Siapa
diantar kita yang tak pernah khawatir?dalam batas-batas tertentu perasaan
khawatir justru baik, bisa membuat kita waspada dan tidak ceroboh. Lain halnya
ketika perasaan khawatir itu berlebihan dan justru membuat kita tak berdaya.
Disini permasalahan akan muncul sampai kita enggan berbuat dan melakukan
sesuatu apa pun. Kita tidak mampu mempraktikan suatu spiritualitas yang
berserah diri kepada Tuhan. Akibatnya saat kita berada dalam perasaan khawatir,
kita merasa tidak lagi hidup dalam naungan tangan Tuhan yang kuat. Kehadiran
Tuhan terasa begitu jauh dan tangan-Nya kita rasakan seperti tak mampu untuk
menjangkau dan menolong kita.
Pengalaman
itulah yang pernah dirasakan oleh umat Israel saat mereka dikalahkan secara
telak, kemudian ditawan dan dibuang dalam pembuangan dibabel. Namun juga
pengalaman berupa kekhawatiran atau kecemasan tersebut sering diderita oleh
umat manusia sepanjang masa. Sehingga Tuhan Yesus berkata “janganlah khawatir
akan hidupmu, bukankah hidup itu lebih penting daripada makanan dan tubuh itu
lebih penting dari pada pakaian?” (Matius 6:25).
Menurut
Tuhan Yesus, jangan karna mengkhawatirkan akan hal-hal tadi, kita malah
kehilangan kegembiraan dan rasa damai, kita tidak dapat lagi menikmati kehidupan
ini sebagai anugerah Tuhan, sikap dan keyakinan inilah yang akan memotivasi, mendorong dan
memberdayakan diri kita untuk menjadi kepanjangan tangan Tuhan. kita
dimampukan untuk menyalurkan berkat.
No comments:
Post a Comment