam. Mengapa? Karena di bawahnya ada penolakan yang mendasar, penolakan terhadap Firman Allah. Mereka hanya mau maju sampai batas tertentu saja. Mereka tidak berserah sepenuhnya. Mereka menyerahkan diri, namun hanya sampai pada titik tertentu. Itu sebabnya saya selalu mengingatkan anda bahwa iman yang menyelamatkan yang sesuai dengan Alkitab adalah komitmen yang total dan tanpa syarat karena jika tidak total, maka itu berarti bahwa anda sudah menarik suatu garis batas di dalam hati anda. Anda sendiri yang tahu di mana itu. Atau mungkin anda sendiri tidak tahu di mana garis batas itu, akan tetapi pada suatu hari, akar tanaman akan menyentuh batu tersebut. Akar itu tidak akan bertumbuh lagi, dan apa yang akan terjadi ialah bahwa tanaman itu layu dan mati.
Mereka yang sudah lama melayani Tuhan tentunya telah melihat betapa banyak kerohanian yang mati dan ambruk, terlalu banyak kejadian seperti itu. Seringkali, yang mati ini merupakan mayoritas. Saya ingin agar anda menguji hati anda. Apakah anda sudah memberi tanggapan kepada Allah? Ya. Namun apakah tanggapan itu tanpa syarat? Apakah anda memiliki suatu garis batas di suatu tempat di dalam hati anda dan berkata, "Saya akan menjadi orang Kristen yang baik sampai di batas ini saja. Saya tidak mengijinkan Firman Allah untuk mendorong saya melewatinya; harus berhenti di titik ini. selama tidak melanggar batas ini, saya akan melayani dengan penuh semangat. Saya akan melayani kaum muda. Saya akan melakukan ini dan itu di dalam gereja, saya akan menjadi aktif." Mereka memang sangat aktif, selama batas itu tidak dilampaui. Secara mental, atau jauh di dalam hati mereka, sudah ditetapkan satu garis batas yang tidak ingin mereka lewati. Jika anda menekan lebih dalam lagi, jika anda membuat ujian, anda akan mendapati bahwa batang yang anda tancapkan akan segera menyentuh batu dan tidak dapat masuk lebih jauh lagi. Tidak perlu harus sampai dalam. Akar tanaman gandum tidak merambat jauh ke dalam, pada keadaan yang sangat subur sekalipun. Jadi anda dapat melihat bahwa lapisan tanahnya sangatlah dangkal. Pada bagian ini, kita perlu mencermati masalah ini dengan lebih baik dan membuat pengamatan yang lebih teliti.
Hal yang saya ingin agar anda perhatikan adalah bahwa mereka yang masuk kategori kedua ini merupakan orang-orang yang percaya. Mereka termasuk sebagai orang "Kristen". Mereka adalah orang yang, sesudah menerima Firman Allah, akan segera minta dibaptis, mulai menjalankan banyak hal. Jadi kita dapat segera melihat bahwa mereka memang percaya, namun sayangnya, seperti yang dijelaskan di dalam ayat 13, "mereka percaya sebentar saja dan dalam masa pencobaan mereka murtad". Mereka orang percaya! Sesuai dengan terang ayat-ayat Alkitab, bagaimana mungkin dinyatakan, bahwa sekali anda percaya, maka anda akan selamanya selamat? Bahwa adalah tidak mungkin untuk kehilangan keselamatan setelah anda percaya. Benar-benar membuat saya terkejut sewaktu saya mempelajari isi Alkitab. Kita diberitahu berdasarkan perkataan Tuhan sendiri bahwa "mereka percaya sebentar saja dan ... mereka murtad". Riwayat mereka tamat!
Saya kuatir dan memeriksa sekali lagi, saya tidak mau membuang banyak waktu dengan orang-orang yang tidak benar-benar ingin mendengar Firman Allah, yang mengembangkan doktrin serta teori-teorinya sendiri, dengan landasan yang menentang Firman Allah. Jangan biarkan seorang pun mengajari anda hal yang berbeda dari Firman Allah. Jangan tenggelam dalam keyakinan yang berbahaya, sambil berkata kepada diri sendiri, "Saya baik-baik saja, saya sudah percaya. Saya sudah dibaptis." Mungkin anda justru masuk ke dalam kategori ini, saya harap tidak! Tapi mungkin, bagaimana jika anda memang masuk ke dalam kategori ini? Anda sudah dibaptis, anda sudah percaya, lalu mendapatkan kehangatan yang cukup, anda menjadi sangat bersemangat untuk sementara, namun ketika penindasan datang, anda berpaling dan murtad. Saya berdoa kepada Allah supaya tak seorang pun dari anda yang masuk kategori ini. Jadi demikianlah mereka yang masuk kategori kedua, orang yang percaya, tetapi yang percaya hanya untuk sementara.
 
Tanah dengan "Beragam Jenis Benih" di dalamnya - "Orang Kristen" yang Mendua Hati
Kategori yang ketiga ini pun termasuk yang tidak selamat. Akan tetapi mereka yang masuk ke dalam kategori ini berbeda dari kedua tipe orang sebelumnya. Kategori yang ini tidak memiliki masalah sama sekali dengan bebatuan. Hati mereka terbuka sepenuhnya terhadap Firman Allah. Tidak ada lapisan batu sama sekali di dalam tanahnya. Tanah itu subur. Memiliki kedalaman. Tampaknya baik. Lalu apa masalahnya? Ketika Firman Allah ditaburkan, mereka menerima Firman Allah itu sepenuh hati, seperti mereka yang masuk kategori kedua, namun kali ini tidak disebutkan "dengan gembira". Penerimaan mereka lebih mendalam. Orang dengan penerimaan yang mendalam tidak akan memberikan tanggapan yang dangkal. Di dalam ketiga injil tidak disebutkan bahwa mereka yang di dalam kategori ini menerima Firman dengan gembira. Tentunya mereka menerima Firman itu dengan penuh keraguan, mungkin dengan gemetar, dengan pergumulan keras. Mereka tidak memberi tanggapan yang berisi sukacita. Sangat mengagumkan jika kita perhatikan ketepatan dari pengajaran Tuhan. Ia menambahkan keterangan 'dengan gembira' hanya kepada mereka yang di dalam kategori kedua. Sedangkan yang di dalam kategori ketiga tidak menerima Firman dengan cara ini.
Mungkin mereka maju ke depan dengan air mata; mereka meratap; gemetar. Hati mereka terbuka kepada Allah. Tidak ada garis batas di hati mereka, namun - apa? Tetapi ada perkara lain di dalam hati. Hati mereka tidak murni di dalam pengabdian dan komitmen kepada Tuhan. Mereka tidak membuang benih-benih lain dari dalam hati mereka. Kemudian terjadilah, Firman Allah itu bertumbuh di dalam hati mereka, artinya mereka membuat tanggapan yang nyata, namun segera juga "hal-hal lainnya" - kata yang digunakan di sini adalah "hal-hal lainnya" - ikut bertumbuh dan menjepitnya, dan tanaman itu gagal bertumbuh. Inilah tragedi besar yang dialami oleh kategori ini. Mereka gagal untuk menjalankan firman Tuhan Yesus, "Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon". (Mat.6:24, Luk.16:13). Anda tidak dapat mencampur-adukkan keduanya! Anda tidak boleh mengabdi kepada Allah dan kepada Belial. Anda tidak boleh mengabdi kepada Allah sekaligus kepada berhala-berhala lainnya. Anda tidak boleh mengabdi kepada Allah sekaligus kepada dunia. Sudahkah anda menetapkan pilihan? Tahukah anda di mana posisi anda sekarang? Adakah hati anda murni di hadapan Allah?
Itu sebabnya mengapa Tuhan Yesus menyatakan di dalam Khotbah di Bukit, seperti yang anda ingat ketika kita membahasnya, "Jika matamu baik" (Mat.6:22). Karena jika mata anda tidak baik atau tidak terpusat, maka anda akan mengalami masalah pandangan yang mendua, dan terang di dalam diri anda akan menjadi gelap. Lalu Tuhan Yesus berkata bahwa jika terang yang ada di dalam diri anda itu gelap, "betapa gelapnya kegelapan itu" (ay.23), semuanya terjadi jika mata anda tidak baik/tidak terpusat. Mata anda tidak berfungsi. Anda tidak memusatkan pandangan kepada Allah; anda mencoba untuk melirik dunia; anda mencoba untuk melirik berhala; melihat-lihat kesenangan dunia. Anda tidak akan dapat bertahan dengan keadaan seperti ini! Anda harus sepenuhnya dan tanpa syarat berkomitmen kepada Allah untuk dapat bertahan. Tidak ada jalan lain.
Ujilah hati anda di hadapan Allah. Perhatikanlah! Perhatikan: tidak disebutkan tentang dosa di sini. Perhatikan baik-baik. Tidak disebutkan bahwa hati mereka penuh dosa. Tidak! Mereka menerima Injil dengan sukacita. Mereka mengasihi hal-hal yang baik. Mereka mengasihi jemaat. Mereka juga mengasihi Firman Allah. Akan tetapi Firman Allah plus ini dan itu. Kristus plus ini dan itu. Dan sekali anda melakukan hal seperti itu, jika Kristus tidak menjadi segala-galanya, anda tidak akan dapat bertahan.
Jadi kita diberitahu apa yang akan terjadi di dalam kategori ketiga ini. Khususnya jika anda melihatnya di dalam Injil Markus, tepatnya Mar.4:19, kita akan melihat persoalan yang terjadi. Tanaman itu terjepit. Firman Allah terhimpit oleh hal-hal yang lain itu. Kategori ini juga sangat menguatirkan, karena seringkali saya melihat orang Kristen yang memulai dengan sangat baik. Mereka tampaknya memiliki kedalaman yang bagus. Tanggapan mereka tidaklah dangkal, akan tetapi mereka tidak dapat memusatkan perhatiannya, tidak ada ketetapan hati. Hati mereka terpencar-pencar, tidak terfokus. Anda tidak akan dapat bertahan tanpa itu.
 
