Thursday, 17 October 2013

Lakukan Dengan Sepenuh Hati



Ketika Paulus menulis surat terakhirnya dari Penjara Mamertine di Roma, ia tahu bahwa hidupnya di dunia I memberitakan bahwani akan segera berakhir. Dia dengan setia memberitakan khabar baik, dan meskipun  ia sudah diperingatkan bahwa dia akan ditangkap jika ia terus memberitakan Injil, ia tetap bertahan..
Itulah mengapa ia dirantai di tempat yang menyedihkan, primiotif, sempit, dan  seorang diri. Namun kata-katanya bergema dengan sukacita dan harapnn, bukan dengan depresii dan putus asa.
                    “Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh tuhan. Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya” (2 Tim 4:7-8).
                    Surga ada dihadapan Paulus, dan dia menantikannya. Sekarang dalam kasus Paulus, Ia memiliki pengalaman  unik tentang kematian, pergi ke Surga, dan kembali lagi ke bumi. Itu lah sebabnya ia sebelumnya menulis, “karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan”. (Filipi 1 : 21). Paulus memahami bahwa surge adalah suatu kenaikan tingkat. Itu adalah sebuah  penobatan  Paulus tau ia akan pergi, dan dia tidak menyesali hidupnya. Semua yang telah Allah perintahkan kepada Paulus, telah ia lakukan. Ada rasa penyelesaian atau penggenapan bahwa ia telah menjalani hidup yang bermakna.

No comments:

Post a Comment