Wednesday, 23 October 2013

Jalan Yang Sempit

Mengapa jalan itu adalah jalan yang sempit? Mengapa jalan itu sukar? Apakah karena Allah ingin membuat hidup kita ini menjadi susah? Mengapa Dia tidak membuat kehidupan orang Kristen menjadi lebih mudah? Namun saya bersyukur karena Yesus selalu jujur sepenuhnya dengan kita. Yesus tidak pernah menggoda kita dengan kata-kata yang manis. Dia tidak memberikan kita obat berlapis gula. Ia tidak memberikan janji palsu. Dia selalu berkata, "Aku sangat senang engkau mau mengikut aku, tetapi ketahuilah bahwa jalannya sangat sukar."
Apakah sukar mengerjakan kehendak Allah? Hal ini sangat bergantung kepada kita. Akan sangat sukar jika kita sudah terbiasa mengikuti kehendak kita sendiri. Sangat susah melakukan kehendak Allah Bapa di surga jika kita sudah terbiasa tidak taat. Jalannya sangat amat sukar jika kita selalu ingin mengambil jalan kita sendiri.
Saya sangat heran mengapa anak-anak kecil suka mempersulit hidup mereka sendiri dengan bersikeras mau melakukan kemauan mereka sendiri. Pagi ini, anak perempuan saya mengenakan baju merah yang cantik. Tetapi dia merasa bahwa baju itu terlalu pendek karena rok yang pendek tidak lagi popular. Dia berkata, "Baju ini terlalu pendek." Dia ingin agar baju itu diperpanjang lagi sekitar tiga atau sampai lima sentimeter. Ibunya berkata kepadanya, "Tapi baju ini tidak dapat dipanjangkan lagi." Jadi, dia menggerutu dan mengomel tentang bajunya. Akhirnya ibunya berkata, "Baiklah, pakai saja baju yang lain." Tetapi ia tetap mau memakai baju merah itu tetapi harus diperpanjangkan dulu. Hanya gara-gara baju ini, kami harus membuang begitu banyak waktu.
Tentu saja, setiap orang tua ingin agar anak mereka terlihat manis. Mengapa dia tidak mau memahami bahwa apa yang dia khawatirkan juga merupakan kekhawatiran kita? Namun cara anak-anak bertingkah seolah-olah orang tuanya ingin membuat dia terlihat sangat jelek, dan dengan demikian, dia harus membela serta melindungi kepentingannya.
Bukankah kita juga sangat pintar dalam hal menyusahkan hidup kita sendiri? Mengapa setiap kali Tuhan menyuruh kita untuk mengerjakan sesuatu, kita memprotes, membantah dan mengeluh? Apakah kita pikir bahwa Allah kurang mempedulikan kesejahteraan kita dibandingkan dengan kepedulian kita pada diri kita sendiri? Itu sebabnya, di dalam perikop yang sebelumnya, Yesus megajarkan kita, "Tidakkah kamu mengerti bahwa Bapamu di surga sangat peduli kepadamu, bahwa Dia mengasihi serta menyayangimu? Belum mengertikah kamu akan hal itu? Kalau kamu sudah mengerti, lalu mengapa hal mengerjakan kehendak-Nya itu menjadi susah, padahal kehendak-Nya itu demi kebaikanmu?" Mengapa kita mempersulit hidup kita sendiri dengan cara memprotes dan memaksakan jalan kita sendiri?
Jadi, sebenarnya jalan Allah bukanlah jalan yang sukar. Jalan itu menjadi sukar karena kita memaksakan jalan kita sendiri. Saya mendapati bahwa jalan Allah itu cukup mudah untuk ditempuh. Jika Allah berkata, "Berjalanlah di sini," maka berhentilah memprotes. Katakan saja, "Baik, Tuhan, jika itu yang Kau mau, aku akan berjalan di sini." Namun kita selalu saja ingin berbantah.

No comments:

Post a Comment