Tipe yang Pertama Tidak Pernah Percaya, Dua yang lainnya Murtad
Sekarang kita dapat melihat bahwa di dalam ketiga kasus ini, semuanya sangat berbeda satu dengan yang lainnya. Kita sudah mengamati dari ketiga macam orang yang tidak diselamatkan ini hanya satu yang tidak percaya, yang tidak pernah mau menerima Firman Allah; dua yang lainnya menerima Firman Allah namun kemudian murtad. Jadi apa yang berlangsung selanjutnya, sebagaimana yang kita lihat di dalam ayat-ayat Lukas, adalah bahwa "mereka percaya sebentar saja" dan kemudian mereka "murtad". Dan kata "murtad" ini di dalam Alkitab sangat mutlak sifatnya. Kata Yunani yang sama digunakan di dalam 1 Tim.4:1 "sebagian orang akan murtad". Roh Kudus menyebutkan dengan tegas bahwa di hari-hari akhir, di akhir jaman, "sebagian orang akan murtad". Kata yang sama seperti yang tercatat di dalam Lukas 8:13. Di dalam Ibr.3:12, kita dapati lagi kata Yunani yang sama dengan maksud yang sama.
Saya akan bacakan Ibr.3:12 bagi anda, sebab ini adalah ayat yang sangat penting karena kata-kata yang tertulis di situ ditujukan kepada orang-orang Kristen: "Waspadalah, hai saudara-saudara, supaya di antara kamu jangan terdapat seorang yang hatinya jahat dan yang tidak percaya oleh karena ia murtad dari Allah yang hidup." Bagaimana mungkin anda akan berbicara kepada orang-orang Kristen tentang, "hatinya yang jahat dan yang tidak percaya"? Apa yang ia maksudkan dengan "hati yang jahat"? Di sini, kata 'jahat' tidak dimaksudkan untuk menggambarkan tindakan pembunuhan atau perampokan; tidak satupun orang Kristen yang mau melakukan hal itu. Namun yang dimaksud adalah hati yang 'tidak percaya', yaitu hati yang tidak mengijinkan Allah untuk memerintah atasnya. Tidak mengijinkan Allah untuk menjadi Raja di dalam kehidupan anda. Dinyatakan jahat karena tidak mengijinkan Allah untuk menjadi Raja dalam kehidupan anda merupakan suatu tindakan pemberontakan terhadap kedaulatan Allah. Akibatnya adalah kemurtadan dari Allah yang hidup.
Di dalam Lukas 13:27, kata Yunani yang sama digunakan lagi, kali ini oleh Tuhan Yesus, sebagai ungkapan penolakan yang sangat keras: "Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu sekalian yang melakukan kejahatan!" Kata ini diterjemahkan dengan ungkapan 'enyah'. "Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu sekalian yang melakukan kejahatan!". "Aku tidak tahu dari mana kamu datang". Di sana Ia berbicara kepada mereka, ingatlah, yang mengaku dirinya sebagai orang Kristen. Mereka sudah menolak Kristus di dalam hati mereka dengan cara hidup mereka, tidak harus lewat mulut mereka.
Ini membawa kita kepada satu poin. Sehubungan dengan kedua macam kategori itu, ketika dikatakan bahwa mereka "murtad", ini tidak harus berarti bahwa mereka tidak datang lagi ke gereja. Beberapa dari antara mereka memang tidak datang lagi ke gereja. Akan tetapi yang menjadi makna utamanya adalah bahwa di dalam hati mereka, sudah timbul penolakan terhadap kerajaan Allah. Kehendak Allah sudah tidak lagi menjadi hal yang utama buat mereka. Mereka adalah orang-orang yang masih datang ke gereja, dan sesudah ibadah mereka bergegas pulang untuk bermain judi. Mereka bergegas pulang untuk memasang taruhan di pacuan kuda. Mereka bergegas pulang untuk segera melakukan berbagai kegiatan terlarang lainnya. Mereka orang Kristen, tetapi mereka melakukan hal-hal itu. Termasuk orang Kristen yang macam apakah anda? Pada masa yang lalu, mungkin mereka pernah menjadi 'semacam' orang Kristen. Sekarang mereka masih hadir di gereja. Ibadah di gereja dapat saja menjadi semacam kebiasaan. Anda merasa ada yang kurang jika tidak ke gereja pada hari Minggu. Jika anda sudah secara rutin mengunjungi gereja selama bertahun-tahun, hal itu dapat menjadi kebiasaan bagi anda. Anda tidak tahu apa yang harus dilakukan di hari Minggu pagi atau sore, jika saat-saat itu tidak dihabiskan di gereja. Akan tetapi hal itu tidak lagi mencerminkan kualitas hidup anda. Jadi makna 'kemurtadan', berdasarkan Alkitab, tidak harus dinyatakan melalui tindakan meninggalkan gereja, walaupun memang ada yang seperti itu. Hati mereka - harap diingat, pokok utama yang kita bahas adalah keadaan hati seseorang - telah meninggalkan Allah.
Itulah kelompok yang pertama. Kita sekarang memahami keadaan dari ketiga kategori di dalam kelompok pertama yang tidak diselamatkan ini di mana semuanya "telah murtad" dan tidak diselamatkan.
 
Kelompok yang Diselamatkan dan Jumlah Hasil Buah yang Berbeda-beda
Kelompok yang kedua juga memiliki tiga kategori. Kelompok ini digambarkan menghasilkan buah: ada yang tigapuluh kali, enampuluh dan seratus kali lipat dari jumlah yang ditabur. Di sini kita melihat adanya suatu keseimbangan yang sempurna di dalam perumpamaan ini, antara mereka yang tidak diselamatkan dengan yang diselamatkan. Saya rasa, sangat perlu untuk mengingatkan anda sekali lagi bahwa dari antara mereka yang tidak diselamatkan, hanya kategori yang pertama saja yang benar-benar tidak percaya, sedangkan dua kategori lainnya merupakan orang-orang yang pada awalnya percaya. Mereka percaya, seperti kata Tuhan Yesus, "sebentar saja".
Dan di dalam kelompok yang kedua ini, yaitu mereka yang menghasilkan buah, juga terdapat perbedaan. Perbedaan itu terletak dalam hal kualitas. Benih yang ditabur sama, akan tetapi benih yang sama ini memberi hasil yang berbeda sesuai dengan kesuburan tanahnya. Firman Allah yang anda dengarkan sama dengan yang didengar oleh John Wesley (pendiri gerakan Metodis di Inggris, pent.). Namun, mengapa anda tidak menjadi seperti John Wesley? Firman Allah yang anda dengarkan sama dengan yang pernah didengar oleh John Sung (penginjil di kawasan Asia pada masa antara PD I & II, pent.). Akan tetapi mengapa anda tidak menjadi seperti John Sung? Ia membaca Alkitab yang sama dengan yang anda baca; ia menerima Roh Kudus yang sama dengan yang anda terima, tapi mengapa anda memberi hasil yang berbeda dengan dia? Apa yang menimbulkan perbedaan ini?
Di sini kita melihat ada yang menghasilkan seratus kali lipat, sementara yang lain hanya tigapuluh kali lipat. Jumlah yang dihasilkan masih kurang dari sepertiga orang yang memberi seratus kali lipat. Di mana perbedaannya? Perbedaannya terletak pada kualitas tanahnya - kualitas tanggapan anda terhadap Allah. Anda cukup membaca tulisan orang-orang seperti John Sung dan Wesley untuk memahami kualitas tanggapan mereka. Kualitas yang berbedalah yang menjadi penyebabnya. Dengan demikian kita dapat memahami mengapa mereka mengalami kuasa Allah yang bekerja melalui mereka dengan kekuatan yang sebesar itu. Semestinya hal ini menjadi tantangan bagi kita. Ingatlah terus akan hal ini: Firman Allah yang anda dengar sama dengan Firman Allah yang membentuk Paulus, membentuk Augustine, John Wesley, John Whitfield dan sebagainya. Firman Allah yang sama! Di mata kita, orang-orang itu seperti raksasa; sementara sebagian besar yang lain seperti orang cebol. Yang satu menghasilkan seratus kali lipat, dan yang lain hanya tigapuluh kali. Tentunya ini bukan salah Firman Allah; bukan pula kesalahan Roh Allah sehingga anda tidak dapat menjadi seperti John Wesley. Kualitas tanggapan yang berbeda, perbedaan kesuburan tanah, kualitas hati, itulah persoalannya.
Orang Kristen macam apakah anda? Apakah anda ingin menjalani hidup bersama Allah tanpa hasil apa-apa? Pikirkanlah, pada Hari itu ketika anda berdiri di hadapan Tuhan, apakah ada bedanya? Seperti langit dan bumi. Kita sudah membahas hal itu ketika berbicara tentang 'keselamatan' yaitu bahwa jika kita tidak menghasilkan buah, maka tidak akan ada keselamatan. Kita sudah melihat di dalam Yohanes pasal 15 bahwa setiap cabang yang tidak menghasilkan buah akan dipotong dan dibuang ke dalam api. Tuhan sendiri sudah menyatakan sejelas itu. Walaupun anda sudah menjadi cabang, anda tetap dipotong. Pernyataan tersebut sudah sangat jelas, dan tidak perlu diperjelas lagi. Lalu "dicampakkan ke dalam api" (ay.6) juga merupakan pernyataan yang sangat jelas. Tidak perlu diperjelas lagi.
Sekarang pertimbangkanlah hal ini. Tanyakanlah di hadapan Allah: "Jenis tanah yang seperti apakah hati saya ini bagi Firman Allah? Seberapa jauh tanggapan saya?" Dan jangan mengira bahwa dengan berkata, "Baiklah saya akan mengejar yang tigapuluh kali lipat saja", maka berarti anda tidak meninggikan diri. Itu sama sekali bukan sikap merendah! Anda justru sedang menghambat kuasa Firman Allah yang bekerja melalui anda. Benih yang seharusnya dapat menghasilkan seratus kali lipat anda hambat sehingga tinggal tigapuluh kali lipat saja hasilnya. Alasan apa yang akan anda berikan nanti? Jadi baiklah kita berdoa supaya Allah dapat memakai kita sepenuhnya, supaya kehendak Allah dapat dilakukan sepenuhnya di dalam hidup kita. Tanpa hambatan sama sekali! Katakan, "Tuhan, inilah saya dengan segala kelemahan saya, dengan segala kegagalan saya, biarlah kuasa yang daripadaMu saja, dan bukan kekuatan saya, yang bekerja selanjutnya. Pakailah hidup saya sepenuhnya! Genapilah kehendakMu! Hindarkanlah saya dari kecenderungan untuk menghalangi kuasa FirmanMu."
 
Kunci untuk Dapat Berbuah - Ketahanan Menghadapi Penderitaan
Mari kita melihat lebih dalam lagi pada persoalan ini. Apa yang menjadi perbedaan utama dari kedua kelompok ini? Ini adalah hal yang ingin saya ulas sampai ke dasarnya. (Bagi beberapa di antara anda, mungkin ini merupakan khotbah yang terakhir, karena ada beberapa di antara anda yang akan segera berangkat). Ini adalah khotbah yang saya harapkan agar selalu anda ingat karena membicarakan tentang hal-hal yang akan membedakan mereka yang selamat dan yang tidak dapat bertahan. Akan membedakan antara yang akan bertumbuh semakin kuat secara rohani dan yang tidak akan menghasilkan apa-apa, sampai kepada mereka yang akhirnya murtad.
Apa kunci pemahamannya? Inilah poin yang ingin saya tanamkan di dalam hati anda. Semua pembahasan ini sebenarnya berkisar pada satu hal: apakah anda memahami arti penderitaan dan apakah anda bersedia menanggungnya. Itulah hal yang akan memberi perbedaan. Saat ini anda mungkin masih belum memahaminya, akan tetapi saya ingin agar anda merenungkannya sejenak.
Kata terakhir di dalam bagian perumpamaan tentang penabur di Lukas ini adalah "ketekunan". Kata ini mengandung makna 'ketahanan atau daya tahan'. Kata terakhir inilah yang menjadi kuncinya. Kata terakhir di dalam perumpamaan ini haruslah anda ingat baik-baik. Jika anda tidak ingat keseluruhan isi perumpamaannya, maka paling tidak anda ingat pada kata 'ketekunan' ini. Kata ini menunjukkan bahwa anda tidak duduk diam sambil menunggu sesuatu terjadi. Kata ini menunjukkan suatu daya tahan di dalam menjalani penderitaan.
Kita tidak perlu membuang waktu memikirkan mereka yang masuk ke dalam kategori pertama dari kelompok yang tidak diselamatkan karena mereka memang tidak akan mau menerima Firman Allah. Akan tetapi kita perlu memperhatikan mereka yang masuk kategori kedua dan ketiga yang menerima Firman Allah itu, yang menjadi orang Kristen - sesuai dengan definisi gereja - yang menjadi orang percaya, namun hanya sebentar saja dan kemudian murtad. Mengapa mereka ambruk? Karena tidak tahan menghadapi tekanan. Mereka menjadi orang Kristen mungkin karena beberapa pengajar yang berkhotbah seperti ini: "Jika anda datang kepada Yesus maka anda akan memperoleh damai sejahtera dan sukacita". Mereka menawarkan manisan. Siapa yang tidak suka manisan? Dan memang demikian, seringkali pekabaran Injil berlangsung seperti obralan permen.
 
Kesukaran Pasti Menimpa orang Kristen
Cara Tuhan Yesus mengabarkan Injil sangat jauh berbeda. Ia menyatakan bahwa menjadi orang Kristen bukanlah perkara gampang. Anda harus bertahan menghadapi tekanan. Anda harus menahan banyak tekanan. Injil secara terang-terangan menyebutkan hal ini. Rasul Paulus, ketika mengabarkan Injil, tidak pernah mengobralnya seperti permen. Lihat saja di dalam Kisah 14:22. Apa yang terbaca di sana? "Untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara". Itulah pernyataan dari Injil. Anda akan memasuki kerajaan Allah, benar, tapi harus melalui banyak sengsara. Saya berterima kasih kepada Allah yang membawa saya kepada para pengajar yang jujur akan hal ini. Saya muak melihat orang yang mengobral kerajaan Allah seperti barang murahan. Kemudian, ketika segala sesuatu mulai bermasalah, anda bertanya-tanya, "Hei, apa yang terjadi dengan saya? Mengapa muncul banyak masalah justru sesudah saya menjadi Kristen?" Tepat sekali! Ketika anda menjadi Kristen, anda akan mendapati bahwa segala sesuatu di dunia ini mulai menjauhi anda. Segala sesuatu mulai menjadi masalah. Dengan begitu anda akan tahu bahwa anda sudah menjadi Kristen. Begitulah cara untuk mengetahui apakah anda Kristen atau bukan. Jika anda menyangka bahwa segala sesuatunya akan menjadi indah buat anda, maka anda masih belum memahami persoalannya. "Untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah," kata Paulus, "Kita harus mengalami banyak sengsara".
Di sini Tuhan Yesus mengatakan hal yang persis sama. Ia berkata bahwa ketika benih mulai tumbuh, maka akan terjadi tiga hal. Yang pertama tercatat dalam Mat.13:21, yaitu 'penindasan'. Yang kedua adalah 'penganiayaan'. Dan yang ketiga terlihat di dalam Lukas 8:13, yaitu 'pencobaan'. Kita perlu mempelajari ketiga hal ini: (1) penindasan, (2) penganiayaan, dan (3) pencobaan.
 
1. Penindasan (Tekanan)
Ketiga hal ini akan menimbulkan tekanan yang luar biasa atas diri anda. Suatu tekanan yang sangat berat. Kenyataannya, memang demikianlah arti dari penindasan di dalam bahasa sumbernya. Kata Yunani untuk 'penindasan' pada dasarnya berarti 'tekanan'. Berada di bawah penindasan berarti berada di bawah tekanan. Begitulah maknanya sehubungan dengan pengertian dasarnya, namun kata ini menjadi luas jangkauannya jika dikaitkan dengan tekanan bagi kehidupan Kristen seseorang. Dan kata yang sama digunakan pula di dalam Kisah 14:22: "Untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara". Artinya anda akan masuk dalam banyak rupa tekanan sepanjang waktu. Saya yakin bahwa mereka yang baru dibaptis pasti mulai mengalami tekanan, bukankah demikian? Jika anda belum mendapatkannya, maka itu akan datang segera. Tetapi, jika anda terus saja tidak mengalami tekanan, maka saya akan menguatirkan apakah anda mengerti apa arti menjadi orang Kristen. Anda pasti akan mengalami tekanan. Inilah arti dari kata 'penindasan'.
Lalu bagaimana sikap seorang Kristen dalam hal ini? Lihatlah Roma 5:3. Apa yang disampaikan oleh rasul Paulus di dalam Roma 5:3? Ini adalah kata-kata yang perlu anda tanamkan di dalam hati jika anda ingin menjadi orang Kristen sejati. Rasul Paulus berkata, "Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita" (Rom5:3-5). Perhatikan kata-kata "Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita". kata yang diterjemahkan dengan 'kesengsaraan' adalah kata yang sama dengan 'penindasan' dalam bahasa Yunani. Yaitu kata yang berarti 'tekanan': "kita bermegah di dalam tekanan".
Bagaimana jika dibandingkan dengan pemikiran anda? Sekarang ini, gereja dipenuhi oleh orang-orang yang menjadi Kristen karena mereka datang untuk memunguti manisan. Mereka masuk Kristen untuk menyenangkan hati sendiri. Tidak heran jika orang Kristen seperti ini segera mengeluh segera ketika tekanan mulai datang. Ketika beban mulai memberati mereka, mereka mulai mengeluh, "Hei, apa yang terjadi? Ada apa ini?" Ya, yang terjadi sebenarnya adalah anda mulai mengalami kehidupan Kristen. Jika ada pengkhotbah yang tidak memberitahukan anda bahwa ketika anda menjadi Kristen, anda akan masuk ke dalam tekanan, pengkhotbah itu tidak layak mengabarkan Injil. Ia tidak pantas mengabarkan Injil. Sangat banyak masalah yang saya dapatkan karena kelakuan para penginjil yang keluyuran mengejar pengikut baru. Orang-orang ini, ketika sudah memastikan bahwa seseorang bersedia membuat keputusan untuk mengikut Kristus, lalu segera beralih ke sasaran lain! Perhatiannya kepada orang malang yang baru mengambil keputusan itu berakhir sudah. Lalu para pendeta kebagian tugas untuk menghadapi keruwetan yang ditimbulkannya. Orang-orang datang kepada saya dan mengeluh, "Mengapa? Mengapa semuanya menjadi kacau? Ayah saya jatuh sakit; ibu saya dibelit masalah keuangan; dan usaha saya berantakan. Saya sendiri harus menghadapi masalah pribadi di sana-sini. Apa yang terjadi? Saya kan sekarang sudah jadi orang Kristen! Allah seharusnya memberi saya gula-gula!" Allah tidak pernah menjanjikan manisan kepada anda. Pelajarilah isi Alkitab! Jika anda tahu apa artinya menjadi orang Kristen, seharusnya anda bermegah bersama rasul Paulus yang berkata, "Bahkan lebih dari itu, kami justru bermegah di dalam kesengsaraan." Lalu anda menyahut, "Ada apa dengan Paulus? Apa dia sejenis orang gila? Apa dia jenis orang yang gemar siksaan?" Bukan, tapi Paulus orang yang memahami apa arti hidup sebagai orang Kristen; yaitu selalu berada di bawah tekanan. Saya harap anda mencamkan hal itu baik-baik. (Saya ucapkan sekali lagi bagi mereka yang kembali ke Hong Kong. Ingatlah: kalian dipanggil untuk menderita! Saya harap kalian memahami hal itu, paling tidak di dalam gereja ini. Jika anda pulang ke Hong Kong, anda akan masuk di dalam tekanan). Maka anda akan dapat bersyukur kepada Allah atas tekanan yang anda hadapi. Anda akan belajar untuk bersama rasul Paulus berkata, "Aku bermegah". Kita bermegah atas penderitaan, tekanan, yang harus kita tanggung.
 
2. Penganiayaan
Kata yang kedua adalah 'penganiayaan'. Anda belum benar-benar orang Kristen jika anda belum mengalami aniaya. Cepat atau lambat anda akan mengalaminya, dan bentuk aniaya yang paling buruk adalah yang berasal dari sesama orang Kristen. (Saya sampaikan sekali lagi bagi mereka yang kembali ke Hong Kong. Jangan kecewa jika kebanyakan aniaya yang anda alami akan berasal dari sesama orang Kristen). Ingatlah selalu, seperti yang sudah sering saya sampaikan, bahwa orang yang menganiaya Tuhan Yesus sebagian besar berasal dari kalangan religius. Golongan Farisi, adalah kelompok orang yang fanatik; golongan ahli Taurat, adalah para teolog; imam-imam di Bait Allah, adalah para pemimpin agama di jaman itu - ketiga kelompok inilah yang menjatuhkan hukuman mati kepada Yesus. Ingatlah hal itu baik-baik!
John Wesley, seorang hamba Allah yang luar biasa, sepanjang hidupnya dianiaya oleh sesama orang Kristen. Tahukah anda akan hal itu? Bukan orang non-Kristen yang menimbulkan aniaya berat bagi John Wesley. Ia juga mengalami aniaya dari orang non-Kristen. Akan tetapi orang Kristenlah yang paling menyusahkannya. Pada awalnya, ia diusir dari Gereja Inggris (gereja resmi kerajaan Inggris, pent.). Ia tidak diijinkan untuk berkhotbah di dalam setiap cabang Gereja Inggris, karena ia mengajar tentang kekudusan, dan Gereja Inggris tidak mau mendengar khotbah tentang kekudusan. Mereka mengusirnya keluar sehingga John Wesley harus berkhotbah di jalanan, karena ia tidak lagi boleh berkhotbah di mimbar gereja. Namun syukur kepada Allah, karena melalui John Wesley terjadi suatu kebangkitan rohani yang luar biasa di Inggris, yang tidak pernah dapat diimbangi oleh peristiwa-peristiwa kebangkitan rohani lainnya sepanjang sejarah Inggris. John Wesley sadar bahwa ia akan mengalami penganiayaan. Ia tidak menyimpan keluhan terhadap mereka yang menganiaya dia. Ia tidak menyimpan dendam. Dan sekarang ini, Gereja Inggris sangat menyesali apa yang sudah mereka perbuat terhadap John Wesley dahulu. Mereka sekarang mencoba untuk merangkul Gereja Metodis agar mau kembali ke Gereja Inggris.
Ingatlah hal ini baik-baik. Bagi mereka yang melayani Tuhan (yang akan menghadapi aniaya). Jika anda setia kepada Injil, anda akan menghadapi penganiayaan dari orang non-Kristen sekaligus dari sesama orang Kristen. Kadang kala anda akan bertanya-tanya, "Mengapa saya dimusuhi semua orang?"
Di masa awal sejarah gereja, Athanasius, seorang hamba Allah yang luar biasa dari abad ke-4, mengalami pengucilan sampai tujuh kali. Siapa yang mengucilkannya? Sesama orang Kristen! Ia diusir keluar dari lingkungan gereja. Hanya cabang tempat ia melayani saja yang setia mempertahankannya. Gereja secara umum saat itu mengucilkan dia. Namun kemudian segala sesuatu mulai berbalik. Athanasius sekarang ini kita kenal sebagai seorang penyelamat besar di tengah lingkungan jemaat, ia menyelamatkan jemaat dari ancaman kesesatan yang mengerikan. Akan tetapi pada jamannya, ia sendiri malah dituduh sebagai orang sesat.
Sekarang kita sudah mendapatkan gambaran yang semakin jelas. Kata yang pertama adalah 'tekanan'. Kata yang kedua adalah 'penganiayaan'. Rasul Paulus berkata di dalam 2 Tim.3:11, "Engkau telah ikut menderita penganiayaan dan sengsara seperti yang telah kuderita." Dan ia melanjutkan dalam ayat berikutnya, ay.12: "Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya". Anda harus menderita aniaya. Jangan mengira bahwa anda adalah kekecualian! Jika anda ingin dikecualikan, jangan menjadi orang Kristen. Saat anda menjadi orang Kristen, sadari hal ini, "Saya akan menderita aniaya." Namun jika anda tidak ingin menderita aniaya, maka kemasilah barang-barang anda dan lupakan Kekristenan. Anda tidak usah menjadi orang Kristen sama sekali.
 
3. Pencobaan
Kata yang ketiga, yang kita dapati dalam Lukas 8:13, adalah kata 'pencobaan'. Kata 'pencobaan' di dalam bahasa Yunani memiliki dua makna. Makna pertama dari kata 'pencobaan' adalah ujian dari Allah. Jadi merupakan tindakan Allah untuk menguji anda. Dalam pengertian ini, terjemahan yang dipakai bukanlah 'pencobaan'; karena merupakan ujian. Kata Yunani yang sama dipakai di dalam 1 Pet.4:14 dengan makna pengujian ini. Di ayat ini, rasul Petrus berkata, "Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu." Di sini kata tersebut diterjemahkan dengan kata 'dinista' - menderita penistaan karena nama Kristus - dan diuji dengan cara ini. Ungkapan "ujian", berada di bawah tekanan, mengalami ujian Allah - diuji dengan api, seperti yang ada tertulis - merupakan bagian dari kehidupan orang Kristen. Anda akan selalu menghadapi ujian. Kita akan membahas hal itu sebentar lagi.
Makna kedua dari kata 'pencobaan' adalah digoda untuk berbuat dosa. Di sini pengertiannya sangat jauh berbeda. Dalam maknanya kali ini, Iblislah yang memegang peranan. Tentu saja, Iblis ikut berperan di dalam setiap ujian, dalam arti ia selalu mencoba untuk menjatuhkan anda, menjauhkan anda dari Allah. Namun, di dalam makna yang kedua ini, ia berperan langsung, bukannya sekadar dilibatkan. Ia menggoda anda untuk berbuat dosa; mengumpankan dosa kepada anda. Ia akan memamerkan kenikmatan dosa. Ia mencoba menjerat anda ke dalam dosa. Ini dapat kita lihat contohnya di dalam Lukas 4:13, di mana setan mencoba untuk menggodai Tuhan Yesus, mencoba untuk menjatuhkanNya.
 
Penderitaan Digambarkan dengan Sinar Matahari - ia dapat Membinasakan atau Memberi Pertumbuhan
Secara keseluruhan, kita dapat melihat bahwa penderitaan memang tidak terpisahkan dari kehidupan orang Kristen. Kita sudah melihat arti ketiga kata yang dipakai oleh Tuhan Yesus dalam menjelaskan mengapa benih yang jatuh di tanah yang berbatu-batu itu layu. Saya ingin agar anda memperhatikan perumpamaan ini sekali lagi. Di dalam perumpamaan ini, pernderitaan dibandingkan dengan matahari. Sangatlah penting untuk dapat memahami hal ini. Ia berkata bahwa ketika matahari terbit, maka benih yang tumbuh di tanah berbatu-batu itu mati, karena mereka tidak berakar dan tidak mendapat cukup air. Renungkanlah. Di dalam pengajaran Tuhan kali ini, matahari dibandingkan dengan penderitaan. Hal ini sangat penting. Matahari dapat membinasakan ataupun membantu pertumbuhan. Ini sebabnya saya nyatakan bahwa poin ini sangat penting untuk dapat memahami perumpamaan yang diajarkan Tuhan.
Tanpa matahari, tidak ada tanaman yang dapat tumbuh. Hal lain yang perlu anda ingat baik-baik adalah bahwa matahari sangatlah dibutuhkan, dalam pengertian tertentu, oleh tanaman yang menghasilkan buah. Ia memampukan mereka untuk dapat menghasilkan banyak buah. Akan tetapi bagi tanaman yang tidak berakar, ia akan membinasakannya. Penindasan sama seperti matahari. Ia akan membawa anda semakin masuk dalam kerohanian, atau akan membinasakan kerohanian anda, dan itu semua bergantung pada anda, bukannya pada matahari. Kita akan menelaahnya dengan lebih teliti sesaat lagi.
 
Tiga Perkara Fatal bagi Orang Kristen
Mari kita lihat mereka yang masuk kategori kedua dari orang percaya yang gagal bertahan, benih yang tumbuh di tengah semak belukar. Tentunya kita memahami bahwa benih itu tidak jatuh di tengah semak belukar yang sudah besar; pada awalnya semak itu tidak nampak. Mereka tumbuh bersama dan semak itu mencekik benih yang ditabur. Di bagian ini, kita juga melihat ada tiga hal yang berkaitan dengan semak belukar itu, khususnya jika kita melihat di dalam Markus 4:19. Inilah yang disampaikan oleh Tuhan Yesus berkaitan dengan benih yang jatuh di semak belukar. Kita mulai dari ayat 18: "Dan yang lain ialah yang ditaburkan di tengah semak duri, itulah yang mendengar firman itu," - sekarang perhatikan tiga hal yang disampaikanNya - "lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan dan keinginan-keinginan akan hal yang lain..."
Perhatikan bahwa Tuhan Yesus menggunakan tiga kata bagi penderitaan: aniaya, tekanan dan pencobaan sehubungan dengan mereka yang tumbuh di tanah berbatu-batu. Selanjutnya, Ia memakai tiga ungkapan pula dalam hubungannya dengan mereka yang tumbuh di tengah semak belukar; yaitu, (1) kekuatiran dunia ini, (2) tipu daya kekayaan dan (3) keinginan-keinginan akan hal yang lain. Ketiga hal ini akan menjadi perkara yang fatal bagi orang Kristen yang coba-coba memberi lahan bagi hal-hal tersebut - mementingkan dunia, mementingkan masa sekarang.
 
Menghindari Penderitaan berarti Mengejar Kesenangan Duniawi
Sekarang cobalah tanyakan pada diri anda sendiri mengapa ketiga hal tersebut akan berdampak besar bagi orang Kristen. Seseorang yang tidak mau menderita adalah orang yang hanya ingin menikmati apa yang disebut 'kehidupan'. Ia ingin menghindari penderitaan. Jadi, pada dasarnya, hal yang sama berlaku di sini. Jika anda tidak ingin menderita, maka anda pasti akan pergi mengejar kekayaan. Mengejar kenikmatan duniawi. Itulah cara untuk lari dari penderitaan. Jadi kategori kedua ini (dari mereka yang percaya tetapi gagal bertahan) sebenarnya sama persis dengan mereka yang pertama, yang tumbuh di tanah berbatu-batu; mereka semua lari dari tekanan. Mereka ingin mencari pelarian di dunia ini, mereka kuatir jika sewaktu-waktu gagal, jika mereka tidak dapat meraih apa yang mereka kejar di dunia ini.
Pada dasarnya, mentalitas yang sama terdapat di dalam kelompok ini, dengan pengungkapan yang berbeda-beda. Mengapa seorang Kristen mencintai uang? Karena uang dapat menyingkirkan tekanan dari pundak mereka, bukankah begitu? Uang dapat menolong mereka untuk mendapatkan mobil mewah; uang dapat membantu mereka mendapatkan rumah yang lebih indah; uang dapat membantu mereka untuk meringankan beban dan penderitaan. Lagi pula, apa arti penderitaan sesungguhnya? Penderitaan sebenarnya berarti masuk dalam tekanan keuangan. Anda tidak mau berada di bawah tekanan keuangan, dan untuk itu anda berusaha untuk mendapatkan uang.
Apa artinya? Anda tidak ingin menghadapi aniaya; anda ingin dihormati semua orang. Bagaimana cara agar dihormati orang? Hanya jika anda memiliki uang! Anda dapat mengendarai mobil mewah; dapat menjalani hidup penuh gaya. Orang akan menghormati anda; mereka tidak akan menganiaya anda. Terlebih lagi, jika anda punya banyak uang, sangat berbahaya jika ada orang yang coba-coba menganiaya anda. Anda dapat membayar pengacara. Orang Kristen yang miskin tidak dapat menyeret anda ke pengadilan; tapi jika ia orang kaya, dan anda mengganggunya, maka ia akan menyeret anda ke pengadilan. Ia punya banyak pengacara. Jika anda memfitnahnya, atau mengucapkan hal-hal yang buruk tentangnya, anda akan masuk dalam masalah besar. Tidak ada orang yang berani mengganggu orang kaya, tapi banyak yang berani menyerang orang miskin. Orang miskin tidak dapat membela diri, tapi orang kaya mereka tidak berani serang.
Selanjutnya, tentu saja, anda mulai menginginkan banyak hal karena anda mampu membelinya. Orang miskin tidak punya uang untuk itu; ia hanya dapat mengkhayal tentang stereo tape. Jika anda tidak punya uang untuk membeli stereo tape, anda hanya bisa mengaguminya dari balik kaca. Tetapi orang kaya, dengan uang yang dimilikinya, ia menginginkan segalanya, karena ia memiliki kuasa untuk mendapatkan apa yang diinginkannya. Jika ia ingin berlibur ke Florida (Amerika, pent.), ia segera berangkat ke sana. Dapatkah anda berlibur ke Florida? Tidak! Itu karena anda tidak cukup kaya. Jadi anda hanya bisa mengagumi Florida dari halaman majalah. Anda menikmati keindahan alam Florida dari gambar-gambar di majalah. Ada gambar kapal layar di sana, dan anda membayangkan, "Wah, seperti apa rasanya berlibur di sana." Anda hanya dapat menikmatinya dari kejauhan, lalu anda mulai membatin, "Saya harus mencari lebih banyak uang. Saya harus bekerja lebih keras lagi, sehingga saya dapat menikmati hidup ini."
Jadi kategori ini pun mencoba untuk lari dari penderitaan sejauh mungkin, dan mencari pelarian di dunia. Itu sebabnya saya sampaikan di bagian depan seluruh perbedaan (antara yang selamat dengan yang gagal, pent.) terletak pada pemahaman akan makna penderitaan serta kesediaan untuk menanggungnya. (1) Anda mungkin memahaminya, tetapi anda tidak mau menerimanya, hal ini tidak menolong anda. (2) Anda bersedia menerimanya, dan seperti Paulus, bermegah dalam kesengsaraan. Itulah perbedaan antara kelompok yang selamat dengan yang tidak selamat.
 
Penderitaan itu tidak Terelakkan dan Memang Perlu bagi orang Kristen
Sekarang kita sampai ke bagian kesimpulan tentang penderitaan. Hal pertama yang perlu saya sampaikan kepada anda berkaitan dengan penderitaan ini adalah ini: Penderitaan bagi orang Kristen tidak mungkin dapat dihindari. Sama seperti sinar matahari; matahari bersinar tidak hanya kepada orang non-Kristen akan tetapi juga bersinar atas orang Kristen. Ia bersinar atas semua orang. Ia akan membinasakan yang satu, tetapi juga membantu pertumbuhan yang lain. Alasan mengapa satu tanaman layu terkena sinar matahari bukan semata-mata karena terik matahari itu saja. Matahari tidak memusatkan sinarnya kepada satu titik saja; ia bersinar ke segala arah. Jika ia bersinar atas tanaman yang kemudian layu, ia juga bersinar atas tanaman yang semakin subur. Jadi sia-sia jika seseorang yang gagal lalu mengeluh, "Saya menderita lebih dari yang lain." Anda tidak menderita lebih dari yang lain. Saya jamin bahwa penderitaan anda tidak ada sepersepuluh dari penderitaan Paulus bagi Kristus. Tapi perhatikanlah orang Kristen yang lemah. Ia menggerutu setiap kali ada masalah. Selalu bertanya, "Mengapa Allah berbuat ini kepada saya?" Ia melakukan hal itu kepada anda karena anda memang membutuhkan sinar matahari. Tidak ada tanaman yang bertumbuh tanpa sinar matahari. Anda harus dapat bertahan. Benih yang jatuh ke tanah keras juga mendapat sinar matahari. Tentu saja ia tidak perlu kuatir karena ia tidak akan berlama-lama di sana. Matahari bersinar ke segala arah. Jadi dengan cara yang sama, di dalam hidup ini, tidak ada jalan untuk menghindari penderitaan dan aniaya. Anda dapat melarikan diri dengan mengandalkan dunia ini, namun itu hanya membuat anda masuk ke dalam masalah yang lain, sebagaimana yang sudah kita ketahui.
Dunia ini sangat menipu. Tampaknya anda diberi sesuatu yang baik; lalu anda dijerat untuk semakin jauh memasukinya; dan pada akhirnya anda mendapati bahwa penderitaan juga isinya, penderitaan dalam bentuk yang berbeda. Di dalam hidup ini, tidak ada tempat untuk lolos dari penderitaan, setidaknya dalam jangka panjang. Orang Kristen yang bijak sudah memahami hal itu. Ia tahu bahwa mereka yang kaya juga tidak dapat tidur nyenyak karena kuatir mungkin akan diculik demi tebusan; atau bank tempat ia menyimpan dananya ditutup; atau perusahaan asuransi yang menjaminnya bangkrut; atau harga saham-saham yang dibelinya ternyata anjlok; dan masih banyak lagi kekuatiran lainnya. Kekuatiran mereka tidak ada akhirnya. Siapa yang akan menerima warisan jika ia mati, dan apakah keluarganya akan berkelahi memperebutkan warisan itu nantinya. Ada yang lebih buruk lagi, yaitu mereka yang sudah kehilangan kesehatannya sebelum menjadi kaya. Seperti yang sudah pernah saya ceritakan kepada anda, ada beberapa orang yang mengorbankan kesehatannya untuk dapat memperoleh kekayaan, lalu kemudian, sesudah menjadi kaya, mereka menggunakan kekayaan itu untuk mengembalikan kesehatan mereka. Dan hal yang begini sering terjadi.
Selanjutnya hal kedua yang perlu kita pahami sehubungan dengan penderitaan adalah ini: alasan mengapa anda bermegah atas penderitaan, jika anda adalah orang Kristen yang bijak, adalah karena anda tahu bahwa penderitaan membasmi dosa di dalam hidup anda. Kita dapati hal ini di dalam 1 Pet.4:1: "Barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa." Sudah cukup sering saya menyampaikan ayat ini kepada anda di dalam pendalaman Alkitab. Sangatlah penting untuk memahami bahwa: penderitaan akan memangkas akar-akar dosa. Penderitaan merupakan jalan untuk membasmi lalang di dalam hidup anda, membasmi sampai ke akarnya, jika anda ijinkan penderitaan itu bekerja, jika akar -akar lalang itu anda hadapkan ke matahari. Penderitaan akan memurnikan hidup anda. 1 Pet. 1: 6,7 memberitahu kita bahwa itulah ujian bagi iman kita, seperti emas yang diuji dengan api sehingga menjadi semakin murni. Atau, jika kita kaitkan dengan perumpamaan ini, sejalan dengan semakin teriknya sinar matahari, tanaman tersebut menancapkan akarnya semakin jauh ke dalam tanah. Kualitas kehidupan rohaninya meningkat karena ia tahu bahwa ia harus bergerak lebih jauh lagi ke dalam untuk dapat menyerap semakin banyak air yang dibutuhkannya.
Yang ketiga, penderitaan pada kenyataannya adalah tanda dari kasih Allah. Sinar matahari demikian indahnya! Sinar matahari yang membantu pertumbuhan tanaman, mengapa ia membinasakan tanaman yang tidak berakar? Jika anda memiliki akar, tanaman yang memiliki akar justru menikmati sinar matahari. Sangat luar biasa! Ia bertumbuh justru karena sinar matahari. Ini menggambarkan kasih Allah kepada kita. kita mendapatinya, sebagai contoh, dalam Ibr.12:10. Kita diberitahu bahwa melalui penderitaan dan disiplin, kita dapat beroleh bagian dalam kekudusanNya. Tahukah anda akan hal itu? Kekudusan hanya dapat dimasuki melalui penderitaan. Allah memberi penderitaan agar supaya "kita beroleh bagian dalam kekudusanNya" - Ibr.12:10 memberi tahu kita - supaya kita dapat menjadi serupa dengan Dia. Secara umum, Ibrani 12:3-11 berbicara tentang fakta bahwa Allah mendisiplin kita karena Ia mengasihi kita. Saya mendisiplin anak saya karena saya mengasihinya. Disiplin adalah ungkapan kasih dan kepedulian saya. Saya tidak mendisiplin anak tetangga saya, karena itu anak orang lain, jika anak itu melakukan kenakalan, seperti merusak rumahnya sendiri, maka itu bukan tanggung jawab saya. Saya tidak akan mendatanginya dan menegur, "Mengapa kamu merusak rumah kamu?" Itu adalah urusannya sendiri. Jika orang tuanya tidak menghentikannya, mengapa saya harus melakukannya? Akan tetapi saya mempedulikan anak saya. Jika anak saya melakukan hal itu, maka saya akan mendisiplinnya. Hal ini akan melukai hatinya; dan saya juga, akan tetapi penderitaan adalah ungkapan dari kasih.
 
Kita Dipanggil untuk Masuk dalam Persekutuan Penderitaan Yesus
Dan terlebih lagi, kita dipanggil untuk masuk ke "persekutuan dalam penderitaan-Nya" (Flp.3:10). Kita dipanggil untuk masuk ke sana. Bagaimana menurut anda? Apakah anda curiga bahwa saya sakit jiwa karena berbicara seperti ini? Tuhan Yesus berbicara tentang hal yang sama: "Barangsiapa yang ingin mengikut Aku, ia harus memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku." Anda mau mengikut Yesus? Anda harus berjalan di belakangNya. Ia memikul salibNya; dan anda memikul salib anda. Anda mengikut Dia dalam - "persekutuan dalam penderitaan-Nya". Hal ini sangat penting untuk dipahami. Dan hal ini juga mengandung berbagai macam makna:
Pertama, itu berarti bahwa ketika anda menanggung penderitaan, maka anda dipandang sebagai muridNya. Anda mengikut jejakNya. Di dalam 1 Pet.2:21 dikatakan bahwa Ia meninggalkan teladan untuk kita ikuti jejakNya. Itu sebabnya ketika anda menanggung penderitaan maka anda mengerti bahwa adalah seorang murid. Penderitaan ini adalah buktinya.
Kedua, penderitaan ini membuktikan bahwa kita memuliakan Kristus dengan tubuh kita. Rasul Paulus berkata bahwa ia bermegah di dalam penderitaannya. Di dalam Filipi 1:20 ia berkata, "Sebab yang sangat kurindukan dan kuharapkan ialah ... Kristus dengan nyata dimuliakan di dalam tubuhku, baik oleh hidupku, maupun oleh matiku." Di mana ada orang Kristen seperti ini sekarang? Di mana kita dapat menemukan orang seperti itu? Orang sekarang hanya ingin hidupnya saja, bukan matinya. Paulus berkata, "Aku lebih suka mati." Ia tidak takut mati karena "Kristus dimuliakan dengan matiku". Kita melihat bagaimana ia berkeras untuk pergi ke Yerusalem sekalipun yang lain berusaha mencegahnya. Ia tidak pernah takut untuk mati. Ia akan memuliakan Allah di dalam penderitaannya.
Ketiga, kita dapati bahwa hanya melalui penderitaan kita akan dapat mengenal Yesus sampai ke tingkat yang terdalam. Kepada orang Kristen semacam inilah kita perlu bersekutu, sayangnya mereka tergolong langka. Dengan mereka anda dapat bersekutu sampai tingkat yang terdalam. Anda tahu mengapa? Karena mereka benar-benar mengenal Yesus. Bagaimana cara mereka mengenal Yesus? Di mana mereka mengenal Dia? Di dalam kelas penderitaan! Seorang Kristen yang telah mengalami penderitaan akan memiliki kedalaman yang tidak dimiliki oleh orang Kristen lainnya. Mereka memiliki kedalaman. Mereka benar-benar mengenal Yesus - bukannya sekadar berkata, "Aku percaya padaNya." Mereka mengenal Yesus sampai ke tingkat yang terdalam. Ini adalah jenis orang Kristen yang sudah langka sekarang ini. Jika suatu hari nanti anda mendapat kesempatan untuk bertemu dengan saudara-saudara seiman di China, anda akan mengerti maksud saya. Orang yang sudah pernah mengalami kesulitan di tempat kerja paksa adalah orang Kristen dengan kualitas yang berbeda. Ia bukanlah tipe orang Kristen mingguan. Bukan pula orang Kristen yang gemar piknik. Ia adalah orang Kristen yang sudah mengalami masa kerja paksa, penderitaan, pukulan dan interogasi. Ada kualitas yang berbeda di dalam diri orang-orang ini. Mereka mengenal Yesus secara khusus.
Inilah yang Paulus rindukan. Ia berkata, "Apakah engkau ingin mengenal Yesus? Saya beritahu cara untuk mengenal Yesus. Kamu dapat mengenalNya di tempat penderitaan." Jika anda tidak ingin menderita, maka anda tidak akan mengenal Yesus. Anda tidak akan dapat mengenal Yesus dengan memasuki sekolah Alkitab dan belajar di sana. Itu bukan tempat untuk mengenal Yesus; itu tempat untuk memperoleh pengetahuan akademis. Tempat untuk memperoleh gelar akademis, tetapi bukan tempat untuk mengenal Yesus. Tidak seorang pun yang lulus dari sekolah Alkitab memiliki pengenalan akan Yesus seperti pengenalan yang dimiliki oleh Paulus, dengan cara sebagaimana yang sudah kita bicarakan. Tak seorangpun lulusan dari sekolah Alkitab yang memiliki pengenalan akan Yesus seperti saudara-saudara di China yang mungkin tidak memiliki pendidikan tinggi, tetapi dipenjarakan karena Tuhan Yesus. Saya beritahukan kepada anda, jika anda berbicara dengan kedua macam orang ini, maka anda akan melihat perbedaan seperti langit dan bumi. Mereka merupakan dua tipe orang yang berbeda sepenuhnya. Saya sudah pernah bertemu dengan kedua macam orang ini; saya sudah melihat perbedaannya. Yang satu mengenal Yesus; yang satunya lagi hanya memiliki pengetahuan tentang Yesus. Perbedaannya sangatlah besar.
Yang mana yang anda inginkan? Jika anda ingin tahu lebih banyak tentang teologi, ada banyak toko buku Kristen di kota anda. Beli saja beberapa buku dan bacalah. Anda ingin mendapat pengetahuan teologis yang sistematis, cari bukunya dan bacalah. Namun anda tidak akan mengenali Yesus lebih mendalam hanya berbekalkan buku-buku itu. Mengenal Yesus hanya dapat dilakukan di dalam kelas penderitaan, di dalam persekutuan dalam penderitaanNya. Itu sebabnya mengapa di dalam Filipi 3:10, rasul Paulus berkata, "Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya". Ia meletakkan semua itu di dalam satu kalimat. Mengapa? Karena memang tidak terpisahkan. Apakah anda ingin mengenal Dia? Anda akan dapat mengenalNya di dalam persekutuan dalam penderitaanNya. Itulah saat di mana Ia menjadi lebih dekat kepada anda; saat di mana anda paling membutuhkan Dia; dan saat di mana Ia akan berbicara dengan sangat jelas kepada anda.
Saya menyampaikan hal ini berdasarkan pengalaman. Masa tiga tahun di China, ketika saya menghadapi kelaparan dan aniaya sampai batas tertentu, adalah saat di mana saya melangkah di dalam persekutuan yang termanis dan terdekat dengan Tuhan Yesus. Di bawah tekananlah, di dalam "persekutuan dalam penderitaanNya" saya mengenalNya secara mendalam - saat yang jauh lebih berharga ketimbang masa belajar di sekolah Alkitab, ketimbang masa kuliah ketuhanan. "Persekutuan dalam penderitaanNya!" Saya harap semua ini membantu anda dalam memahami makna penderitaan, makna dan nilai dari penderitaan. Saat menanggung penderitaan adalah masa di mana anda mengalami kedekatan yang paling erat dengan Yesus.
Namun itu terjadi hanya jika anda menancapkan akar lebih jauh ke dalam tanah. Penderitaan juga dapat menjauhkan anda dari Tuhan, sebagaimana yang terjadi dengan dua kategori yang murtad, atau menarik anda kepada Allah, tergantung pada anda, pada kondisi hati anda. Jika anda mengalami penderitaan, bersyukurlah kepada Allah, katakanlah, "Sekarang kesempatan saya untuk dapat mengenalNya." Mendekatlah kepadaNya. (Saya sampaikan sekali lagi, khususnya kepada mereka yang kembali ke Hong Kong, anda akan mengalami saat-saat yang sulit melalui dua macam hal: Dunia ini menjadi sangat memikat bagi anda, dan menggoda anda dengan berkata, "Tinggalkan saja kesukaran hidup sebagai orang Kristen. Beralihlah ke pihak kami!" Atau jika anda menolak, maka anda akan berada di bawah tekanan berat.) Bertahanlah di dalam Tuhan, maka anda akan mendapati bahwa Tuhan Yesus mendampingi anda - dalam persekutuan dengan anda. Maka anda akan dapat merasakan manisnya suatu persekutuan. Anda tidak akan pernah tahu seberapa dekat Yesus bagi anda sampai tibanya saat penderitaan itu. Anda akan berkata, "Tuhan, saya tidak pernah tahu sebelumnya bahwa Engkau begitu dekat di sisi saya. Engkau selalu bersama saya setiap saat." Di dalam setiap penderitaan anda, anda akan mendapati bahwa Ia pun ikut menderita bersama anda.
 
Kesempatan Istimewa untuk Menanggung Penderitaan Besar Hanya Tersedia bagi mereka yang Luar Biasa
Terakhir, ada satu kategori penderitaan yang saya sendiri tidak berani menyebutkannya, karena kategori penderitaan yang satu ini disiapkan hanya untuk orang-orang pilihan Allah, bejana kemuliaan Allah. Ini adalah kesempatan istimewa untuk menanggung penderitaan yang hanya disediakan bagi mereka yang sudah ditentukan oleh Allah. Kebanyakan di antara kita tidak layak untuk menjalaninya. Anda tahu ketika Allah memilih Paulus, inilah yang dikatakanNya di dalam Kisah 9:15-16: "Orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku" dan "Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku." Apakah anda ingin menjadi alat pilihan? Itu dia! Saya sudah mendengar banyak orang yang berkata, "Tidak adil. Allah memilih Paulus." Apakah anda bersedia menanggung penderitaan hebat? Anda dapat saja menjadi Paulus yang berikutnya. Anda berpeluang untuk itu. Namun, sebelum saatnya tiba, jangan terlampau yakin akan hal itu. Hal lainnya adalah, jika Dia memilih anda, maka anda akan memikul beban salib yang luar biasa beratnya di pundak anda. Paulus adalah jenis orang yang bermegah di dalam kesengsaraan. Allah memilih dia dan berkata, "Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku."
Saya teringat pada Wang Ming Dao sebelum ia masuk ke penjara. Ia berkata, "Saya tidak layak untuk menderita bagi Kristus." Ia terus menerus berkata bahwa ia tidak layak untuk menderita bagi Kristus. Mungkin ia menyadari poin ini: dipanggil untuk menderita bagi Kristus adalah suatu kesempatan yang sangat istimewa, yang tidak diberikan kepada sembarang orang. Orang-orang Kristen di China tahu persis akan hal ini. Akhirnya Wang Ming Dao mendapat kesempatan istimewa ini. Apakah ia masih hidup sekarang ini, kita tidak tahu persis. Akan tetapi ia, paling tidak, memahami bahwa ini adalah kesempatan istimewa yang tidak diberikan kepada sembarang orang.
Apakah anda melihat hal ini sebagai suatu kesempatan istimewa? Apakah mata anda terbuka bagi pemahaman akan makna penderitaan? Jika ya, maka anda akan menjadi bagian dari mereka yang tidak saja menghasilkan buah, akan tetapi menghasilkan sampai tigapuluh, enampuluh atau bahkan seratus kali lipat.

Sumber: Cahaya Pengharapan Ministries www.cahayapengharapan.org

1 comment:

  1. How to Play Slots at Harrah's Hotel and Casino - KT Hub
    At Harrah's Las Vegas, we don't 울산광역 출장안마 think the casino 제주도 출장안마 is too 청주 출장안마 big for a handful 평택 출장안마 of budget-conscious gamblers. The casino has 충주 출장샵 four restaurants, seven bars and

    ReplyDelete